chapter 26

1.7K 65 0
                                    

Setelah 1 Minggu lebih, Aslan tidak masuk sekolah. Hari ini, hari Senin Aslan kembali menginjakkan kakinya di SMA ini.

Sebenarnya, ini adalah hari terakhir Aslan menginjakkan kakinya di SMA ini. Kenapa? Karena sebentar lagi, Aslan akan meninggalkan sekolah ini dan pindah sekolah ke Padang tempat dia dilahirkan.

Ini adalah keputusan berat bagi Aslan. Tapi, mau bagaimana lagi. Ayahnya, hanya memberinya satu syarat agar dia kembali dapat dianggap sebagai anak dan akan dimanfaatkan semua kesalahan yang telah dia perbuat pada ayah dan mamanya. Dan bagi Aslan, ini kesempatan terakhir bagi dirinya untuk memperbaiki keretakan hubungan antara dirinya dan ayah kandungnya sendiri.

Aslan berjalan dengan tangan kanannya berada disaku celana abu abunya. Tas ransel hitam berteger dipundak sebelah kiri miliknya. Mata Aslan dan mata milik seorang gadis tak sengaja bertubrukan. Dan mata itu, milik Illa. Gadis yang baru semalam kembali mengibarkan bendera perang padanya setelah dia mengucapkan perkataan yang dapat menohok setiap hati perempuan yang mendengarnya.

Aslan mengaku salah, tapi hanya dengan cara itu dia bisa kembali membuat Illa membenci dirinya dan dapat melupakan dirinya dengan segera setelah dia pindah dari sekolah ini.

Jujur, dari hati Aslan yang paling dalam. Aslan, mencintai gadis yang sekarang sudah melenggang pergi dari hadapannya setelah memutuskan kontak mata secara sepihak dengannya, dan jujur lagi, Aslan sangat bahagia saat mengetahui Illa juga masih mencintainya sama seperti 1 tahun yang lalu.

Tapi, dia tidak lagi ingin menyakiti perasaan gadis itu. Cukup dia melihat fisik gadis itu yang melemah dan hampir dipaksa pergi menghadap sang ilahi karena ulah bajingannya.

Kini Aslan sudah sampai dikelasnya. Kelas dengan suasana yang masih sama seperti 1 Minggu yang lalu. Laki-laki sibuk dengan aksi mereka masing-masing dibelakang kelas, dan gadis-gadis yang sibuk membahas berita terpanas pagi ini dengan beragam topik yang dikemas dengan tajam,setajam silent.

Aslan melangkahkan kakinya menuju kemeja paling belakang yang sudah ditempatinya dari 1 tahun belakang. Hari ini, dia akan duduk sepuas-puasnya dikursinya ini untuk terakhir kalinya.

Mata Aslan menyorot tajam kearah satu gadis yang duduk dengan tenang di mejanya. Kedua telinganya terpasang earphone, matanya pun tertutup, dan deru nafasnya menjelaskan bahwa dia sudah tertidur.

Illa, gadis itu sudah sangat berubah setelah kecelakaan maut itu menghampiri nya. Illa dulu yang selalu ceria, setiap pagi dia pasti juga akan bergabung dengan gadis-gadis lain, menyuarakan suaranya untuk gosip-gosip yang sedang viral. Tetapi, setelah kejadian naas itu, yang Aslan tahu. Illa, hanya berteman dengan sahabatnya dari SMP yaitu Karin.

Pagi ini, sekolahnya meniadakan upacara. Karena, cuaca sedang tidak mendukung alias hujan lebat disertai dengan petir yang bersuara keras yang dapat memekakkan setiap telinga yang mendengarnya.

" Oi, bro. Udah sehat lo?!" Toni yang baru saja masuk kelas langsung menghampiri sahabat karibnya itu.

Aslan hanya membalas dengan senyuman, mata Aslan masih belum lepas dari Illa. Entah daya tarik apa yang dimiliki oleh diri Illa, yang jelas semenjak satu tahun yang lalu. Sosok Illa, tidak pernah membosankan untuk dipandang.

"Liat kesitu Mulu lo, awas mata lo bisa bintitan." Toni kembali mengeluarkan suara ocehannya yang tidak jelas.

Aslan hanya membalasnya dengan jitakan pedas dikepala Toni.

" Oh ya ton, mulai besok gue udah pindah ke Padang. Lo jangan kangen kangenin gua ya, cari teman sebangku yang kayak gua. Yang bisa menjerumuskan lo kejalan yang tidak baik. Biar, masa SMA lo berkesan ya Bro."ucap Aslan dan bangkit dari duduknya dan melangkah keluar dari kelas.

Toni, yang sempat blank kini mengerti maksud dari perkataan Aslan. Aslan memang teman yang dapat membawanya kearah jalan yang tidak baik, tapi Aslan adalah salah satu teman yang paling setia. Sehingga berat untuk Toni melepaskan kepergian Aslan.

🍑🍑🍑

Illa menatap punggung lebar itu melangkah keluar dari kelas. Aslan memang laki-laki yang tidak dapat ditebak. Kadang dia bisa bersikap manis, kadangpun dia bisa bersikap yang sangat jahat bahkan sangat - sangat jahat sekalipun.

Tapi, hati Illa selalu terasa tenang melihat Aslan. Entahlah, yang terpenting buat Illa sekarang adalah melupakan Aslan walau harus berbohong sekalipun dengan hatinya sendiri.

20 menit kemudian, guru biologi atau sering disebut guru opah oleh anak kelas masuk kekelas. Kenapa disebut guru opah? Karena, guru ini adalah satu satunya guru yang paling tua disekolah ini. Katanya, guru opah ini udah pensiun,tapi masih dipakai karena cara mengajarnya bagus. Tapi, menurut Illa, cara mengajar guru yang sudah tua atau senior,kuno karena tidak mengikuti tren

Setengah pelajaran guru ini berlalu, Aslan baru kembali kekelas. Aktivitas belajar sempat terhenti untuk beberapa menit, karena guru opah memberikan beberapa nasihat kuno pada Aslan. Kadang-kadang pun anak-anak kelas tertawa mendengar wejangan yang disemprot oleh guru opah ke Aslan.

Setelah acara menyemprot-nyemprot wejangan selesai, proses belajar mengajar kembali dilanjutkan. Satu persatu murid dipanggil oleh guru opah untuk maju kedepan kelas, menjawab soal soal yang sudah dipaparkan dipapan tulis.

Tibalah giliran Illa yang dipanggil untuk maju dan menjawab salah satu soal yang ada dipapan tulis. Illa yang memang tergolong kesalah satu murid dengan otak yang encer dapat dengan mudah menjawab soal yang diberikan oleh guru opah.

Sampai tiba giliran Aslan yang dipanggil untuk maju kedepan. Lagi-lagi Aslan tidak dapat menjawab soal yang terpapar dipapan tulis dengan benar.

" Bagaimana kamu ini? Udah sebesar bapak orang soal begini doang kamu enggak bisa jawab. Sekarang ambil buku kamu dan duduk disamping Illa. Minta Illa buat ajarin kamu!" Perintah guru opah.

Illa yang mendengar kata-kata yang keluar dari mulut guru opah sempat terkejut beberapa saat. Tetapi, dengan secepat kilat Illa mengubah ekspresinya menjadi biasa saja.

Saat Aslan sudah duduk di kursi sebelahnya, Illa sedikit menggeser kursinya beberapa senti dari kursi yang diduduki oleh Aslan. Tetapi, dengan mudahnya Aslan menarik kursinya mendekat kearah Aslan. Bahkan, lengan milik Aslan dan milik Illa kini sudah beradu dan bersentuhan.

Illa menenguk berat salivanya. Jantung nakal milik Illa kembali mendetak dengan sangat keras dan cepat, mungkin sekarang pun Aslan dapat mendengar suara detakan jantungnya.

Illa akhirnya mensterilkan pikirannya. Dia menghirup udara dalam dalam dan membuangnya, beberapa kali Illa lakukan agar jantung kembali berdetak dengan teratur.

"Segitu gugupnya ya, ngajarin gue?!" Kata Aslan masih dengan pandangan mata kearah buku cetak tebal yang ditempatkan cantik diatas meja.

Illa hanya memutar matanya jengah. Illa mulai mengajari Aslan. Mulai dari yang paling dasar sampai ke yang paling lumayan menyulitkan.  

Sampai kebagian contoh soal, Illa sedang membaca soal tersebut dengan teliti, sedangkan Aslan. Kini, fokusnya bukan lagi pada buku cetak yang menjadi fokus Illa, melainkan pada Illa yang sedang fokus membaca contoh soal dengan tenang dan menjelaskannya pada Aslan.

Hingga pensil yang ada ditangan Aslan,mengetuk-ngetuk lembut diatas kepala Illa. Illa terkejut, Illa mengalihkan pandangnya dari buku cetak besar itu kearah Aslan. Aslan tersenyum manis kearahnya.

Ini yang dibilang Aslan tidak perlu kegeeran dengan perlakuannya? Dasar cowok,sesuka hati saja saat melakukan sesuatu tanpa memikirkan jantung kaum hawa yang terasa sudah kepeleset dan jatuh kebagian perut.

🍑🍑🍑

My Devil BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang