enam

3.7K 445 39
                                    

Shaka menatap horror kepada Arin yang sekarang duduk di ruang tamu rumah eyang. Acara main game yang sedang dia lakukan dengan khusyuk di dalam kamar terganggu dan terancam harus diakhiri karena kedatangan Arin. Sedangkan eyang terlihat senang saat tiba-tiba Arin mengetuk pintu rumahnya dan menanyakan keberadaan Shaka. Belum sempat dikenalkan ternyata keduanya sudah berkenalan sendiri. Eyang jadi merasa sedikit lega karena akhirnya Shaka mau berteman.

"Nah harusnya begini biar kamu kerjaannya ndak cuma diam di kamar sambil main game," kata Eyang terlihat senang.

Sementara Shaka hanya bisa mengerucutkan bibirnya karena benar-benar merasa terganggu dengan kedatangan Arin.

Arin tersenyum mendengar perkataan eyang. "Ayo Ka, katanya kita mau gitaran di depan," katanya yang membuat Shaka langsung menatap Arin dengan tajam.

"Siapa yang mau gitaran coba," gerutu Shaka. "Mending main PUBG." sambungnya.

"Loh yang tadi siang itu," kata Arin sambil menaik turunkan alisnya.

"Sudah sana Ka, eyang ndak ngelarang asal cuma di depan rumah," kata Eyang yang membuat Shaka mengembuskan nafas kasar. Shaka masuk ke dalam kamarnya kemudian kembali dengan membawa gitarnya membuat Arin langsung mengembangkan senyumnya.

Shaka tidak mengatakan apapun dan langsung pergi ke teras membuat eyang hanya bisa menggeleng pelan melihatnya.

"Memang gitu anaknya," kata Eyang sambil tersenyum kepada Arin.

Arin mengangguk. "Arin ke depan dulu ya eyang," katanya sopan. Arin langsung menghampiri Shaka yang sedang duduk di teras. "Ayo." ajaknya kepada Shaka.

"Kemana lagi sih?" ketus Shaka.

"Itu loh disana Ka," kata Arin sambil menunjuk tempat duduk dari bambu yang berada di halaman rumahnya.

"Ck." kesal Shaka tapi tetap berjalan menuju tempat yang Arin maksud.

"Baru kenal udah ngeselin." gerutu Shaka saat keduanya sampai di tempat yang Arin maksud.

"Bawel."

Shaka dan Arin sama-sama duduk disana. Shaka memilih duduk di dekat pagar rumah Arin supaya dia bisa menyandarkan punggungnya. Sedangkn Arin duduk bersila menghadap Shaka.

"Ayo mainin gitarnya," kata Arin.

"Males, nih mainin sendiri," tolak Shaka kemudian memberikan gitar kesayangannya kepada Arin. "Awas lecet!" ancamnya.

Arin mendorong gitar Shaka kembali ke pangkuan pemiliknya. "Aku nggak bisa main gitar hehe,"

Shaka menatap Arin dengan jengah. Kalau bukan gitar kesayangannya mungkin sekarang Shaka sudah menggunakan gitar itu untuk memukul Arin, saking kesalnya dia dengan anak itu.

"Mau lagu apa?" tanya Shaka pada akhirnya, mengalah.

"Terserah," jawab Arin setelah lama mangamati Shaka.

Shaka mulai memetik senar gitarnya membuat Arin diam mengamatinya. Shaka memilih menyanyikan lagu Something Just Like This milik Coldplay featuring The Chainsmokers.

I've been reading books of old
The legends and the myths
Achilles and his gold
Hercules and his gifts
Spiderman's control
And Batman with his fists
And clearly I don't see myself upon that list

But she said, where'd you wanna go?
How much you wanna risk?
I'm not looking for somebody
With some superhuman gifts
Some superhero
Some fairytale bliss
Just something I can turn to
Somebody I can kiss

Shakala (On Going) Where stories live. Discover now