Shaka hanya menggonta-ganti channel televisi secara acak. Dia tidak benar-benar menontonnya sejak tadi. Shaka hanya sudah terlalu bosan berada di kamar sehingga dia memutuskan untuk pindah ke ruang tamu dan menyalakan televisi. Tapi kemudian dia menyerah dengan televisi yang sudah menyala itu, tidak ada tayangan yang mampu menarik perhatiannya, hanya tayangan-tayangan tidak penting, tidak ada kartun spongebob atau semacamnya.

Akhirnya Shaka meraih ponselnya yang tadi dia taruh di meja. Shaka iseng membuka aplikasi instagram yang ada di ponselnya. Shaka bukan anak yang narsis, dia memiliki akun instagram hanya untuk mengikuti update terbaru dari para idolanya. Lagi, Shaka rasa tidak ada yang menarik dari instagram. Kali ini dia membuka game Player Unknown Battle Ground atau lebih dikenal dengan PUBG, tapi seketika minatnya menghilang untuk memainkan game itu. Shaka jadi bingung, apa yang harus dia lakukan sekarang.

"Kamu udah bangun nduk?" tanya Eyang yang baru saja selesai dengan kegiatan memasaknya.

"Iya, nggak bisa tidur soalnya," jawab Shaka.

"Masih pusing?" tanya Eyang sambil menyentuh dahi Shaka, memastikan demam Shaka.

"Sedikit,"

"Berhubung kamu sudah bangun, sekarang makan terus minum obat lagi," titah Eyang. Shaka hanya mengangguk saja tidak berniat membantah, dia takut nanti eyang akan mengancam membawanya ke dokter kalau tidak menurut. Shaka tidak mau ke dokter.

"Nanti aku mau lari pagi, boleh?" tanya Shaka.

"Tapi kan kamu lagi sakit, nanti kalau pingsan di jalan bagaimana?" tanya Eyang.

"Nggak kok eyang, aku udah sembuh. Lagian aku bosen kalo di rumah terus, boleh ya eyang?" bujuk Shaka setengah merengek.

Eyang menghela nafas. "Ya sudah, tapi nanti jangan kecapekan ya, terus jangan jauh-jauh, kalo ada apa-apa telfon eyang," katanya menasehati.

Shaka mengangguk dan tersenyum. "Iya eyang," katanya bersemangat kemudian dengan cepat menyelesaikan kegiatan makan dan meminum obatnya.

Eyang sedikit khawatir saat Shaka berpamitan. Tapi Shaka meyakinkan eyang bahwa dia sudah baik-baik saja membuat eyang merasa lebih tenang.

Sebenarnya tujuan Shaka lari pagi tidak semata karena dia bosan di rumah, tapi dia ingin melihat Pelangi. Tunggu, bukan pelangi yang muncul setelah hujan atau terjadi karena pembiasan cahaya, bukan pelangi yang itu, tapi Pelangi yang tempo hari tidak sengaja dia temui di sungai. Shaka ingin bertemu dengan gadis itu lagi, Shaka penasaran dengan sosok Pelangi yang terlihat misterius, bahkan rasanya Shaka ingin mengenal Pelangi lebih dekat, itu kalau boleh.

Shaka sudah sampai di sungai, matanya langsung mencari sosok gadis yang membuatnya tidak mau berlama-lama di jalan. Tapi sayangnya dia tidak menemukan keberadaan Pelangi.

Ka, Ka, dipikir dia penunggu sungai kali ya makanya nyari dia ke sungai? gumamnya menertawakan dirinya sendiri. Shaka menekuk wajahnya, dia menyeka keringat yang ada di dahinya.

Shaka memilih duduk di tempat kemarin dia dan Pelangi duduk bersama. Saat dengan tidak sopannya jantungnya berpacu hanya karena seorang Pelangi menyandarkan kepala ke bahunya. Shaka berharap ada keajaiban yang membuat Pelangi tiba-tiba berada disini, tapi itu sepertinya mustahil. Shaka mengerang frustasi, merasa sia-sia dia pergi kesini.

Shakala (On Going) Where stories live. Discover now