chapter 25

1.6K 61 0
                                    

Setelah menjelaskan semua pertanyaan yang terus menerus mengekori pikirannya pada Toni, akhirnya Illa mendapat jawabannya. Memang bukan dari Toni, tapi dari Elina Wati ibu kandung Aslan.

Ya, Illa mendapatkan alamat rumah Aslan dari Toni. Karena, Toni tidak dapat memberi jawaban atas semua pertanyaan Illa, Toni pun memilih Illa untuk langsung bertanya secara 4 mata dengan keluarga Aslan.

Dan sekarang, Illa sedang dihadapkan dengan wanita paruh baya tapi, tetap dengan raut wajah yang cantik. Dan jangan tinggalkan, wanita paruh baya ini sangat mirip dengan wajah milik Aslan.

" Ada perlu apa ya kamu kesini?" Tanya wanita paruh baya, itu.

Illa menyunggingkan sedikit senyumnya. " Tante ini mama nya Aslan bukan?" Tanya Illa balik.

Elina hanya mengangguk iya untuk jawaban atas pertanyaan Illa tadi.

"Tante, maaf kalau saya lancang. Apa Tante belum tahu kalau Aslan masuk rumah sakit?" Illa dengan logat sopan kembali menyuarakan suaranya ke udara.

"APA!? Aslan masuk rumah sakit, bagaimana bisa?" Raut wajah santai Elina tadi, kini terganti dengan raut wajah panik seorang ibu pada sang anak.

Illa tertegun mendengar pernyataan yang keluar dari mulut Elina. Bagaimana bisa, ibu kandung Aslan sendiri tidak tahu menahu bahwa anaknya sedang terkapar lemah dirumah sakit sekarang.

"Iya Tante, sekarang Aslan dirawat dirumah sakit. "

🍑🍑🍑

Sekitar jam 4 sore tadi, Aslan diizinkan untuk pulang dengan syarat Aslan harus beristirahat total dirumahnya selama 1 Minggu penuh. Illa yang mendorong kursi roda milik Aslan terus berjalan dengan tatapan lurus kedepan tapi kosong.

Illa masih tidak menyangka, Illa masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar dari mulut milik ibu Aslan.  Tante Elina, bahkan sempat dipukul habis habisan oleh ayah Aslan sendiri, karena berani beraninya pergi menjenguk Aslan. Illa, yang saat itu hanya dapat mematung tanpa melakukan apapun. Dan akhirnya, diusir secara kasar oleh ayah Aslan.

" La, lo kenapa?lo baik baik aja kan?" Aslan membuka suaranya memecahkan keheningan antar kedua anak manusia itu.

"Oh...eum...iya, gue gak papa kok. Cuma lagi banyak pikiran aja." Jawab Illa dan kembali menatap lurus kedepan dengan tatapan kosong.

🍑🍑🍑

Kini, Illa dan Aslan berdiri berhadapan dengan sebuah rumah tua tapi tetap terlihat cantik dan bersih ditambah lagi terawat.

"Yok masuk!" Ucap Aslan.

Illa hanya mengikuti perintah Aslan, Illa kembali mendorong kursi roda yang ditempati Aslan untuk masuk kedalam rumah tua itu.

"Bi...bi...bi Salma... Ini Aslan bi." Ucap Aslan sambil terus mengedor-ngedor pintu rumah tua ini tanpa henti.

Illa hanya berdiri mematung, tidak melakukan apapun. Illa dan Aslan menunggu pintu yang sedari tadi dingedor oleh Aslan untuk terbuka.

Hanya beberapa menit, pintu yang sedari tadi di gedor-gedor oleh Aslan kini terbuka lebar. Menampilkan sosok perempuan yang kepalanya sudah dipenuhi dengan uban yang lebat, dan juga dengan pakaian rapi yang sangat khas pakaian ada jawa kuno.

"Den Aslan udah sembuh toh, maaf den, bibi teh enggak datang jenguk den Aslan. Waktu, den Aslan dirawat dirumah sakit." Perempuan yang sedari tadi memanggil dirinya bibi itu terus meminta maaf pada Aslan dengan raut wajah bersalah.

"Iya enggak papa bi, Aslan boleh masuk gak nih?!" Ujar Aslan.

" Boleh atuh, den. Silahkan bunten." Ujar bibi.

Illa kembali mendorong kursi roda yang ditempati Aslan untuk masuk kedalam rumah tua yang khas Jawa ini.

Saat Aslan dan Illa sudah tiba diruang tengah rumah tua ini, disusul oleh bibi dibelakang Aslan dan Illa.

"Lan, lo kan udah nyampek ni. Gue izin pulang ya. Besok guru sama teman sekelasnya kita bakal kesini kok, ngujungin lo." Ujar Illa.

Saat Illa berbalik menuju kearah pintu keluar rumah ini, Aslan langsung menangkap pengelangan tangan Illa. Illa yang terhenti dari jalannya, akibat pelakuan Aslan langsung berbalik kebelakang menghadap ke Aslan.

"Kenapa?" Tanya Illa.

"Lo, disini aja dulu. Ada yang mau gue omongin sama lo." Ucap Aslan."bisa, aku sama Illa kekamar dulu ya. Bibi, tolong bikin minuman buat Illa."  Sambung Aslan.

Illa kembali mendorong Aslan menuju kekamarnya. Tepat, didalam kamar Aslan, wangi khas Aslan masuk menyeruak kedalam hidung semi mancung milik Illa.

"Duduk!" Perintah aslan.

Mata Illa mengintari seluruh ruangan kamar Aslan, mencari kursi atau apapun yang dapat dia duduki.

Akhirnya Illa memilih untuk duduk di kursi santai yang terdapat dipojok kamar milik Aslan.

"Gue mau ngomong sama lo, untuk semua hal ini Lo enggak usah ke-gr an. Lo enggak usah beranggapan yang enggak-enggak tentang gue yang milih nelphon Lo untuk tolongin gue dari temen gua yang lainnya. Sekarang, lo boleh balik, dan gue ingetin lo enggak usah ke-gr an tentang ini semua." Ucap Aslan dan berusaha bangun dari kursi rodanya merangkak keatas tempat tidurnya.

🍑🍑🍑

My Devil BoyWhere stories live. Discover now