Parfum 17

115 12 0
                                    

Kania dan Sinta duduk di bangku panjang halte bis. Melihat Kemal sudah ada disana. Dengan tatapan cangung. Mau memulai pembicaraan apa. Kania memilih diam.

"Kamu, kenapa memilih kos disini." Tanya kemal. Mengawali percakapan.

"Kosan ini yang paling murah. Juga dekat dengan kampus." Jawab Kania dengan mata tak berani melihat sang lawan bicara.

"Oh, kamu punya info kerja part time?."

Kania kaget dengan pertanyaan kemal. Mengangkat kepalanya. Melihat mata lawan bicaranya. Dengan tatapan membingungkan.

"Kau, kenapa tiba-tiba kos disini? Apa kamu kabur dari rumah?." Tanya Sinta.

Kemal tidak menjawab dari pertanyaan Sinta. Hanya mendiamkanya. Sinta yang tidak dianggap pertanyaanya. Memasang muka kesel.

"Aku tidak punya info kerja part time. Tapi, aku juga sedang mencarinya. Mungkin kamu bisa mendaaptkan info part time dari situs lowongan kerja." Jawab Kania. " Apa, Bu Ratna tau kamu kos disini?.' Tanyanya kembali.

"Dia tau, dia yang memilihkan kosan untuk aku."

Pembicaraan mereka terhentikan. Saat bis yang akan mengantarkan mereka ke kampus sudah berhenti dihadapan mereka. Saat memasuki bis, kursi yang kosong tersisa tinggal dua. Kemal mengalah. Membiarkan Kania dan Sinta yang duduk. Dengan berbagai aroma yang ada di dalam bis. Pertama kalinya buat Kemal. Menaiki kendaraan umum. Tanganya memegangi pegangan yang ada. Saat bis mengerem mendadak. Kemal terjatuh, membuat Kania kasih atas usaha yang Kemal lakukan.

Kania berdiri dari tempat duduknya. "Kemal. Kamu saja yang duduk."

Kemal hanya terdiam dengan perintah Kania. Kania menarik lengan Kemal dan memaksanya untuk duduk di bangku yang barusan dia duduki. "Aku tau, ini pertama kalinya kamu naik bis. Mulai sekarang, kamu harus mengutkan kaki dan pegangan tangan kamu saat di bis." Bisik Kania pada Kemal.

□□□

Saat selesai praktikum di leb. Semua kelompok harus mengumpulkan semua hasil dari praktikum pertemuan minggu kemarin. Syabil selaku sketaris. Yang mencatat semua data saat praktek. Kehilangan lembar datanya. Yang membuat yang lain ikut panik juga.

"Bagaimana ini, apa kita harus memulai dari awal lagi?." Keluh Robi.

"Syabil, coba kau cari kembali. Mungkin terselip di tumpukan buku yang lain." Kata Reva.

"Kita hanya diberi waktu untuk mengumpulkannya sampai jam 12. Ini sudah jam 11." Keluh Yura.

Disaat yang lain panik. Kemal mengambil selembaran kertas. Pikirannya mengawang-ngawang. Seperti mengingat-ngingat kembali suatu hal. Reva yang duduk disebelah Kemal melihat apa yang sedang Kemal tulis.

"Ah, benar." Kata Reva. "Kemal tidak hanya wajahnya tampan. Tapi, otaknya bisa diandalkan juga." Komentarnya kembali.

"Ini kan. Yang kalian butuhkan." Ujar Kemal memberikan selembarna kertanya yang baru saja dia tulis.

Syabil menerima selebaran kertas yang Kemal serahkan. "Iya, benar."

Kemal berdiri dari tempat duduknya. "Biar aku saja, yang mengumpulkan. Ke ruang dosen." Ujar Kemal, meminta semua laporan pratikum yang ada di tangan Syabil.

"Kita, serahkan laporannya bersama-sama. Kamu dan akukan Sketaris dan ketua kelompok." Jawab Syabil dengan senyum rayuannya yang khas.

Seperti biasa. Kemla tidak luluh dnegan semua rayuaan Syabil. Langsung melangkah meninggalkan yang lain. Untuk ke ruangan Danil.

Tanpa canggung Syabil menyentuh lengan Kemal. Yang langkahnya lebih cepat dari dirinya. "Kemal, tunggu aku. Sehabis mengumpulkan ini. Kamu mau makan siang dengan ku? Aku akan meneraktirmu. Sebagai ucapan terimakasih."

parfum (TAMAT)Where stories live. Discover now