Namun sayangnya, suara berat yang tiba-tiba muncul di sebelahnya menghentikan segala pergerakan Ratu begitu Keenan lebih dulu melantunkan kalimat yang membuat tubuh cewek itu terkesiap menegang.

"Terserah lo mau ngelakuin apa. Gue gak akan peduli." ucap Keenan terselip nada dingin di dalamnya. Dan ia yakin Ratu akan menjauhkan tangannya dari wanita tersebut ketika ia kembali melanjutkan kalimatnya. "Tapi setelah itu jangan harap gue mau ketemu sama lo lagi."

Sebisa mungkin Keenan menutupi kegelisahan di dadanya yang Dilanda oleh rasa bersalah karena dirinya selalu memberikan ultimatum kepada Ratu. Namun sikap cewek itu yang selalu diluar batas kewajarannya, mau tidak mau mengharuskan Keenan terpaksa melakukan hal tersebut.

Dan benar saja. Kalimat Keenan yang baru saja membaur dengan udara langsung ditanggapi Ratu dengan diam di tempatnya berdiri, tampak tidak ingin melakukan apapun. Berbeda sekali disaat cowok itu belum memberikannya sebuah ancaman.

"Lo?!" tiba-tiba saja Ratu merasakan matanya memanas. Lalu mulutnya mengering dan lidahnya terasa kaku seperti tidak ada kalimat lain yang bisa keluar dari ujung tenggorokkanya hingga membuat cewek itu menggeleng lalu menambah kesan tajam di mata Keenan.

"Lo selalu aja ngancem gue kayak gini." Ratu menggeleng tidak percaya sambil berbalik dan menunjuk ke arah wanita yang sekarang tengah digiring menjauh oleh petugas satpam, setidaknya untuk diamankan dari jangkauan Ratu agar tidak ada lagi keributan yang diciptakan oleh cewek itu. "Lo pasti mau mutusin gue gara-gara jalang itu 'kan, Ken? Dasar brengsek."

"Tutup mulut lo!" segera mungkin Keenan menahan tangan cewek itu yang kembali ingin menyerang Marry. "Gak usah cari gara-gara bisa?"

"Bukan gue!" Mengabaikan Keenan. Cewek itu kembali berbalik. "Tante-tante itu yang nyari ribut duluan sama gue. Kalau aja dia gak rebut Papi dari Mami... Duh apaan sih narik-narik?! Lepasin gue!"

Meski sekarang ada banyak hal yang datang bertubi-tubi di kepalanya. Seperti wanita yang merupakan ibu dari sahabatnya sendiri, Keyla. Dan termasuk kerabat dekat keluarganya. Ternyata adalah awal penyebab di mana wajah cantik milik cewek di hadapannya menggeram marah. Dan semakin menahan kilatan amarahnya yang menggebu-gebu disaat Keenan kembali mengeratkan cekalannya di tangan cewek itu.

"Lepasin!" sentak Ratu lagi sambil berusaha melepaskan tangannya dari Keenan. "Bener-bener brengsek ya, lo."

"Ratu," walaupun Keenan sedang Dilanda kemarahan karena ucapan cewek itu. Tetapi Keenan berusaha untuk tidak menunjukkannya di hadapan Ratu dan hanya menarik cewek itu menuju pelataran parkir. "Ayo kita pulang."

"Gak!" kali ini Ratu menarik tangannya. Namun, cengkraman Keenan sangat kuat. "Kalo lo mau pulang duluan yaudah sana. Gue mau ngasih cakaran dulu di mukanya... Isshhh, Ken sakit, lepasin tangan gue!"

"Gak sebelum gue anter lo pulang."

Kemudian terdengar suara mengaduh dari Keenan karena Ratu lebih dulu menendang kaki cowok tersebut hingga membuat Keenan melonggarkan gengamannya.

"Lo gak pernah ngertiin gue. Dasar Keenan bego!" hanya itu kalimat yang Keenan dengar dari Ratu sebelum cewek tersebut melangkahkan dirinya ke arah pinggiran jalan.

Keenan yang melihat Ratu tengah memberhentikan taksi yang baru saja menurunkan penumpangnya langsung bergerak cepat untuk menyusul cewek itu dan menahan pintu mobil yang akan segera ditutup.

Oleh Ratu yang tiba-tiba terkejut dengan kehadiran Keenan. "Pak, cepet jalanin mobilnya."

Pengemudi itu tampak bingung saat melihat seseorang masih berdiri dan menahan pintu mobil penumpangnya yang ia lirik melalui kaca spion. Pria itu seakan ingin mengeluarkan kalimatnya yang sudah di ujung lidah kalau saja sebuah suara tidak lebih dulu mendahuluinya.

RATU (TAMAT)Where stories live. Discover now