parfum 1

973 105 20
                                    

Selesai mengoles dengan make-up yang tipis. Seperti BB cream, blush on, lip tint, terakhir Kania menyemprotkan badannya dengan parfum beraromakan citrus. Wangi parfum yang tak pernah Kania ganti semnjak SMP. Awal dia mengenal namanya parfum. Karena bagi Kania parfum bukan hanya pewangi di badannya. Tapi, parfum adalah wangi yang mengingatkan kita walaupun dia ada jauh disana. Salah satu alasan untuk dirinya memilih jurusan kimia karena dia ingin menjadi seorang parfumer.

Ini merupakan hari pertama kuliahnya setelah selama seminggu menjalani masa OSPEK yang melelahkan. Kania keluar dari kamarnya dengan menyoren tasnya berangkat dengan damri menuju kampusnya.

"Hai, Kania." Sapa Reva dari belakang.

Kania menoleh ke belakang, dengan seulas senyuman. "hai, kamu baru datang juga."

Reva mengejar Kania agar jarak mereka menjadi dekat."iya, pagi ini ada kelas yang kata kakak tingkat dosennya itu. Nyebelin, dan pelit dalam nilai." Keluh Reva saat mereka sudah berjalan dalam satu jajar.

"Ah, jangan mengkhawairkan apa yang belum tentu terjadi. Ini awal perkuliahan kita. Harusnya semangat dong."

"semoga aja, nggak seserem itu dosennya."

Seusai jam pelajaran pertama. Saat baru keluar dari kelas tiba-tiba ada yang menarik lengan Kania. Menariknya ke koridor yang sepi.

"Ka Anjas. Ngapai narik aku ke sini?."

Anjas yang sedari tadi menunduk, mengangkat kepalanya. Menatap ke dua bola mata berwarna hitam milik Kania. "ini, ada beberapa materi kuliah di semester satu punya kakak. Semoga aja bisa kamu pake." Sodor, Anjas buku binder miliknya.

"makasih, nanti Kania baca." Kania menerima binder milik Ajas dari tangannya.

"kamu, mau makan siang bareng aku ga?." Tawar Anjas sedikit ragu.

"boleh, kita ke kantin."

Sesampai di kanti. Anjas dan Kania memilih duduk di bangku kosong di dekat jendela. "kania mau pesen apa? Biar kakak yang pesen."

"emm, makanan yang enak di katin ini apa yah?." Kania mulai membuka buku menunya.

"disini yang paling enak udon-nya. Untuk dessert-nya es krim stroberi paling favorit."

"kalau gitu, aku pesen yang ka Anjas rekomendasiin aja." Kania menutup buku menunya.

Sekembalinya Anjas memesan pesanan makanannya. Anjas kembali duduk di kurinya. "Kan, ada yang mau aku omongin." Dengan mukanya yang berubah menjadi serius.

"ngomong aja lah, Kak."

"kakak suka sama kamu dari awal liat kamu di OSPEK."

Sang pramusaji menyajikan makanan di atas meja. Dengan cepat Kania meneguk minuman yang ada di hadapannya untuk mendinginkan suhu badanya yang seketika terasa panas.

"Aku mau ke toilet dulu."

Di depan wastafel, Kania membasuh mukanya berkali-kali. "aku tidak sangka ada seorang laki-laki yang menyatakan cintanya ke aku." Kania berbicara pada pantulan dirinya sendiri di cermin. Seketika ingatanya mengingat kembali pada masa SMA-nya dengan badannya yang gemuk kerap menjadi olokan satu sekolahnya. Pernah dia menyatakan cintanya pada satu laki-laki, pada saat itu juga dia mendapatkan penolakan. Dengan prestasi akademisnya tak membuat dirinya luput dari cercaan orang yang selalu membahas fisiknya yang gemuk. Hingga pada libur yang panjang di masa penantiannya menunggu pengumuman dirinya di terima di Universitas negeri yang terkenal di Bandung. Tekatnya yang kuat selama 3 bulan libur panjangnya akhirnya bisa menurunkan berat badannya 20 kg.

parfum (TAMAT)Where stories live. Discover now