Part 4 🐢

35K 1.9K 28
                                    

Mata indah milik Putri berkeliaran kemana-mana, meneliti rumah suaminya ehh ralat calon suaminya dengan antusias. Putri duduk di salah satu sofa yang berukuran sedang dan sangat empuk dengan senyum yang merkah. Menunggu sipujaan hati dengan tidak sabar.

Daniel melirik kakaknya dengan tatapan yang heran. "Gila." Ejek Daniel pada perempuan kecil di sebelah kirinya itu yang sedaritadi cengar-cengir.

"Apa kamu bilang hah??" Putri menyikut lengan Daniel tetapi dengan cepat Daniel mengelak untuk menghindari sikutan dari kakaknya.

Syhanas ibu dari Leon kembali keruang tamu dengan membawa nampan di tangannya. Senyumannya sangatlah manis itu mengapa dirinya terlihat masih muda disaat umurnya sudah bertambah.

"Silahkan di minum..... Putri kamu terlihat cantik sayang, seperti valdo versi perempuan waktu muda." Syahnas mengambil duduk disebelah kiri Putri dan mengelus rambutnya.

Haduh nih calon mertua harus bersikap manis dan lemah lembut.

"Makasih tante." Putri tersenyum kalau bisa ia berikan senyuman termanis pada calon mertuanya.

"Idih sok lembut." Putri memutar bola matanya jengah mendengar ejekan dari adik durhakanya, kenapa adiknya tidak bisa bekerja sama untuk satu hal saja.

"Ehh ini anak kamu Daniel ya Ra, haduhh tampannya, bener tidak?" Syahnas juga menggagumi Daniel yang duduk disebelah Putri.

"Loh kemana Leon Nat?" Valdo mengembalika secangkir teh yang ia minum tadi di meja dan bertanya pada Nathan yang juga ikut meminum tehnya.

"Anak itu sangat jarang pulang Do, entahlah terserah dirinya yang terpenting jangan lupa kewajabinya itu saja."

"Bener itu, aku dengar Leon sangatlah pintar dan aktif di kampusnya. Beberapa olimpiade serta beberapa cabang olahraga dia selalu juara satu." Clara ikut ambil bicara mengenai Leon.

"Ahh.. biasa saja kok Ra, dan bagaimana dengan Putri, bukannya dia masuk semester pertama?"

"Haduh Putri itu sangat malas anaknya Nas, yang dia suka hanya game game dan game tiada hidup tanpa satu kata itu. Dia bahkan tidak bisa mengingat mata pelajaran yang baru di pelajarai dan mendapat nilai jelek."

Haiss.... mama kau sudah merusak rencana anakmu ini mah. Bagaimana kalau calon mertua tidak suka dengan anak yang pemalas, bisa gagal nih rencana membujuk mertua.... tetapi harus tetap kerencana bersikap manis.

"Putri itu tidak malas cuma masih peroses kok." Putri harus membela dirinya sebelum mamanya menceritakan semua aib anaknya sendiri.

"Owhh kalau kamu belom bisa kamu bisa mita ajarin Leon kok Putri, Leon pasti mau mengajari Putri. Dan juga selama belajar kalian bisa mengenang masa kecil kalian, Itung-itung untuk memulihkan ingatan masa kecilnya."

Deg

Apa yang diucapkan tante Syhanas, memulihkan ingatan kak Leon. Apa terjadi sesuatu pada kak Leon.

"Loh memang Leon kenap Nas harus memulihkan ingatan apa terjadi sesuatu saat di Amric." Clara mewakili pemikiran dari Putri.

"Ohh iya kita lupa kalau kalian belum tau tentang kecelakaan waktu dia lulus dari SD." Nathan menjawab dengan cepat.

"Bagaimana bisa dan kenapa kalian tidak memberitahu kami."

"Maaf Do, waktu itu kami sangat panik menerima kabar dari rumah sakit kalau Leon kecelakaan. Dan lebih parahnya Dokter bilang Leon mengalami amnesia, dia tidak mengingat tentang masa kecilnya karna syaraf otaknya yang terganggu. Dokter bilang Leon mengalami Reterogate amnesia sesaat tetapi anehnya ingatan yang ia lupakan tentang masa kecilnya, seperti kapan waktu ia bermain di sekolah, dengan siapa ia bermain. Pokoknya ia melupakan tentang masa kecilnya."

"Itu mengapa kak Leon tidak bisa mengingatku." Semua orang beralih kearah Putri yang bergumam pada diri sendiri.

"Putri apa kamu sudah bertemu dengan Leon?"

"Oh... sudah kok tante, tapi saat Putri mengatakan kalau Putri rin....... maksud Putri menyapa kak Leon, kak Leon tidak membalas."

Haduhhh untung saja aku tidak mengatakan kalau aku mengatakan rindu bisa gawat nih.

Tiba-tiba seseorang memasuki ruangan dengan membawa bola basket ditangannya. Orang itu tidak lain ialah Leon.

"Ehh Leon sini sapa tante Clara dan om Valdo." Syhanas berdiri menghampiri anaknya dan menyeret kearah mereka. "Beri salam."

Dengan patuh Leon berjalan kearah Valdo dan Clara untuk menyalaminya.

"Wahh Leon itu sudah pintar, tampan sopan pula."

"Biasa aja kok Ra."

Leon melirik ke arah Putri yang duduk di samping dengan mata berbinar terus meliriknya tanpa berkedip. Putri berbinar melihat Leon yang berlapis keringat dengan menggunakan kaos tanpa lengan. Menunjukan otot yang adil dan menggoda miliknya bahkan otot perutnya sedikit terawang memperlihatkan beberapa roti sobek. Siapa yang tidak akan ngiler melihat pemandangan seperti yang dirasakan Putri. Beruntungnya ia menyukai lelaki bak pangeran di dongeng ini.

"Jangan terlalu melotot saat menatapnya, dia akan terbakar oleh mata jahat milikmu." Daniel menyadarkan lamunan liar milik Putri.

"Apaansih ganggu aja."

"Leon ini adalah sahabat mama dan papa, dan ini Putri serta Daniel anak mereka. Kamu tau tidak, kamu dan Putri dulu sangatlah dekat bahkan kalian sangat mesra satu sama lain, kamu pasti tidak mengingatnya."

"Owh." Itu adalah jawaban tersingat milik Leon untuk dia ucapkan.

"Dan mulai besok kamu harus membantu Putri dalam pelajarannya oke."

"Eemmm... kami memang akan belajar bersama kok tante, Dosen meminta agar kak Leon mengajari Putri."

"Owhh benarkah kalau begitu bagus, mulai besok kamu dan Leon harus belajar bersama, bener Leon?"

"Enn.. Leon mau mandi mah." Leon pergi meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya.

Setelah bercakap-cakap ria, menyalurkan kerinduan satu sama lain. Mereka beralih kemeja makan untuk melaksanakan makan bersama.

Semua hidangan yang disajikan adalah masakan dari syhanas sendiri. Rumah sebesar ini tetapi soal masakan tidak ada yang boleh mengambil alih darinya.

Masakannya tidak kalah enak dengan masakan milik Clara. Sama-sama penuh kasih sayang seirang ibu.

Setelah di sajikan semua orang duduk ditempat masing-masing. Putri mengambil duduk dihadapan Leon yang masih acuh. Dengan diam-diam Putri mengambil Androidnya. Dia memosisikan kedua kakinya dengan rapi berhadapan dengan kaki Leon yang dibalut sepatu warna abu-abu gelapnya. Segera memotret dan menyimpan gambar dengan aman.

Leon melirik tingkah aneh gadis kecil itu dan saat Putri juga menatapnya dia segera menyesuaikan duduknya dan berdehem.

Setelah acara makan-makan bersama hari sudah semakin larut. Keluarga kecil Valdo harua kembali pulang. "Seringlah kesini ya Ra."

"Iya kami akan sering datang kemari tapi Putri pasti datang tiap hari kesini. Kalian tau kan Putri sangat menyukai Leon. Lihat saja selama perjamuan tadi dia bahkan tidak mengalihkan pandangannya pada Leon."

"Mama..." haduh Putri sudah tidak sanggup mendengar perkataan dari mamanya itu.

"Baiklah kalau begitu kami pamit terlebih dahulu."

"Hati-hati dijalan."

Mereka segera menaiki mobil dan pergi meninggalkan kediaman Natha. Entah mengapa Daniel merasa ngeri melihat kakaknya yang sedari tadi senyam-senyum seperti orang gila. Jujur saja Daniel lebih suka kakaknya konyol dari pada senyam-senyum seperti ini. Dia merasa hororrr.




TBC🐢

Typo bertebaraban dimana-mana...
Jgn lupa Vote sama Komenn...

This Is Me (TAMAT)Where stories live. Discover now