chapter 18

1.8K 74 2
                                    

Setelah bel pulang berbunyi, Illa bergegas pulang. Pasalnya, karena kepalanya benar benar terasa sakit sekarang. Apalagi, jika ia harus lama lama disekolah ini, ditambah lagi terus terusan memandang wajah si devil boy bisa kejang kejang tiba tiba dia.


Saat Illa ingin menghubungi ayahnya, sialnya ponselnya mati karena low-bat. Illa benar benar merasa kesal sekarang, kepala sakit cenat cenut seperti sedang ada didekatnya ditambah lagi handphone - nya ini minta di ganti yang baru.

"Anjir, ngini banget hidup gue."

Setelahnya, Illa menuju ke halte dekat sekolahnya. Ia ingin mencari angkutan umum untuk dapat mengantarnya dengan selamat jasmani dan rohani sampai dirumahnya.

Sudah 15 menit Illa menunggu tetapi nihil, tidak ada satu pun angkot yang lewat. Kesal? Bukan lagi. Hari ini menjadi hari bersejarah untuk Illa pasalnya ia mendapati banyak kesialan hari ini.

Tit Tit Tit

Illa mencari cari asal dari suara itu, dan sialnya suara klakson itu berasal dari motor besar milik Aslan.

"Sial banget sih gue." Ucap Illa mendesah pelan.

Tit Tit Tit

"Woi, ini halte bukan jalanan, kalau mau jalan tuh didepan tuh didepan. Punya mata dipakek dong jangan cuma dipajang doang." Ucap Illa sebel.

Tit Tit Tit

"Woi,pergi gak lo. Gue lempar pakek batu nih ya." Ucap Illa lalu pergi meninggalkan halte tersebut.

Lalu terdengar suara deru motor dari motor Aslan. OMG darah Illa menderu dengan cepat hingga ke puncak kepalanya.

'nih kepala nyut nyut, denger suara motor kecoak ini lagi.'

"Gapain sih lo gangguin gue?" Kata Illa dengan wajah yang tak dapat dideskripsikan.

"Gue mau nempel sama lo." Ucap Aslan santai.

"Ngapain lo nempel nempel sama gue, lo kira gue pacar lo. Pergi jauh jauh sana." Ucap Illa.

"Bukannya itu yang lo mau?" Jawab Aslan.

Illa terdiam kaget, apa yang dimaksud Aslan dari kalimat yang keluar dari mulutnya.

" Maksud lo, apaan ngomong kayak ngitu?" Ucap Illa geram.

Aslan mematikan mesin motornya, lalu memarkirkan motornya disambung dengan dirinya turun dari motor berukuran besar warna merah itu persis seperti yang ada didalam mimpi Illa.

Aslan dengan langkah lebarnya berjalan mendekat kearah dimana Illa berdiri mematung sekarang.

"Kata karin sahabat lo, lo suka sama gue. Yaudah makanya gue ngini sama lo." Jawab Aslan santai.

Illa dibuat terheran heran dengan Aslan sekarang. Ini bukan mimpi yang indah yang pernah ia alami itu kan? Ini mimpi atau didunia nyata sih?

Illa mencoba menampar wajahnya sendiri dengan telapak tangan kanannya, hanya untuk memastikan ini mimpi atau tidak. Ini terasa sakit, berarti ini bukan mimpi. Berarti juga Karin sudah membocorkan rahasianya selama ini kepada Aslan. Oh iya, Illa melupakan sesuatu pacarnya Karin sahabat Illa itu adalah teman karibnya Aslan sejak kecil, sudah pasti disini Samudra pacarnya Karin yang menceritakan semua ini pada Aslan.

My Devil BoyWhere stories live. Discover now