11

575 84 15
                                    

Atsa memutar-mutarkan kunci motornya sambil mengedarkan pandangan ke penjuru fakultasnya, sudah sekitar 10 menit Atsa memutuskan untuk menunggu seseorang disana disalah satu meja kantin yang cukup ramai karena sebentar lagi jam pergantian kelas pagi ke kelas siang. Kehadiran Atsa yang duduk sendiri dihadapan segelas es goodday capucino itu tak pernah gagal menjadi sebuah lubang hitam yang menarik perhatian siapa saja yang melihat. Buktinya sejak tadi banyak orang melemparkan sapaan padanya lengkap dengan senyum yang di balas tulus meski Atsa sendiri tidak begitu mengenal kebanyakan di antara mereka yang di dominasi kau hawa.

Tak jarang juga beberapa teman kelas Atsa yang memang mau pulang melemparkan basa-basi sederhana bertanya kenapa Atsa belum pulang, yang tentu hanya dibalas Atsa dengan berbagai alasan yang tidak konstan. Setidaknya sampai sosok yang ditunggu-tunggupun tiba, seorang gadis dengan setengah berlari dan beberapa buku dalam dekapannya menghampiri Atsa, membuat pria itu mengangkat dua ujung bibirnya keatas.

"maaf kak, kakak lama nunggu ya?" sesal gadis itu sambil mengatur deru nafasnya yang terengah-engah.

"enggak kok Sher. Kamu kenapa coba pakek lari segala?" ucap Atsa sambil tangannya reflek menata rambut gadis dihadapannya yang berantakan akibat berlari. Sementara sang gadis yang tidak lain adalah Sheryl hanya bisa memamerkan deretan giginya yang rapi tersenyum lebar menanggapi. Aksi mereka yanh seperti sedang menampilkan sebuah drama romantis ini tak khayal membuat beberapa orang dikantin itu langsung berbisik-bisik dengan sinopsi di kepala mereka masing-masing. Bisa di jamin kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang perlu merasa iri karena harus melihat dua sosok itu terlihat serasi.

"takut kakak nunggu lama" kata-kata barusan mau tidak mau membuat cengiran lebar ikut terpatri dibibir Atsa.

"yaudah yuk kita berangkat sekarang kalo gitu" ucap Atsa lembut sambil dengan sengaja meraih jemari tangan Sheryl dan menuntunnya keluar area kantin dengan puluhan tatap mata masih mengekori mereka bahkan saat motor Atsa sudah melaju membelah jalanan lengkap dengan seorang pangeran dan putri diatasnya.

Hari ini Atsa memang sudah menaruh janji akan mengantarkan Sheryl untuk membeli kado ulang tahun pernikahan orang tuanya, yang secara tidak langsung di pergunakan Atsa dengan sangat bijak untuk mengajak gadis itu pergi makan dan lebih mengenal kepribadiannya. Masalahnya akhir-akhir ini Atsa jarang bisa menghabiskan waktu untuk jalan atau hanya sekedar nongkrong dengan orang-orang terdekatnya, perkuliahan sudah mulai menggila membuat tugas dan kuis datang silih berganti mengetuk keseharian mahasiswa-mahasiswanya. Belum lagi kegiatan Atsa yang akhir-akhir ini sibuk mengurus bisnis barunya menuntut perhatiannya. Maka dari itu ketika kemarin lusa Sheryl bilang ada yang harus di beli, Atsa dengan buru-buru menawarkan diri untuk mengantarkan gadis itu mumpung kuliahnya sedang tidak penuh hari ini.

Sepanjang perjalanan dari kampus ke mall yang dituju, Atsa tak henti-hentinya berceloteh panjang kali lebar soal kesehariannya beberapa waktu terakhir, tentang bisnis barunya, tentang vlognya yang sudah sebulan ini terbengkalai dan hal-hal sederhana yang dia lakukan di rumah. Sementara Sheryl dengan setia menjadi pendengar celotehan itu tanpa memberikan komentar berarti dan hanya sebatas 'terus?', 'kok bisa?', ataupun kekehan singkat menertawakan bagaimana hiperbolanya Atsa bercerita.

Hampir dua bulan mengenal Sheryl, Atsa jadi semakin banyak mengetahui hal-hal tentang gadis itu, tentang kepribadiannya maupun kebiasaannya. Sheryl sendiri memang bukan gadis yang banyak bicara, kecerewetan Sheryl masih taraf wajar dan bisa dimaklumi kalau harus dibandingkan dengan satu-satunya sahabat perempuan Atsa yang tak pernah bisa diam seperti dalam tubuhnya sudah ditanam puluhan batu batrai yang awet sepanjang masa tanpa perlu diisi ulang.

Sheryl juga bukan tipe gadis yang terlalu pemilih, buktinya tak perlu waktu lama untuknya memilih kado untuk orang tuanya berupa sepasang sepatu senada. Selain itu Sheryl juga bukan si keras kepala, buktinya ketika Atsa sedikit mengujinya dengan merengek untuk pergi makan ke Burger Kings untuk kesekian kalinya karena mereka selalu makan disana setiap kali kencan, Sheryl tidak menolak, padahal tadi pagi saat Atsa menjemput Sheryl dengan lugas mengatakan ingin makan di salah satu warung sea food langganannya dan Atsa berjanji untuk menurutinya. Saat Atsa tanya kenapa Sheryl tidak keberatan dengan usulannya, Sheryl justru tersenyum simpul dan berkata

ιστορία - ISTORIAWhere stories live. Discover now