Part 10🐢

33.6K 1.7K 45
                                    

Kini sudah dua minggu lamanya sejak cidera yang dialami Putri sembuh. Dan kini setiap pagi tepat saat mata kuliah yang paling Putri tidak sukai sekarang dengan senang hati akan berangkat ke kampus tanpa ada kata telat, itu karena ia akan bertemu dengan Leon tepat jam itu. Hal pertama yang Putri tau adalah Leon datang ke kampus entah jam pagi atau siang, dia selalu berangkat menaiki sepedah dan itu membuat Putri merengek kepada papanya untuk dibelikan sepedah bahkan Daniel terheran-heran pada perubahan kakanya itu. Sejak kapan sang kakak ingin merepotkan dirinya sendiri.

Bahkan saat ini Putri sedang menunggu di tikungan jalan menuju kampusnya dengan sabar karna memang rumah Putri yang lumayan dekat dengan kampus. Ia rela masih terbangun setelah sholat subuh karena biasanya setelah itu dia langsung tertidur kembali tetapi kali ini dan seterusnya dia akan cepat-cepat menyiapkan keperluan untuk ia pergi ke kampus.

Putri memainkan pasir dengan sepatunya dengan bersenandung ria. Setelah melihat bayangan sepedah lewat, Putri mendongak dan mendapati Leon melewatinya. Seperti biasa Leon tidak melirik Putri sama sekali.

Putri segera menaiki sepedanya dan mengejar Leon. "Kak Leon tunggu Putri." Putri menyamakan posisi disebelah Leon dan terus mengoceh tentang, bagaimana suasana di pagi hari ini yang cerah, bagaimana Leon yang terlihat sangat tampan dan bla bla bla...

Entah Leon menyimaknya atau berpura-pura tidak mendengarnya yang terpenting Putri tetap mengoceh ria, sepertinya tadi pagi mamanya memberi makan pisang sampai-sampai Putri tak pernah memberi jeda saat berbicara.

Jalanan terlihat masih sepi mungkin hari masih pagi. Tetapi saat Putri mengoceh tiba-tiba sebuah mobil dari belakang melaju dengan kecepatan tinggi dan menyerempet Putri yang belum siap.

Putri terjatuh dari sepedahnya. Melihat itu Leon langsung mengerem dengan cepat. Dia turun dari sepedah dan membantingnya tak peduli lalu menghampiri Putri dengan cepat. Leon setengah berlari dan langsung berlutut memeriksa Putri.

"Aduh..." cicit Putri.

"Apa baik-baik saja?" Leon langsung meneliti Putri untuk memeriksa.

Haduh.. mimpi apa aku tadi malam. Apa aku salah liat, wajah kak Leon... wajahnya sangat kawatir...

Putri malah cengar-cengir saat dia ditanya dan tak sadar kalau Leon menatapnya. "Aku bertanya apa kau terluka?" Kini kembali sikap dinginnya.

"Tidak kok cuma nyeri."

Setelah melihat kalau Putri baik-baik saja Leon segera berdiri dan berbalik.

"Ehh?" Menatap itu Putri merasa bingung.

Putri melihat Leon yang berjalan perlahan menghampiri mobil yang berhenti itu. Dia mengetuk kaca mobil dan menyuruh sang sopir untuk segera turun. Pintu mobil perlahan dibuka dan keluarlah seorang pria berkaca mata hitan dengan rambut pirangnya dan bersandar di pintu mobilnya. Putri juga perlahan mulai berdiri dari posisinya.

"Ada apa?" Kata lelaki itu pada Leon.

"Apa kau tidak sadar diri?" Leon masih memancarkan aura gelapnya.

"Hah? Memang kenapa harus sadar diri?" Lelaki itu terlihat sombong.

Putri perlahan menghampiri Leon. Untung saja jarak sepedahnya dan mobil itu cukup jauh coba kalau tidak sudah pada memar tubuh cantiknya. Baru saja sembuh masak harus diganti yang baru.

"Minta maaf sekarang!" Putri angkat suara dengan berjalan disisi Leon.

Lelaki itu menurunkan kaca matanya dan menatap Putri dengan tercengang dan tanpa mengucapkan apapun. "Aku bilang minta maaf sekarang juga!" Putri mengulanginya sekali lagi untuk menyadarkan lelaki itu.

This Is Me (TAMAT)Where stories live. Discover now