5

763 100 17
                                    

Pagi ini dengan keterburu-buruan menggantung bersamaan dengan tas ranselnya Rashaad bergegas meraih kunci motor di rak dekat kulkasnya, membuat sang ibu yang sedang membereskan piring bekas sarapan hanya mampu menggeleng-geleng tak habis pikir.

"adek-adek udah berangkat?" tanya Rashaad sambil memasukan sepotong roti tawar kedalam mulutnya diselingi tegukan susu putih dari gelas.

"udahlah, kamu nggak liat ini dah jam berapa? Kamu sih pagi tadi kelamaan joggingnya, telatkan" omel sang ibu sambil mengusap gemas rambut hitam Rashaad, membuat sang anak sulung memasang cengiran lebar sampai membuat iris matanya menghilang.

"jangan pulang kemaleman ya Shaad!" teriak sang ibu sambil mengantar Rashaad ke gebrang depan setelah punggung tangan dan pipinya di cium sang anak. Berselang dari itu motor sport Rashaad pun melaju beriringan dengan puluhan motor lain yang mungkin sama-sama di himpit keterlambatan.

Selama perjalanan, sebagai pengemudi yang baik Rashaad tetap berhati-hati dalam melajukan kendaraannya, memilih mengalah ketika keegoisan milik pengendara lain terlalu ketara dan memilih membalas itu semua dengan senyuman hangat dibanding cacian atau umpatan kasar.

Tapi di jalanan semuanya bisa terjadi. Seberapapun hati-hatinya kamu, tak pernah ada yang tau bagaimana Tuhan mencoba menurunkan musibah atau berkah untuk kita.

Dan itulah yang terjadi ketika suara letupan memasuki gendang telinga Rashaad tak berselang lama dengan suara rem yang memekakan telinga milik motor Rashaad yang sudah lama tidak di service.

Rashaad menutup matanya beberapa detik saat suara letupan dari arah depannya terdengar. Dia tidak yakin dengan apa yang terjadi, yang jalas kondisi saat ini adalah dua kakinya menopang tubuh dan juga motornya yang sedikit oleh ke kiri.

Tak berselang lama suara klakson kendaraan lain terdengar dari berbagai arah, memaksa Rashaad untuk membuka mata dan membuang keterkejutannya karena penampakan yang ada di depannya saat ini tak mengijinkan waktu untuk menjeda dan menunggu.

"lo nggak apa-apa?" tanya Rashaad dengan tanpa dosa meraih lengan seorang gadis dan membawaya menepi setelah berhasil memarkirkan motornya.

Gadis itu terdiam. Entahlah, kalau dilihat dari mimik wajah gadis itu sangat terlihat terkejut. Yang jadi permasalahan adalah alasan keterkejutan gadis itu karena dirinya yang baru saja jatuh dari motor atau karena manik matanya yang terpesona mengamati keindahan luar biasa ukiran tangan Tuhan di wajah Rashaad yang hanya berjarak beberapa senti darinya.

"ehhh, lo nggak apa-apa?" ulang Rashaad sedikit lebih panik saat tak menerima tanggapan yang memuaskan, dilepaskannya helm merah muda yang bertengger manis di kepala gadis itu sambil dengan spontan tangannya menepuk lembut pipi putih mulih gadis dihadapannya, mencoba membawa kembali kesadarannya.

"oh..eh...i-iyaa" balas gadis itu gelagapan sambil mengerjapkan matanya beberapa kali menatap Rashaad yang membuang nafasnya lega.

"lo tunggu sini bentar ya" perintah Rashaad sambil berteriak menjauh dari gadis yang tengah mengatur degup jantung yang masih sangat termat kacau ritmenya.

Tak berselang lama Rashaad kembali, tentu saja tanpa tangan kosong. Dibawakannya sebuah botol air mineral dan di sodorkannya kepada gadis itu. Tak lupa dengan tutup botol yang sudah terlepas, Rashaad memberikan gerak bibir menyuruh gadis itu untuk meminumnya.

"makasih" ucap gadis itu dengan nada sedikit terkejut saat menyadari Rashaad sudah duduk disebelahnya, bahkan menatap dalam gadis itu dengan matanya yang tajam.

"makasih" ucap gadis itu dengan nada sedikit terkejut saat menyadari Rashaad sudah duduk disebelahnya, bahkan menatap dalam gadis itu dengan matanya yang tajam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ιστορία - ISTORIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang