21

476 76 4
                                    

Setiap orang punya caranya masing-masing untuk mengatasi masalah patah hatinya, sebagian masih setia merasakan nyeri itu sampai berminggu-minggu sendirian menutup hati, sebagian membagi luka itu dengan orang lain dan kesibukan, dan opsi kedualah yang di pilih Rizky. Sejak kembali pulih dari sakit demamnya tempo hari, Rizky langsung berusaha menyibukkan dirinya. Rizky dengan rajin membantu bundanya membereskan rumah, mengambil shift tambahan di distro, memenuhi permintaan adik tingkatnya untuk kembali mengisi beberapa segment di radio kampus, bahkan dengan senang hati membantu pekerjaan Tiara yang sebenarnya tak pernah dilakukannya.

"harusnya gue seneng ya Ky kalo dibantuin, tapi kok ini gue ngerasa aneh ya, apalagi di bantuinnya sama elo" celetuk Tiara sambil memangku toples keripik singkong di pangkuannya, sementara lawan bicaranya justru sedang serius-seriusnya mengetikan berbaris-baris kalimat di laptop sang kakak.

"just shut up your mouth Ra, ini mana lagi yang musti gue kerjain?"

"ANJIR UDAH SELESAI??????? GILA! EMANG ADIK TERBAIK LO KY" heboh Tiara sambil bertepuk tangan riuh.

"udah, ntar lagi aja gue kerjain sendiri tinggal dikit kok, masa kerjaan punya gue tapi gue nggak megang sedikitpun"

"dm lo beneran nggak ada yang di bales sama Kinan Ky?" tanya Tiara tiba-tiba saat keduanya kini sedang dalam posisi bersandar di kaki ranjang tempat tidur Tiara.

"sorry, gue cuma penasaran" imbuh Tiara saat merasakan perubahan suasana hati Rizky yang di tandai dengan helaan nafas berat.

"nggak ada yang di bales, di baca aja enggak Ra. Mana sekarang Mona juga ikut-ikutan ngehindar" balas Rizky sendu.

"tapi lo masih sering denger kabar dia kan? Lo juga nggak sampe di block di medsos dia, itu berarti Kinan nggak bener-bener ngehindarin lo Ky"

"iya gue ngerti. Gue juga sering dapet kabar dari temen gue disana yang beberapa kali nggak sengaja ketemu Kinan, kata mereka sih dia baik-baik aja. Tapi lo tau kan Ra, beda rasanya ketika lo tau sendiri dan tau dari orang lain"

"iya gue paham. Tapi lo beneran nggak mau gue ikut campur? Gue sih yakin Kinan pasti bales kalo gue yang ngechat" usul Tiara yang langsung di balas gelengan kuat kepala Rizky.

"biar gue selesain sendiri deh Ra, gue nggak mau kayak anak kecil yang harus bawa-bawa keluarga apalagi elo di masalah pribadi gue"

"ulululuh, adek Tiara udah gede ternyata, udah bisa ngadepin masalahnya sendiri" ucap Tiara riang sambil menggoda Rizky dengan mencubiti pipi adiknya itu gemas.

"NAJIS RA!" pekik Rizky sambil melepaskan diri dari keanarkian tangan Tiara yang sudah tertawa puas.

"eh btw gue punya ucapan terima kasih nih buat lo"

"tumben? Ada angin apaan nih?" tanya Rizky sangsi sambil lekat-lekat melihat pergerakan Tiara yang sudah mengaduk-aduk isi tas kerjanya.

"lo mah kalo kakaknya baik suka protes bukannya bersyukur, makanya gue males kalo mau baik-baikin elo"

"ya elo kalo tiba-tiba baik pasti ada maksud terpendam Ra"

"nih calon kakak ipar lo abis bantuin temennya yang punya proyek exhibition fotografi, terus di kasih free tiket. Kata dia suruh ngasih ke elo biar nggak kebanyakan galau" balas Tiara sambil menyodorkan dua carik kertas kepada Rizky.

Sedetik berikutnya senyum Tiara terkembang tulus saat melihat binar mata Rizky menerima tiket pemberiannya. Tiara tau Rizky memang punya minat yang besar pada fotografi dan melihat adiknya bisa tersenyum lebar membuat Tiara ingin berbangga hati karena bisa menjadi kakak yang cukup berguna.

"tapi kok dua sih Ra tiketnya? Lo mau ikutan? Lo kan nggak suka dateng ke acara beginian"

"lhah emang nggak minat gue, lagian gue ada acara juga. Terserah lo deh mau ngajak siapa bukan urusan gue"

ιστορία - ISTORIAUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum