20 - Perasaan

Depuis le début
                                    

"Ngapain lo masih di sini?" Ratu kini memelototinya dengan tangan menggamit lengan Keenan. Di sebelahnya, cowok itu justru terdiam tampak tidak bisa menyela.

"Lo mending duluan, Key." ucap Keenan.

Keyla meneguk ludah kasar sebelum menatap, kali ini ke arah Ratu. "Ada yang pengen gue omongin sama lo, Ratu." Keyla menunduk. "Soal kejadian gue yang jelek-jelekin lo sama keluarga lo. Gue bener-bener minta maaf. Sumpah gue gak ada maksud buat—"

"Sekarang mending lo pergi." Ratu menyela kasar. "Emang lo gak denger Keenan ngomong apaan tadi? Pergi buruan!"

Keyla memilih mengangguk lalu memutar badan untuk buru-buru pergi sebelum Ratu menghujaminya dengan tatapan merendahkan.

Di sisi lain, Keenan sudah mengusap wajahnya kasar. "Gak bisa lo ngomong baik-baik?"

Mendengar pertanyaan itu, Ratu mengangkat sebelah alisnya. "Gini ya, orang yang tadinya dibaikin itu pasti nantinya ngelunjak."

"Lo sendiri aja ngelunjak, ngapain harus dibaikin."

Pipi Ratu yang menggembung mampu menghentikan tawa Keenan. Sekali lagi cewek itu memukul lengan Keenan sebelum menggamitnya erat.

"Keenan." panggilnya. "Jangan terlalu baik sama orang. Apalagi sama cewek."

Bisa didengar oleh Keenan nada ketus yang tak luput dari Ratu. "Jadi maksud lo gue harus jahatin orang?"

"Yaa, enggak gitu juga." Ratu tampak berpikir. "Sikap lo yang kaya tadi itu... Bisa bikin orang lain salah paham. Apalagi cewek yang kalo dibaikin dikit langsung terbang."

Entah kenapa? Ucapan itu terdengar sangat lucu di telinga Keenan sehingga membuatnya tertawa. "Berarti lo termasuk ke tipe cewek yang dibaikin langsung terbang?"

"Enggak, lah. Keenan bego!" teriak Ratu kesal lalu menyambar dua kantung plastik berisi boneka yang diletakkan oleh Keenan di atas bangku sebelum berlalu dari sana.

"Malu?" tanya Keenan. Tidak terlalu sulit bagi cowok itu untuk menyusuli langkah Ratu yang berjalan semakin cepat dihadapannya. "Gue baru tau kalo selama ini lo baperan sama gue."

"Gue gak baperan dibilangin." Ratu menggelengkan kepala.

"Seharusnya lo nanyain itu ke temen lo yang centil banget itu." Ratu memberi jeda. "Setiap cowok pasti dia deketin. Rasanya pengen gue kasih kalpanax biar gak kegatelan."

Tidak seharusnya Ratu berbicara seperti itu tentang Keyla. Untuk itu Keenan menegur, "Ratu, dia—-"

"Ketua kelas gue, si Adnan yang jelek itu aja dia deketin." seolah tidak mendengar seruan Keenan tadi, Ratu terus melanjutkan kalimatnya. "Murahan banget emang jadi cewek. Najis gue liatnya. Bawaannya pengen siram pake air comberan itu mukanya."

Gawat!

"Lo," Keenan melirik tajam. Suasana hatinya mendadak buruk seiring ucapan Ratu yang semakin menohok. "Gak pernah nyadar diri?"

Hah?

"Dipikir lo gak kayak gitu?"

Apa-apaan cowok itu?!

Dibandingkan sikap cuek Keenan selama ini, Ratu tersadar jika yang paling menyakitkan adalah ucapan cowok itu.

"Setidaknya gue ngelakuin itu cuma ke lo doang." Ratu menelan ludah kasar. "Gak ke sembarang cowok gue centilin. Asal lo tau, gue gak semurah temen lo itu."

Sudah cukup!

Rasanya kesabaran Keenan berada diambang batas. Ratu memang terlalu egois, cewek itu selalu berbicara semaunya dan seenaknya.

RATU (TAMAT)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant