chapter 12

2.4K 95 1
                                    

Semakin larut malam maka semakin rame pula pengunjung yang datang ke sate taichan Senayan. Letaknya dipinggir jalan membuat suasananya lebih beda, ditambah lagi semuanya duduk selesehan dibawah yang hanya dilapisi dengan tikar.

"Suka gak?" Tanya Aslan tiba tiba.

Illa yang termenung sedari tadi melihat suasana taichan Senayan ini terkejut mendapat pertanyaan seperti itu dari Aslan.

"Suka banget, keren banget tau ngk sih." Jawab Illa dengan sangat excited.

Aslan hanya tertawa mendengar jawaban dari Illa. "Apalagi kalau pergi kesini berdua sama gue." Sambung Aslan.

Mendengar pernyataan itu yang keluar dari mulut Aslan, membuat Illa melotot kearah Aslan.

"Oh ya,besok gue mau ngajak Johan  kesini deh. Kayaknya bakal seru." Ucap Illa spontan.

Aslan yang mendengar tuturan kata itu dari Illa membulatkan matanya kaget. Bisa-bisanya gadis yang berhasil merebut hatinya ini mengajak cowok lain pergi ketempat dimana dia dan Illa diner pertama kali.

"Eh enak aja. Gue yang nunjukin tempat ini ke lo, ya kalau lo mau kesini ya harus bareng gue." Jawab Aslan dengan nada posesif diujung kalimat.

Illa tak mau kalah. Illa pun terus menerus mengeluarkan kalimat yang dapat memancing amarah Aslan.

" Ini kan tempat umum, bukan punya lo." Jawab Illa lagi.

" Ya pokoknya lo haram pergi sama cowok lain ketempat ini selain sama gue. Titik, enggak ada penolakan." Jawab Aslan yang sedikit terbersit rasa kesal.

Setelah kalimat terakhir dikeluarkan dari mulut Aslan. Kini dua insan ini berada dikeadaan canggung, Aslan yang canggung karena sifat posesif nya tadi, dan Illa yang canggung karena sifat keras kepalanya tadi.

Tapi bagaimana pun, Aslan masih penasaran dengan cowok bernama Johan, yang ingin diajak ke taichan Senayan oleh Illa.

"Oh ya, Johan yang tadi lo bilang itu siapa?" Tanya Aslan dengan ekspresi sedikit kikuk.

Illa yang tengah menikmati enaknya sate taichan hampir tersendak mendengar pertanyaan dari Aslan.

"Kepo." Jawab Illa sambil menjulurkan lidahnya mengejek kearah Aslan.

"Iya gue kepo, kenapa?" Jawab Aslan.

Illa hanya mengangkat bahu nya acuh. Ia lanjut memakan sate taichan yabg berada di pangkuannya, ia lebih memilih sate taichannya dari pada makhluk tampan didepannya.

Aslan yang belum menemukan jawaban yang ia inginkan malah maju lebih dekat kearah Illa yang masih dengan asyik mengunyah sate taichan dipangkuannya.

"Eh, mau ngapain lo?" Tanya Illa pada Aslan sambil mengacungkan 5 jarinya kedepan yang menandakan untuk berhenti.

Aslan mengeluarkan senyum sumringahnya, sebenarnya ia ingin ketawa melihat Illa yang berada dihadapan sedang ketakutan.

"Johan itu siapa?" Tanya Aslan lagi.

Illa masih kekeh tidak ingin menjawab pertanyaan Aslan. Illa bahagia melihat Aslan cemburu seperti mereka dua memiliki hubungan.

"Jawab!" Perintah Aslan yang lebih mengerikan dari pada iblis.

Illa menelan salivanya sendiri melihat Aslan yang semakin lama semakin mendekat kearah wajahnya. Jantung nakalnya kembali memompa darahnya dengan sangat deras. Jarak antara Illa dan Aslan menyakinkan Illa bahwa Aslan dan mendengar suara detak jantungnya yang begitu cepat.

"Kalau gue gak mau?" Jawab Illa spontan.

"Gue cium" ucap Aslan langsung dengan jarak yang sedikit lagi mencapai bibir Illa.

Illa yang menyadari posisi darurat ini, langsung mendorong tubuh Aslan menjauh darinya. Aslan terjungkal balik kebelakang, hingga suara tawa Aslan pecah.

"Pulang yuk udah malem banget." Ucap Illa

🍑🍑🍑

Setelah mengantar Illa pulang kerumahnya dengan aman. Sekarang Aslan sudah berada dirumahnya, ia melangkah dengan lebar masuk kerumahnya yang sudah gelap menandakan penduduk rumah ini sudah terlelap.

Tiba tiba lampu diruang keluarga menyala, terpampang lah seorang laki laki Paruh baya yang sering meninggalkan keluarganya karena sibuk mengurus universitas miliknya. Dan tanpa disangka hari ini ia berada dirumah.

Walau begitu, tidak ada rasa kaget sedikit pun dari Aslan. Sudah terbiasa Aslan pulang larut malam atau bahkan tidak pulang sama sekali.

"Habis dari mana kamu?" Tanya lelaki paruh baya, yang menyandang status sebagai ayah kandungnya dan disampingnya didampingi mamanya.

Aslan hanya membuang nafas gusar kearah sembarangan. Baru ia mendapat kebahagiaan dari gadis yang mampu membuatnya bahagia dan sekarang ia mendapat pertanyaan yang tak penting dari papanya.

"Main sama temen pa." Jawab Aslan santai tanpa memandang kearah ayahnya itu.

Ayah Aslan sekarang benar benar tersulut emosi dan istrinya disamping masih terus mengelus elus tangan suaminya agar lebih sabar. Aslan tak mau berlama-lama berhadapan dengan ayahnya, ia langsung berlari menuju kamarnya yang berada dilantai atas.

Aslan kini sudah berada di kamarnya yang bernuasa hitam dan putih menampilkan suasana yang maskulin. Tak begitu lama akhirnya Aslan terlelap dengan pikirannya.

🍑🍑🍑

Pagi pagi sekali Illa sudah siap berangkat ke sekolah, dengan baju seragamnya yang sudah rapi dan wangi,Illa menuju keruang makan dirumahnya. Bermaksud, untuk memakan sarapannya yang sudah ia siapkan bersama ibunya pagi tadi.

Setelah menghabiskan sarapannya, Illa langsung berangkat sekolah bersama kakak laki lakinya menggunakan sepeda motor milik kakaknya.

Sampai disekolah sudah banyak teman temannya sampai disekolah. Illa bermaksud akan segera masuk kedalam kelasnya tapi tiba tiba tangannya ditarik oleh seseorang, Karin sahabat karibnya sejak SMP ini sepertinya sedang ada informasi yang ingin disampaikan pada Illa.

"Kenapa sih Rin?" Tanya Illa pada Karin yang berada dihadapannya.

Karin menyeret Illa kekantin dan duduk dimeja paling pojok. Illa yang masih memakai tas ranselnya merasa terheran melihat tingkah Karin.

"Kenapa sih Rin?" Tanya Illa yang kedua kalinya.

Karin menarik nafasnya panjang panjang sebelum memulai topik pembicaraan yang akan ia bicara pada Illa.

"Kemarin lo kemana sama Aslan?" Tanya Karin antusias.

Illa terlonjak kaget mendengar pertanyaan Karin. Dari mana sahabatnya ini mengetahui kalau ia dan Aslan kemarin keluar bersama.

"Udah ah gue mau balik kekelas." Ucap Illa malas.

Illa tidak mau membahas tentang apa yang terjadi semalam. Bisa bisa dia senyum senyum sendiri jika membayangkan kejadian semalam, benar benar peristiwa yang tidak akan dilupakan oleh Illa begitu saja.

"Cerita dong la, gue juga pengen tau kali." Paksa Karin.

Akhirnya, karena Illa tidak mau berlama-lama dikantin Illa menceritakan separuh ceritanya pada Karin.

🍑🍑🍑

Guru sejarah sedang menerangkan materi yang dipelajari didepan. Suara dari guru itu terdengar seperti lantunan lagu Nina Bobo yang dapat membuat Illa mengantuk berat.

Sekali kali Illa melirik kearah kursi disampingnya yang biasa ditempati oleh Aslan dan hari ini kosong. Aslan hari ini tidak masuk sekolah tanpa kabar.

Illa takut jika Aslan sakit, dia sangat khawatir terhadap Aslan.

🍑🍑🍑

My Devil BoyWhere stories live. Discover now