Memulainya Dengan Sembunyi-sembunyi

118 11 0
                                    

Kania yang sudah bersiap akan tidur. Sudah berada di bawah selimut ternyamannya. Sebagai ritual sebelum terlelap tidur. Kania memainkan ponselnya, membuka beberapa foto di galerinya. Matanya langsung terfokus pada foto saat Kania dan Kemal nonton, melihat itu membuat Kania tesenyum sendiri.

"kukira aku bisa punya pacar keren saat kuliah. Tapi, tidak terjadi apa pun." Keluh Sinta

Seketika ponsel ditanganya terlepas dari gemgaman, saat melihat layar ponsel tertera nama kontak kemal melakukan panggilan telepon. Ragu-ragu Kania mengeser icon berwarna hijau untuk mengangkat teleponya. "Hallo, Kem." Jawabnya pelan.

"Kania, bisa kita bertemu ditaman sekarang?" ucapnya disebrang sana mendesak.

"Apa?"

Secara sepihak Kemal memutuskan sambungan teleponnya. Buru-buru kania Bangkit dari tempat tidurnya, merapihkan rambutnya didepan cermin dan mengoles lip tint warna pink di bibirnya.

"Kamu mau kemana?" tanya Sinta heran.

"Aku keluar dulu sebentar." Ujarnya sambil berlalu keluar kamar.

Setengah berlari Kania ke taman kosan. Disana Kemal sudah duduk dibangku panjang taman. Kania berusaha menetralkan kembali napasnya yang sedikit terengah-engah, duduk dissamping Kemal. Dengan suasana yang sedikit canggung diantara mereka.

"Apa yang kamu lakukan bersama Danil kemaren?" Tanya Kemal langsung.

"Kenapa aku harus menjawabnya?" elak Kania.

"Dia tiba-tiba kirim aku WA. Bilang kalau dia menerima penolakan cinta dari kamu. dan memberi semangat untuk aku tetap berjuang untuk mendapatkan kamu."

Kania tak menjawab, beberapa saat terdiam ditempat duduknya sambil memainkan kukunya. "Akan kuberi tahu alasanku menolanya. Aku menyukai seseorang." Ungkapnya, "aku menyukaimu. Aku memang tidak tahu malu sudah mengatakan ini setelah menolakmu dua kali." Sambungnya kemudian.

Kemal tersenyum mendapatkan ungkapan itu dari mulut Kania. "Tidak apa-apa sudah kubilang akan menunggumu." Kata Kemal dengan rona kelegaaan terpancar di wajahnya "Kita resmi pacaran sekarang," Kemal menegaskan untuk pengesahan hubungan mereka sekarang.

Beberapa saat hening, canggung diatara mereka. Kania bangkit dari tempat duduknya. "Diluar dingin, ayo kita kembali masuk." Sembari mengusapkan kedua tanganya. Kania berjalan, maksud akan kembali ke kamarnya. Karena salah tingkah, dia sampai lupa arah jalan. Kania kembali ke arah Kemal dengan pipi bersemu merah.

Diperjalanan pulang tak banyak obrolan diantara mereka. Sampai Kania mengawali pembicara kembali. "Rasanya hampir sama saja, bukan?"

Kemal tersenyum mendengar pernyataan dari Kania. Tak sengaja ujung jari mereka saling bersentuhan. Kemal mengawalinya, sentuhan itu menjadi gemgaman yang pas, saling mengisi ruas yang kosong. Kini bunga sudah mekar dan sang madu sedang menyesap nektarnya. Harumnya kini sudah tercium, mereka sekarang saling mengugkapkan isi di hati mereka tak ada lagi rasa takut dan keraguan diantara mereka.

Sampai di depan kamar kos Kania. Mereka saling lempar pandang sesaat. "Ku harus melepaskan tanganmu." Ucap Kania melepaskan. "Aku masuk dan kamu juga harus masuk." Tutup kania berbailik badan memasuki kembali kamar kosanya.

Kania yang baru memasuki kamar kosanya, mendapatkan tatapan heran dari Sinta. "Dari mana kamu?"

"Habis cari angin," Jawab kania asal. Setelahnya berlalu ke kamar mandi. Menghadap ke cermin, melihat pantulan diirnya sendiri. Menyenduh tangan hangatnya yang baru saja digemgam oleh Kemal, wangi dari tubuh Kemal masih tercium, dihirupnya dalam-dalam wangi tubuh Kemal, sebelum wanginya benar-benar hilang. Kania tersenyum malu dengan momen indah pertama mereka.

parfum (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang