ιστορία - ISTORIA

30

Hari ini adalah hari perayaan ulang tahun Bunda Atsa, dan atas perjanjian tak tertulis yang disetujui sang nyonya besar dan ketiga putra tampannya, malam ini untuk pertama kalinya Ayah dan Bunda Atsa akan bertemu dengan kekasih dan perempuan yang sedang menjalin hubungan dengan ketiga anaknya.

Tak membuang-buang waktu, sejak selepas maghrib ketiganya bahkan sudah meminta ijin untuk pergi menjemput pujaan mereka masing-masing, begitupun Atsa yang malam ini memilih untuk mengajak Sheryl. Sesampainya di rumah Sheryl, Atsa disambut ramah Mama Sheryl yang menyuruhnya menunggu sebentar karena anak gadisnya ternyata belum selesai merias diri, dan hal itupun dimaanfaatkan Atsa untuk mengobrol ringan dengan Papa Sheryl yang sedang duduk membaca koran di ruang tamu.

Sudah tidak bisa dikatakan jarang memang bagi Atsa singgah dikediaman Sheryl, bahkan mengobrol dengan kedua orang tuanya, melihat bagaimana pribadi Atsa yang memang easy going membuatnya bisa diterima baik di lingkungan keluarga Sheryl.

"kak Atsa, maaf ya nunggu lama" suara intrupsi Sheryl yang keluar dari arah kamarnya merebut perhatian Atsa dan Papa Sheryl yang sebelumnya asik mengobrol tentang cerita-cerita dibalik piagam pengabdian milik Papa Sheryl yang sengaja dipasang di dinding ruang tamu.

Dengan senyum hangat yang terkembang, Atsa pun bangkit berdiri menghampiri Sheryl yang seperti malam-malam sebelumnya selalu tampil cantik dan anggun dengan sebuah gaun pendek putih tulang dengan motif bunga tulip orange yang Atsa tau di beli Sheryl minggu lalu khusus untuk datang ke acara perayaan ulang tahun Bundanya malam ini.

"nggak apa-apa, mau berangkat sekarang?" tanga Atsa sambil menjulurkan telapak tangannya kehadapan Sheryl, menunggu gadis itu meraihnya dan akhirnya pergi menuju lokasi acara setelah berpamitan dengan kedua orang tua Sheryl.

Selama perjalanan Atsa bisa dengan jelas menangkap kegugupan Sheryl meski berulang kali Atsa selalu menenangkannya dan menjelaskan bahwa cara malam ini tak lebih dari makan malam biasa.

"kak Citra jadi dateng?"

"nggak tau, kemaren dia bilang mau diusahain, soalnya hari ini klub teaternya juga ada latihan buat pertunjukan gitu" balas Atsa sambil menuntun Sheryl ke meja khusus yang malam itu memang sudah di sewa Bundanya untuk acara sederhana mereka.

Sayangnya waktu sampai di meja itu, hampir semua kursis sudah terisi dengan pemiliknya masing-masing, kedua adiknya sudah duduk manis dengan gadis-gadis yang pada akhirnya bisa Atsa temui langsung bukan hanya berupa foto atau video yang kerap dibagikan adik-adiknya itu lewat media sosial. Dan Atsa tau begitu pula yang ada dikepala adik-adiknya saat pada akhirnya bisa melihatnya membawa Sheryl meski Atsa bisa dengan jelas melihat wajah dingin Ale yang begitu berkebalikan dengan wajah cengengesan mengejek punya Atha saat ia mulai memperkenalkan Sheryl pada Ayah dan Bundanya.

"saya Sheryl Tante-Om"

"duhhh, cantik banget! Ini kenapa sih anak Bunda pada pinter nyari pacar, pada cantik-cantik begini?" seru Bunda Atsa heboh, sementara Atsa sendiri memikih diam tidak mau nmengoreksi pernyataan sang Bunda soal status Sheryl baginya.

"kak Citra jadi dateng nggak sih bun? Kalo nggak kita makan aja yuk dah laper" gerutu Atha yang sepertinya malam ini tak berniat sedikitpun menjaga imagenya didepan sang kekasih yang setelah Atsa tau ternyata lebih tua dua tahun diatas adik bungsunya.

"bentar Bunda telfon dulu deh, tadi katanya udah berangkat" ucap Bunda ketiga bersaudara itu, untungnya belum sempat nomor Citra dihubungi, gadis itu muncul dengan tampilan yang begitu nampak berbeda malam ini.

Malam ini Citranada Senja yang tak bisa lepas dari yang namanya celana jeans dan sepatu convers buluk berubah menjadi seorang gadis anggun yang memakan blous warna abu-abu dengan model kerah terbuka dipadupadankan dengan rok hitam dan flas shoes yang senada dang warna blousnya, belum lagi rambut coklatnya yang biasa di kucir asal malam ini dikepang kesamping dengan beberapa helai poni tipis menutupi keningnya.