enam belas.

1.3K 175 22
                                    

Shaka menghela nafas untuk yang kesekian kalinya. Sesekali dia melirik kepada gadis yang duduk di sampingnya. Ah, menyebalkan. Jika boleh mengatakannya, Shaka pasti akan bilang bahwa dia lebih suka sendirian. Oh ayolah, gadis ini sudah membuntuti Shaka sejak kelas mereka selesai. Mengikutinya ke kantin hingga ke perpustakaan seolah-olah dia adalah ekor Shaka.

"Warum siehst du unruhig aus? "
[Kenapa kamu terlihat gelisah?]

Karena kau, kau menggangguku.

"Nein, ich bin nur ein bisschen müde. " jawab Shaka sambil memperlihatkan senyum palsunya.
[Tidak, aku hanya sedikit lelah.]

Gadis itu mengangguk sambil tersenyum tipis, dan sekarang malah menatap Shaka dengan seksama. Hal itu membuat Shaka merasa semakin risih.

Seseorang tolong Shaka!

"Was macht ihr zwei hier? " tanya Sebuah suara yang membuat Shaka kembali mendapatkan semangat hidupnya.
[Apa yang sedang kalian berdua lakukan disini?]

"Pssst, sei nicht laut, wir lernen. " jawab gadis yang sejak tadi bersama Shaka.
[Ssst jangan berisik, kami sedang belajar.]

"Nein, ich kann nicht glauben, dass du studierst, Grace. "
[Tidak, aku tidak percaya kamu sedang belajar, Grace.]

"Ich war es nicht, aber Shaka tat es. " balas gadis itu, Grace.
[Memang bukan aku, tapi Shaka yang sedang melakukannya.]

Orang itu hanya menggeleng pelan mendengar jawaban Grace. Dia mengalihkan perhatiannya kepada Shaka.

"Jangan rajin-rajin, nanti lo lulus duluan." katanya.

"Aku mending fokus lihat buku daripada dicerca banyak pertanyaan nggak jelas sama sepupumu." balas Shaka yang sontak membuat orang itu—Lea—tertawa.

"Dia naksir sama lo,"

"I don't care." kata Shaka terdengar kesal yang membuat Lea kembali terkekeh.

"Secantik apa sih dia sampai lo nggak peduli sama sepupu gue, seorang Gracia Stevania Drizzly?" tanya Lea penasaran.

Shaka diam sejenak kemudian mendongak, menatap Lea. "Mungkin dia memang nggak secantik sepupumu, tapi dia yang udah mendapatkan hatiku."

"Can you just speak English so I can understand too?" tanya Grace yang sejak tadi hanya bisa mendengar perbincangan Shaka dan Lea tanpa mengetahui artinya.

"Why don't you just learn Indonesian?" tanya Lea kepada Grace yang seketika membuat gadis itu memanyunkan bibirnya.

"Indonesian is difficult, but I'm trying."

"Really?"

"Ya aku sedang belajar Bahasa Indonesia tapi belum lancar dan belum terlalu mengerti." kata Grace lumayan lancar dan sukses membuat Shaka menatap Lea dengan syok.

Lea hanya bisa meringis saat mendengar Grace mengatakan itu. Dia tidak menyangka bahwa Grace benar-benar akan belajar Bahasa Indonesia seperti sarannya dulu, saat Grace mengatakan bahwa dia tertarik dengan Shaka. Apa ini artinya Grace benar-benar tertarik kepada Shaka? Atau Grace hanya kurang kerjaan jadi dia iseng belajar Bahasa Indonesia? Entahlah.

"All right, whatever. But I want to talk to Shaka. So let Shaka come with me and you better hang out with your friends." kata Lea yang membuat Grace kembali memanyunkan bibirnya.

Shakala (On Going) Where stories live. Discover now