"Ayam doang?"

"Sama sopnya deh tapi kuahnya aja,"

Dengan telaten Shaka menyuwir ayam goreng sesuai permintaan Arin. Kemudian setelah selesai dia langsung menyuapinya.

"Nih aaaa..." perintah Shaka.

"Itu nasinya kebanyakan Ka," kata Arin yang menolak suapan dari Shaka.

"Masa segini kebanyakan?" tanya Shaka heran.

"Iya kebanyakan, kurangin sedikit," pinta Arin.

"Iya-iya," kata Shaka kemudian mengurangi porsi nasi di dalam sendok Arin. "Udah nih nggak usah bawel lagi." katanya lalu kembali menyuapi Arin.

Suapan demi suapan akhirnya masuk ke dalam mulut Arin hingga tidak terasa bahwa nasi yang sudah ada di piring tinggal sedikit. Tidak ada percakapan saat Arin makan karena Shaka bilang tidak baik berbicara saat makan.

"Kok kamu nggak makan?" tanya Arin saat dia sudah menghabiskan suapan terakhir dari Shaka.

"Belum laper," jawab Shaka kemudian memberikan segelas air minum kepada Arin yang langsung Arin minum.

"Nanti malem mau gitaran lagi nggak? Eh tenang, ada Kak Anggi kok," kata Arin sambil menaik turunkan alisnya menggoda Shaka.

"Boleh." jawab Shaka kemudian minum air yang baru saja dia tuangkan.

"Oke, ya udah aku pulang dulu ya," pamit Arin.

•••

Shaka dan eyang baru saja selesai makan malam. Shaka membantu eyang merapikan piring kotor kemudian mencucinya. Itu adalah kegiatan rutin Shaka selesai makan. Ingat, Shaka bukan golongan anak manja yang tidak mau membantu orangtuanya, dia hanya sedikit nakal dan pembangkang sehingga membuat Erlangga jengah dengan sikap Shaka.

Shaka duduk di samping eyang saat dia sudah selesai mencuci piring. Gitarnya sengaja sudah dia taruh di ruang tamu agar nanti tidak perlu mengambilnya di kamar saat Arin menghampirinya. Kali ini dia bersemangat karena ada Pelangi juga nantinya.

"Kamu kenapa nduk dari tadi senyum-senyum sendiri?" tanya Eyang heran.

"Oh, nggak apa-apa kok eyang," jawab Shaka.

"Ndak kesambet tadi pas mandi kan?" tanya Eyang sedikit khawatir.

"Ya enggak lah, eyang ada-ada aja," jawab Shaka kemudian terkekeh.

"Lagian kamu dari tadi senyum-senyum sendiri, kan eyang jadi takut siapa tau kamu kenapa-kenapa," kata Eyang yang hanya Shaka balas dengan senyuman.

"Assalamu'alaikum..." kata seseorang dari luar.

"Wa'alaikumsalam..." Shaka langsung membuka pintu dan mendapati Arin berdiri sambil tersenyum manis padanya.

"Ayo Ka," ajak Arin.

"Iya sebentar," jawab Shaka kemudian mengambil gitarnya yang berada di sebelah sofa.

"Mau ngamen Ka?" canda Eyang saat melihat Shaka membawa gitarnya.

Shaka terkekeh. "Iya nih, siapa tau nanti ngamen terus dapetnya Anggi hahahaa..." jawabnya kemudian meninggalkan eyang yang hanya bisa menggeleng mendengar jawaban Shaka.

"Pelanginya mana?" tanya Shaka saat dia dan Arin sedang berjalan ke tempat tongkrongan di halaman rumah Arin.

"Dia kan munculnya kalo udah kamu nyanyiin," jawab Arin yang membuat pipi Shaka langsung memanas.

"Oh iya tangan kamu gimana?" tanya Shaka khawatir mengingat tangan Arin yang terkilir tadi pagi.

"Udah nggak apa-apa kok," jawab Arin sambil tersenyum. "Jadi sekarang mau nyanyi lagu apa?" tanyanya saat mereka berdua sudah duduk.

Shakala (On Going) Where stories live. Discover now