delapan

3.7K 406 22
                                    

Shaka sudah bersiap-siap lari pagi sekarang, sejak semalam dia berdoa agar Pelangi bisa ikut lari pagi bersamanya. Dia bahkan sudah tidak sabar untuk menunggu pagi sejak semalam hanya karena membayangkan betapa menyenangkannya bisa bersama Pelangi lagi. Sedangkan eyang yang sudah hafal kegiatan Shaka setiap hari hanya tersenyum melihat Shaka yang sedang beriap-siap seperti biasanya.

"Eyang aku lari pagi dulu ya," pamit Shaka sebelum pergi.

Tapi Shaka harap-harap cemas apakah sekarang Pelangi ada di depan rumahnya atau tidak. Karena jika Pelangi tidak ada di depan rumah maka seperti katanya semalam itu artinya dia tidak bisa ikut Shaka lari pagi. Hal itu membuat mood Shaka menjadi sedikit buruk, ayolah Shaka sedang ingin menghabiskan waktu sebanyak mungkin dengan Pelangi karena dia berharap bisa mengenalnya lebih dekat.

Setelah memantapkan hatinya Shaka berjalan menuju rumah Pelangi. Dia sedikit cemas saat tidak melihat keberadaan Pelangi di depan rumahnya.

Yah Pelangi nggak bisa ikutan lari pagi, batinnya kecewa. Shaka menundukan wajahnya karena kecewa tidak jadi lari pagi bersama Pelangi padahal sejak semalam dia sudah memikirkan apa saja yang akan dia bicarakan supaya tetap ada pembicaraan diantara mereka.

"Hei, kok aku ditinggal?" tanya seseorang yang suaranya Shaka kenal.

"Pelangi?" beo Shaka bingung setelah menatap Pelangi.

"Kok aku ditinggalin?" tanyanya lagi.

"Aku kira kamu nggak bisa ikut soalnya tadi nggak ada di depan rumah," jawab Shaka kemudian tersenyum.

"Loh aku ada padahal,"

"Enggak ah, tadi aku nggak liat kamu di depan rumah..." kata Shaka yakin.

"Ih aku ada, senderan di pagar," balas Pelangi terdengar manja membuat Shaka mengedip terkesima untuk beberapa saat.

"Hehe berarti maaf aku yang nggak liat." kata Shaka sambil mengusap tengkuknya.

Pelangi hanya mengangguk dan memilih fokus berlari bersama Shaka. Dia juga menikmati lari paginya bersama Shaka untuk yang pertama kali ini. Bahkan seandainya dia tidak punya rasa malu mungkin Pelangi sudah tersenyum sepanjang jalan.

Tidak ada pembicaraan selama perjalanan hingga akhirnya mereka berdua sampai di sungai tempat dimana mereka beberapa kali bertemu dulu. Shaka sedikit meregangkan ototnya sebelum akhirnya duduk di sebuah batu yang berada di pinggir sungai. Shaka melihat sekeliling tapi sama seperti biasanya tidak ada orang lain yang berada di sungai kecuali mereka.

"Makasih," kata Shaka saat Pelangi baru saja duduk di sebelahnya.

"Untuk?"

"Karena kamu udah mau nemenin aku lari pagi." kata Shaka.

Pelangi tersenyum. "Sama-sama, lagian seharusnya aku yang bilang makasih karena kamu mau ngajak aku lari pagi," katanya.

Shaka ikut tersenyum kemudian mengeluarkan earphone dan ponselnya dari saku hoodie. Shaka memasang jack earphone miliknya ke ponsel kemudian memasang sebelah bagiannya ke telinga Pelangi serta satunya dipasang ke telinganya. Entah secara kebetulan atau memang disengaja lagu pertama yang diputar adalah lagu All That Matters milik Justin Bieber dan Shaka salah tingkah sendiri saat mendengar lagu itu.

Sedangkan Pelangi memilih diam dan menikmati lagu yang dia dengar secara bergantian sesuai urutan dari playlist lagu Shaka. Dia tersenyum tipis saat beberapa kali mendapati ekspresi lucu dari Shaka saat beberapa lagu diputar entah apa maksudnya. Ekspresi Shaka semakin lucu di mata Pelangi saat lagu The Feelings milik Justin Bieber featuring Halsey diputar sebagai penutup karena setelah lagu itu selesai tidak ada lagi lagu yang diputar. Jadi jika dihitung Pelangi mendengar 5 lagu saja yang entah kenapa menurutnya lagu-lagu tersebut ditujukan Shaka untuknya.

Shakala (On Going) Onde as histórias ganham vida. Descobre agora