Part 19 🐢

28.4K 1.7K 67
                                    

Putri menuntun sepedah miliknya dengan disebelah kanan Leon juga ikut menuntun sepedah gunung miliknya. Putri masih tidak berani menengok kesamping kanannya, dengan menunduk melihat ujung sepatunya yang terus berjalan.

"Berhenti!." Tiba-tiba Leon angkat suara dan membuat Putri berhenti seketika.

Putri menengok untuk menatap Leon dan berkata dengan binggung. "Hah?"

"Lihat kedepan!" Perintah Leon dan diikuti Putri yang melirik arah depan, disana terdapat sebuah tiang yang menjulang. Putri tersadar dan meringis karena malu. "Kenapa terus seperti itu?"

Putri yang lemot masih belum bisa mencerna apa yang di tanya oleh Leon. Leon hanya bertanya tentang raut tidak semangat Putri dari tadi. Leon sempat berfikir kalau suasana hati Putri seperti itu karena kejadian tadi malam. Leon merasa Putri sedikit menghindar darinya karena Putri merasa menyesal telah menciumnya. Apakah sekarang Putri sudah tidak menyukainya lagi. Bagaimana kalau dia benar-benar tidak menyukainya. Kenapa hati Leon sedikit kesal dan masam.

Sedangkan Putri masih menatap Leon dengan bengong. Putri masih belum tau apa yang ditanya Leon. Dengan menggaruk kepalanya Putri bertanya dengan malu. "Enn.. maksud kak Eyon apa ya?"

Leon mengerutkan alisnya dan beralih menuntun sepedahnya kembali kearah depan. Putri yang merasa diabaikan kini suasana kembali turun. Putri mengikuti Leon di belakangnya dengan menatap kearah punggung lebar milik Leon dengan seksama sampai saat mereka sampai di tikungan.

"Oke, kak Eyon kalau begitu Putri pulang dulu." Putri yang ingin berbelok dan ingin pulang tiba-tiba mendengar suara Imamura dari arah belakang mereka.

"Say... Putri." Leon juga Putri serempak menoleh kebelakang mereka.

Putri menoleh dengan raut binggung sedangkan Leon dengan aura dingin yang tiba-tiba keluar dari dalam tubuhnya. Seperti biasa Imamura mendatangi Putri ingin bersaing merebut hatinya. Tetapi melihat tatapan itu Imamura seketika meragukan tindakannya. Tetapi Imamura tidak segampang itu untuk menyerah, walaupun Imamura jelas-jelas tau kalau Leon sudah tumbuh rasa suka pada Putri. Imamura tau karna ia sudah pernah memerankan drama yang sok cuek tetapi dibelakang sang kekasih menyimpan rasa suka. Tetapi bagi Imamura, Leon sedikit menakutkan daripada drama yang ia perankan. Imamura bahkan heran karena ada orang yang seperti Leon itu.

Imamura sampai di depan Putri dan menatap wajahnya dengan cengengesan. "Putri."

"Ya?" Sekarang Putri sudah menganggap Imamura sebagai temannya dan Putri sudah tau sikap gak jelas milik Imamura sendiri.

Leon yang berada di antara mereka tambah mengeluarkan aura dinginnya. Imamura sampai merasakan tatapan mematikan itu. Saat Imamura ingin mengatakan sesuatu tiba-tiba sebuah mobil berhenti pas disebelah mereka. Mobil itu menekan klakson dan pintu mobil dibuka oleh orang didalamnya.

Di sana Valdo keluar dari dalam mobil dan menghampiri mereka. "Ehh.. Putri dan Leon, kebetulan sekali bertemu disini."

Setelah Putri, Leon berjalan dan menyalimi Valdo. "Salam om."

"Ya.. dan ini siapa?" Valdo beralih menatap Imamura yang ada di samping.

"Saya teman terbaik Putri om dan saya otw mengejar Putri." Dan ikut menyalimi Valdo.

"Hahaha... kamu pemberani juga ternyata anak muda, bahkan tidak takut ada papanya disini." Valdo tertawa dan menatap Imamura dan Leon. "Ehh... tetapi Putri menyukai Leon, kamu harus bersaing ketat kalau begitu."

"Papa!!" Putri merengek dan menghentakkan kakinya karena malu dengan papanya.

"Ohh tentu om, saya akan terus berusaha."

"Sudahlah Imamura!" Putri melotot kearah Imamura.

"Baik-baik sekarang kita menjadi bahan tontonan karena berdiri di pinggir jalan. Mungkin mereka melihat tiga cogan dan sedikit berbuat aneh. Mari om bawa kalian mengunjungi rumah kami." Valdo mengajak kedua pemuda itu untuk menghampiri rumah mereka. Imamura tentu menerima seratus persen tetapi Leon, Putri tau kalau Leon tidak akan mau.

"Kak Leon tidak akan ikut kok pah..."

"Aku ikut." Leon memotong perkataan Putri dan berbicara sambil menatap arah lain.

Sejak kapan kak Leon ngikut kayak begini, biasanya kalau tidak disuruh tante Syhanas, Kak Leon tidak akan mau.

"Oke sekarang ayo om ajak kerumah."

Mereka akhirnya pergi kerumah Putri dengan undangan Leon. Imamuran yang duduk disebelah Valdo sedikit gugup karena papa Putri yang banyak bicara. Bertanya ini berkata itu membuat ia harus memikirkan perkataannya terlebih dahulu sebelum berkata.

Mereka sampai tidak lama kemudian. Memasuki rumah yang terlihat mewah dan pergi keruang tamu. Imamura sempat terkejut mendapati Putri anak orang kaya, karena Imamura melihat Putri itu adalah perempuan yang sederhana, berbeda dari yang lain.

Leon dan Imamura duduk agak jauhan dan saling menatap mata satu sama lain. Valdo yang baru masuk merasakan aura yang sengit dan tiba-tiba tertawa pelan.

Putri yang juga tiba mengambil duduk di sofa sebrang dan memakan cemilan yang ada di meja.

"Om, sebelumnya maaf ngerepoti."

"Ahh... santai saja dan nikmati cemilan itu." Dan Valdo beranjak untuk menuju kamar.

"Makasih om." Imamura langsung memakan cemilan tanpa malu.

Leon yang duduk bersandar pada sofa dengan melipat tangannya tanpa minat ingin memakan cemilan itu tiba-tiba tambah mengerutkan alisnya. Di sana Putri dan Imamura saling menyarankan cemilan yang enak. Imamura bahkan menyuapi Putri dengan tangannya sendiri. Tanpa sadar Leon meremas telapak tangan dibalik lipatan tangannya.

Putri kadang tertawa kadang tersenyum dengan menikmati makanan itu. Dan disaat Putri melihat Leon ia berhenti dan bertanya. "Kak Eyon ingin sesuatu?"

Leon memikirkan sesaat dan berkata. "Enn.. ambilkan itu." Leon menunjuk dengan kepalanya pada cemilan kripik kentang dan Putri mengambilkan cemilan untuk Leon.

Disaat Putri ingin memberikan cemilan itu, tiba-tiba Leon mengenggam tangannya dan memasukan kripik kedalam mulutnya. Itu seperti Leon ingin disuapi oleh Putri. Putri yang tersadar tiba-tiba memerah karena malu. Dan Leon melirik Imamura seperti berkata 'aku bahkan di suapi olehnya' membuat Imamura bergidik ngeri.

Suara langkah kaki tiba di ruang tamu dan menyaksikan tiga anak muda sedang mebikmati cemilan. Clara menghampiri mereka dan berseru. "Wahh... ada dua pria tampan di rumah ku hari ini."

"Salam tante." Leon juga Imamura menyalimi Clara dan kembali duduk.

"Hemm... tante mencium bau-bau cinta segitiga nih, benar??"

"Mama!!" Dari Valdo kini Clara, Putri sampai binggung dengan kedua orang tuanya itu.

"Mama hanya bercanda sayang. Oh ini siapa ya?"

"Saya Imamura tan, temen ter..."

"Hanya temen sekelas kok mah." Putri yang melihat sedikit aura Leon keluar lagi memotong perkataan Imamura.

"Owh... tante hanya menyapa, kalau sudah megobrol ayo ikut makan bersama kami."

"Baik tante."

"Kalau begitu tante ke dapur dulu. Ingat kalau mau ngerebut cari cara yang baik oke."

"Mahh..."

"Iya tante."

Sedaritadi yang menjawab hanyalah Imamura, Leon masih diam dan tidak mengangkat suara. Dan pada saat waktu makan akhirnya tiba.





TBC🐢

Widiiiii..... ortu putri emang tebes dahh...

Votenya ya guyss👍👍...

This Is Me (TAMAT)Where stories live. Discover now