Epilog

257 14 4
                                    

5 tahun kemudian

Dipinggiran rangkaian bunga segar bernuansa pastel yang diselang-seling rumpun anggrek bulan putih, atrium itu disulap menjadi tanaman tropis di tengah mal terbesar di Jakarta Selatan. Kendelar kaca bergantungan di sela-sela ronce melati yang malang melintang menaungi di sela-sela ronce melati yang malang melintang menaungi para tamu. Tersebar di lima penjuru botol-botol kristal ukuran raksasa yang berdiri megah di pahatan balok es bermandikan lampu sorot. Satu ditempatkan di jantung atrium sebagai fokus utama. Botol parfum berwarna emas pucat bertatah tulisan Pandora.

Perempaun-perempuan anggun dan pria-pria perlente menyebarkan membawa botol-botol koleksi Pandora dan membagikan sampel ke para pengunjung. Di pinggir area, Kemal berdiri memandangi Kania yang tenagah dikerubuni orang-orang hendak memeberi selamat, mewawancara, atau sekedar ingin dekat-dekat. kilat kamera foto menghujani kerumunan itu

"Belum pernah peluncuran produk bisa seramai ini." Ridho, yang berdiri di samping Kemal , berkata "Saya bukan cuman bicara Pandora, tapi semua acara peluncuran produk kecantikan yang pernah saya datangi selama karier saya di industri ini."

Kemal ikut menyapu pandangan. Dari yang terlihat, kerumunan orang tidak akan mengurai dalam waktu dekat. kasir kewalahan dengan transaksi yang terus membanjiri.wangi parfum yang baru diluncurkan di beri nama Kanandita. Yang dirancik langsung oleh Kania, merebak kepelosok gedung besar berlantai-lantai itu, diantaranya oleh kulit orang-orang yang berseliweran, dan dibawa pulang dalam kantomg-kantong belanja.

Pada malam ini menjadi magnet malam ini. Entah keberapa kalinya dia harus berjabat tangan dnegan seseorang dan mendengar kata pujian dan mendoakan untuk kemakmuran Pandora kedepanya, yang Kania aminkan.

Hingga pada jabatan tangan perempuan yang seseorang yang sudah lama menghilang. Kania bergeming memegang tanganya saat dia yang memulai.

"Selamat, Kania."

"Syabil, kau kemana saja?"

Syabi tersenyum dengan menunduk. "Aku tidak kemana-mana. Sulit di percaya melihat kamu yang sekarang. Sekarang aku bisa akui kau yang paling cantik. Cantik sesungguhnya, kamu memiliki segalanya sekarang."

"Bagaimana kabar kamu?"

"Aku sehat, sekarang aku sibuk dengan sekolah pengembangan diri yang aku punya. Untuk menanamkan kepercayaan diri mereka agar tidak mengandalkan cantik saja. dan lebih percaya pada diri mereka, menonjolakan apa yang mereka punya, ketimbang harus saling senggol hanya untuk sebuah gelar diakui menjadi wanita yang cantik."

"Kau, bahagian dengan diri kamu yang sekarang?"

"Tentu, aku sekarang bebas. Tidak mengkekang hati aku. Agar aku selalu terlihat baik-baik saja di mata orang banyak."

Kemal mendekat, matanya membulat sesoerang yang ada di depannya. "Syabil,"

"Hai, Kem. Kalian kapan nikah?"

"Bulan depan," Jawab Kemal.

Syabil mengangukan kepala. "Semoga kalian terus bahagia, tolong doakan juga kebahagian aku."

Kemal merangkul bahu Kania dengan seulas senyumnya.

"Tentu, Syabil samapai kapan pun kamu adalah teman kita. Salah kamu yang dulu pernah kamu perbuat. Sudah aku hapus bersih, aku tidak mau memenuhi ingatan hanya dengan semua keburukan orang yang pernah dia lakukan."

Syabil mengangguk. "Aku ingin berkeliling dulu, mau mencoba-coba parfum dari Pandora."

"Silahkan," Kata Kania.

Kemal membawa kania ke sudut yang paling tenang. Sejenak memberi ruang untuk Kania berisitirahat yang dari sejak di buka. Kania harus berdiri dengan sepatu tingginya.

"Nih," kemal menyondorkan susu coklat yang dia bawa dari dapur.

Kania menerimanya dengan senyum. "Terimakasih,"

"Kania, kamu senang dengan semua ini?"

"Untuk Pandora, iya. Aku senang. Dulu aku menggebu-gemu ingin menjadi parfumer. Sekarang tujuan aku tidak lagi seperti itu. lebih ke arah apa ini yang aku ingin dan orang lain suka dengan yang aku buat ini. Bekerja dengan hati sampai lupa diri kalau sebenarnya tubuh sudah lelah."

"Sesuka itu, kamu dengan parfum?"

"Yah, namun belum ada aroma yang menusuk batang hidngku yang paling memabukan selain aroma tubuhmu." Kania meletakan gelas susu coklatnya yang sedang dia pegang. Menyambar memeluk Kenal sembari mengendus aroma yang menjadi candunya.

Dibawah langit yang gelap, oleh gemerlah bintang-bintang. Mereka saling mengaitkan cinta yang utuh. "Kamu segalanya untuk aku, Kania." Bisik Kemal.

TAMAT

parfum (TAMAT)On viuen les histories. Descobreix ara