8

710 91 20
                                    

Sabtu malam ini Jonas tidak bisa duduk nyaman di depan tv seperti biasanya, sudah dua bulan terakhir Jonas di sibukan dengan acara ulang tahun fakultasnya, apalagi seminggu terakhir. Otak dan raga Jonas tersita habis-habisan untuk fokus ke acara utama malam ini, apalagi nanti dia juga menjadi pengisi acara bersama teman bandnya. Walau bukan bintang tamu utama setidaknya Jonas sudah bisa berbangga hati karena malam ini akan jadi malam pembuktian kerja keras dan waktunya yang terbuang selama dua bulan terakhir.

Sayangnya kesibukannya membuat Jonas lalai akan beberapa hal, semisal memikirkan projek dengan teman-temannya atau soal memikirkan seseorang. Sudah sebulan sejak kejadian di puskesma yang melibatkan Jonas dengan Nata dan tak ada yang banyak berubah. Setelah pertemuan itu mereka tak lagi pernah bertemu, tak lagi juga saling berkirim kabar lewat pesan singkat. Mengecewakan memang, tapi itu justru di syukuri Jonas karena pada akhirnya dia tak di buat berharap lebih apalagi setelah mendengarkan kalimat terakhir yang di ucapkan Nata sebelum memberi jarak diantara mereka.

"maybe cause you treat me well and sweet yesterday"

Bohong kalau Jonas menghapus memori saat Nata mengatakan itu dengan senyum lebar dihadapannya, hanya saja kesibukannya akhir-akhir ini otomatis membuat Jonas harus menyimpan memori itu untuk tak di ulang-ulang, setidaknya perintah ketua angkatan yang menyuruhnya untuk pergi mengecek peralatan di balik panggung utama jauh lebih penting untuk diingat dan dilakukan.

Dan bicara soal Nata, Jonas sebenarnya tak banyak menaruh harapan gadis itu akan menepati janjinya untuk hadir ke acara malam ini. Toh Jonas juga tak menepati janjinya untuk memberi Nata kabar pukul berapa dia akan tampil seperti yang dia katakan di puskesmas berhubung sejak pertemuan terakhir mereka Jonas tak sekalipun punya keberanian untuk menghubungi gadis itu kembali.

Lagi pula sekitar dua minggu yang lalu Jonas kedatangan tamu yang benar-benar menyadarkannya soal posisi dan tempatnya berada sekarang, hari itu Enggar dan adik-adiknya datang ke rumah Jonas atas undangan sang ibunda, saat itulah Enggar tak hentinya bercerita tentang bagaimana Jonas meninggalkan jejek di pertemuannya dengan Nata.

"serius Jo, Nata bilang seneng banget bisa ngobrol banyak sama lo" ucap Enggar antusias sampai mengabaikan bola mata Jonas yang membelalak kaget atas topik yang diangkat saat mereka berdua tengah asik mengadu sendok dan garpu diatas piring.

"apaan, orang ngobrol juga sebentar doang diatas motor"

"nah ya itu, Nata bilang itu karena obrolan kalian tuh cuma sebentar tapi bener-bener bisa bikin dia terkesan sama kepribadian lo, kata dia lo orangnya asik"

Demi langit sore itu dan bumi tempatnya berpijak Jonas ingin jujur bahwa dia bahagia mendengar kata-kata barusan, apalagi bagaimana otaknya bergerak cepat membayangkan ekspresi wajah Nata yang tersenyum sampai menyebunyikan bola matanya membuat hati Jonas rasanya di pompa ugal-ugalan, sayangnya Jonas tak bisa seratus persen menikmati sensasi itu menyadari siapa orang yang mengatakannya.

"kalo kayak gini keknya gue bisa sering-sering minta tolong lo deh buat jagain Nata, soalnya kalian dah nyambung gini" ucap Enggar sekali lagi tanpa beban.

"apaan sih kan pacarnya lo! Enak aja mau minta tolong terus-terusan" balas Jonas pahit namun sebisa mungkin di tutupinya, terlebih saat mengucapkan fakta soal bagaimana status saudaranya ini bagi gadis yang entah sudah berapa lama mulai ambil bagian dalam ruang di kepala Jonas.

"tapi gue kenal elo, gue tau lo nggak akan keberatan. Yakan?"

Jonas tak menjawab, tapi Jonas tau Enggar bisa menyimpulkan jawaban atas aksi diamnya karena mungkin memang itu jawaban yang ingin disampaikan Jonas, hanya saja dia tak mampu untuk menyadarkan dirinya sendiri bahwa dia ternyata rela melakukan apapun asal itu untuk seseorang, kekasih saudaranya sendiri.

ιστορία - ISTORIAWhere stories live. Discover now