chapter 2

6.5K 231 2
                                    

Setelah 15 menit, Illa tertidur dikursinya. Illa terjaga dari tidurnya dan merasa badannya lumayan sakit, mungkin dikarena dia tidur dengan posisi duduk.

Illa yang masih dengan setengah nyawa yang terkumpul, mencoba memperhatikan kearah pintu kelas. Takut-takut jika Aslan masuk, Illa dapat menyembunyikan wajahnya untuk sementara dengan cara apapun.

Hampir saja Illa jatuh karena kaget. Illa kaget karena ternyata Aslan sudah berada dikelas dan duduk disampingnya. Illa mencoba untuk mengucek-ucek kedua matanya, mungkin yang duduk disebelahnya sekarang bukan Aslan,melainkan hologram yang diciptakan oleh matanya yang masih setengah tertinggal dialam mimpi.

"Enggak usah diliatin segitunya kali, tau gue ganteng." Ucap Aslan santai dengan matanya terfokus pada layar ponsel pintarnya yang menampilkan permainan perang-perangan alias PUBG.

Illa terlonjak kaget saat mendengar kata yang keluar dari mulut milik Aslan. Tidak hanya kanget, Illa juga dibuat bingung dengan Aslan yang duduk disebelahnya. Dan sekarang dimana Mina, teman sebangkunya adalah Mina bukan Aslan.

"Gue duduk disebelahnya lo disuruh guru." Suara Aslan kembali terdengar. Aslan seakan tau, bahwa Illa sedang bingung dengan situasi ini sekarang.

Mendengar kata Aslan, Illa cepat cepat melirik ke arah depan tepatnya meja guru, disana terdapat wali kelasnya yang sedang mengurus berkas kelas.

Illa menenguk berat salivanya, dan sedikit melirik ke arah kursi sebelahnya, yang kini ditempati oleh Aslan.

Detak jantung Illa sekarang dalam fase tidak normal. Illa sekarang benar benar gugup dikeadaan yang seperti ini disamping Aslan. Akibat kegugupannya, sekarang Illa merasa kebelet yang teramat dalam. Jika ditahan lebih lama lagi, tidak dapat dipungkiri, Illa pasti akan ngompol dikelas.

Illa langsung berdiri dari duduknya, berniat ingin menghampiri wali kelasnya dan meminta izin untuk ke toilet. Tanpa sengaja, Illa menyenggol seorang siswi yang entah siapa namanya, yang baru masuk kelas. Siswi itu membawa sebotol minuman yang tidak disertai dengan tutup botolnya, alhasil air tersebut sukses membuat Aslan basah. Karena botol itu melayang abstrak kearah Aslan.

Kondisi Aslan yang sudah basah kuyup, dan Illa yang juga setengah basah. Langsung dapat menangkap perubahan wajah Aslan yang marah. Tapi babibu Aslan bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan kelas.

Illa hanya bisa menatap Aslan yang pergi keluar dari kelas. Illa pun mengalihkan pandanganya terhadap gadis yang masih berdiri didepannya dengan raut wajah cemas.

" Maaf ya, gue gak sengaja nabrak lo." Ucap Illa pada gadis itu yang hanya dibalas anggukan pelan.

Alhasil, Illa membatalkan niat awalnya untuk pergi kekamar mandi. Rasa kebelet yang teramat sangat ia rasakan tadi benar benar hilang secara misterius. Illa bahkan sekarang tidak lagi ingin ke toilet.

Sudah 15 menit Aslan keluar dari kelas, jika dihitung dari awal Aslan  keluar dari kelas tadi.

30 menit sudah, akhirnya Aslan kembali masuk kekelas. Tapi kini seragam Aslan terlihat seperti tidak basah sama sekali, bagaimana cara Aslan mengeringkan bajunya dalam 30 menit dan itu benar benar sudah kering total.

•••

Aslan dan Illa sekarang sama-sama sedang tenggelam dalam pembelajaran fisika. Illa yang benar benar memperhatikan kedepan papan tulis dan menyimak dengan benar setiap penjelasan yang keluar dari mulut guru fisika yang memiliki uban yang hampir menyelimuti seluruh rambutnya.

" Lo paham?" Aslan mencairkan suasana yang bisa dibilang serius dengan pertanyaannya yang akwarwad.

Illa mengalihkan fokusnya kepertayaan yang keluar dari mulut Aslan. " Paham, tapi dikit." Jawab Illa.

Aslan kini tidak lagi dalam mode memperhatikan perjelasan dari guru fisikanya itu. Aslan sekarang lebih berminat memfokuskan pandangannya pada gadis yang sedang serius mendengar setiap kata yang keluar dari mulut guru fisika itu.

Aslan pun kembali menemukan satu hal yang tidak bisa diabaikan dari gadis ini. " Baju lo masih basah, lo gak takut masuk angin?"

"Hah?" Illa yang terkejut mendengar perntanyaan yang keluar dari mulut Aslan pun hanya merespon seadanya.

"Enggak jadi." Aslan pun membuang wajahnya untuk kembali menghadap kearah depan.

Illa hanya bergedikkan bahunya tak acuh.

🍑🍑🍑

Setelah bel milik sekolah berbunyi sebanyak 2 kali, menandakan jam pulang sudah tiba. Seluruh siswa siswi dikelas Illa sorak sorai gembira. Dihari pertama mereka dikelas saja mereka sudah diterangkan pelajaran yang tak mereka mengerti sama sekali. Jadi, kebahagian tersendiri bagi mereka saat jam pulang tiba.

Illa sibuk membereskan bukunya yang berada diatas meja dan dimasukkan kedalam tas. Berbeda dengan Aslan, yang hanya santai sambil memakai bag pack-nya.

Illa berjalan lamban dibelakang siswa siswi lain yang sedang melakukan aktivitas dorong mendorong didepan pintu. Sempat ada beberapa murid yang hampir terjungkal kebelakang yang berhasil membuat Illa meringis.

Tiba-tiba tanpa sengaja, Illa mendapat sebuah dorongan dari siswa siswi yang sedang berdesak-desakan dipintu. Illa yang sudah hilang kendali keseimbangan nya pun hampir saja terjungkal kebelakang. Tapi untungnya, ada seorang tangan kokoh yang menangkapnya dari belakang. Itu adalah Aslan.

Sekarang wajah Illa berubah menjadi merah semu, Illa sudah tak kuat dengan situasi ini. Illa langsung berdiri dibantu tangan kokoh milik Aslan.

" Thanks" ucap Illa.

Aslan hanya membalas dengan senyuman seadanya dan melangkah dengan cepat pergi meninggalkan Illa.

🍑🍑🍑

My Devil BoyWhere stories live. Discover now