chapter 30

1.6K 61 0
                                    

Illa, yang masih lemes pun masih berbaring diatas tempat tidurnya sambil mengotak-atik ponselnya.

Linda, yang secara spontan membuka pintu kamar milik Illa. Dan, masuk kedalam kamar Illa dengan wajah senyum-senyum sumringah menggoda putrinya ini.

"Mama, kenapa sih?" Tanya Illa, yang melihat aneh kearah Linda-mamanya.

Linda, duduk ditepian ranjang milik Illa. Mengelus-elus lembut rambut anaknya, masih dengan wajah-wajah yang menggoda jahil.

"Ih, mama kenapa sih?" Illa masih terus bertanya, tapi sekarang dengan intonasi kesal.

"Mendingan kamu sekarang keruang tamu, dibawah itu ada....." Ucap Linda.

Linda berusaha menahan ketawanya agar tidak lepas didepan Illa. Illa yang makin dibuat binggung oleh ibunya sendiri, mencoba mencerna ucapan ibunya.

" Emangnya, siapa sih yang ada dibawah,ma?" Illa bangun dari tidurnya.

Entah kenapa, seketika Illa merasa tubuhnya mulai pulih. Rasa pusing, pegal-pegal,dan kedinginan yang dia rasakan perlahan mulai mehilang.

"Mendingan kamu keruang tamu sekarang. Liat sendiri siapa yang ada dibawah, udah ah mama mau keluar. Oh iya, sebelum turun dandan yang cantik dulu sana. Byee lala." Ucap Linda dan berlalu pergi dari kamar Illa.

Illa menggeleng-gelengkan kepala, masih merasa aneh terhadap sikap ibunya saat ini. Linda, persis seperti ABG yang baru didekati cowok tampan seantero sekolah.

🍑🍑🍑

Setelah mencuci muka dan menggosok gigi. Illa pun menuruti perintah ibunya, Illa berjalan keluar dari kamarnya menuju keruang tamu.

Tepat saat Illa sudah berada diruang tamu rumahnya. Mata hitam milik Illa langsung bertubrukan dengan mata tajam berwarna hazel milik seseorang yang sedang duduk santai sambil menyesap secangkir kopi diruang tamu rumahnya.

Illa rasanya ingin cepat-cepat berbalik badan masuk kembali kekamarnya. Illa benar-benar, tidak ingin berjumpa dengan laki-laki ini lagi. Laki-laki seperti Alza ini adalah tipe laki-laki yang sangat dihindari oleh Illa. Selain itu pun, Illa ingin menjaga perasaan Aslan. Illa tidak mungkin menghancurkan kepercayaan Aslan padanya. Lagi pula, dirinya dan Aslan saling mencintai. Illa tidak akan pernah mengkhianati cintanya pada Aslan.

"Lo. ngapain lo dirumah gue?! Keluar sekarang!" Illa membentak Alza yang memang sedang sangat santai.

"Lo ngusir gue? Mama lo aja suruh gue masuk, masa lo ngusir gue sih. Ih, mau jadi anak durhaka lo?" Alza menjawab bentakan Illa dengan ekspresi wajah yang terlewat santai.

"BODO AMAT, ITU URUSAN GUE. LO SEKARANG KELUAR DARI RUMAH GUE!" Illa semakin meninggikan intonasi suaranya didepan Alza.

Linda, berjalan dengan terburu-buru dari arah dapur menuju keruang tamu rumahnya. Entah apa yang terjadi sekarang, dia sekarang berjalan kearah ruang tamu rumahnya dengan wajah cemas bercampur khawatir.

"Ada apa ini? Illa kamu kenapa teriak-teriak?" Tanya Linda dengan wajah khawatir pada Illa.

"Biasa Tante, urusan anak muda. Masa Tante gak tahu sih?!" Ucap Alza.

"Ooh ngitu, tapi jangan sampai teriak-teriak juga dong. Kamu itu masih sakit Illa, terus juga malu kan kalau didengar sama tetangga!?" Ucap Linda.

"Ma, tapi..." Ucapan Illa langsung dipotong oleh Alza.

"Udah, Tante gak papa. Alza bisa tanganin kok." Sambung Alza.

"Yaudah kalau ngitu, mama balik ke dapur lagi ya?!" Ucap Linda.

🍑🍑🍑

Sekarang Illa sedang duduk dengan wajah murung dan lesu didepan Indomaret 24 jam. Illa sebenarnya sangat malas harus keluar rumah dalam keadaan dirinya yang masih belum fit. Tapi apalah daya, sebelum Alza membuat rumahnya menjadi hutan kota, lebih baik dirinya mengalah dan mengikuti kemauan Alza.

Alza keluar dari dalam Indomaret. Dan langsung berjalan mendekat kearah dimana dirinya berada sekarang. Alza, dengan wajah polosnya hasil buat-buatan, menyodorkan Illa sebuah es krim cron rasa coklat pada Illa.

Illa bukan dibuat senang dengan kehadiran es krim diantara mereka saat ini. Malahan, emosi Illa jadi langsung mendidih saat melihat es krim cone rasa coklat itu berada didekatnya.

Bukan tidak suka, tapi sekarang keadaan tubuh Illa sedang meriang. Yang mewajibkan nya untuk menjauhi makanan-makanan sejenis es. Dan lagi, Illa tidak begitu menyukai es krim rasa coklat.

"Lo ngak liat apa? Gue lagi sakit, dan lo malah ngasih gue es krim? Lo mau gue mati muda?!" Ucap Illa sambil melototkan kedua matanya tak percaya kearah Alza.

"Terus, lo gak mau es krim ini?" Tanya Alza.

Illa hanya membuang wajahnya. Tidak lagi ingin menjawab pertanyaan apapun dari Alza. Laki-laki aneh, yang tiba-tiba men-culiknya, dan menjadikan dirinya menjadi pacarnya tanpa ada alasan yang jelas.

' dasar, makhluk ghoib' batin Illa.

"Woi, jawab gue kalau gue nanya!" Bentak Alza dengan suara sedikit lebih tinggi.

"Gak." Jawab Illa singkat.

Alza langsung pergi dari hadapan Illa, masih dengan es krim cone rasa coklat ditangannya. Alza berjalan menuju ke tong sampah besar yang ada didepan Indomaret.

Illa masih menatap bingung kearah cowok itu. Tapi, sekarang Illa sadar. Cowok dengan perawakan tinggi itu, akan membuang es krim cron rasa coklat yang ada ditangannya kedalam tong sampah besar itu.

"Alza!" Illa mencoba menghentikan aksi Alza.

Alza membalikkan badannya, sambil mengangkat alisnya memberi pernyataan ' apa ' pada Illa.

Illa bangkit dari duduknya, dan mencoba berlari kearah Alza berada sekarang. Saat posisi Illa dan posisi Alza sudah dekat, Illa langsung merebut es krim cone rasa coklat yang ada ditangan Alza.

" Katanya gak mau, sekarang malah diambil, dasar cewek." Ucap Alza.

" Gue emang gak mau. Tapi, karena gue gak mau, lo mau buang es krim ini?! Mubazir tau gak, lebih baik lo berbagi buat yang lebih membutuhkan dari pada harus lo buang sia-sia kedalam tong sampah." Ucap Illa.

Illa berjalan pergi meninggalkan Alza yang masih terdiam mematung didepan tong sampah besar itu. Kepala Alza, masih berusaha mencerna setiap kata yang dilontarkan Illa. Alza mengakui, dirinya memang seorang bad boy. Tetapi, saat mendengar kata-kata bijak yang keluar dari mulut Illa tadi, hati kecilnya tergerak.

Mata Alza masih terus mengunci setiap penggerakan yang diciptakan oleh Illa. Illa sekarang sedang berusaha menyeberang ke seberang jalanan. Setelah berhasil, Illa menghampiri seorang badut dengan pakaian yang khas sedang terduduk letih disamping trotoar jalan. Illa langsung menyodorkan badut tersebut es krim cron coklat tadi. Badut itu tersenyum bahagia kearah Illa.

Setelahnya Illa kembali menghampiri Alza. Alza yang masih dengan posisinya yang tadi, memberikan senyuman kecil yang hampir tidak terlihat jika Illa tidak fokus memperhatikan senyum itu.

" Ayo anterin gue balik!" Ucap Illa.

🍑🍑🍑

 

My Devil BoyWhere stories live. Discover now