parfum 22

119 13 0
                                    

Hari pertama magang di pandora akan dimulai. Untuk hari pertama semua mengikuti orientasi di bagian produksi. Memakai baju pelindung, masker, dan penutup kepala, Kania terpukau disuguhkan pemandangan ratusan kilometer rimpangan, bertong-tong kelopak mawar, bergoni-goni kuntum melati, masuk ke penggilingan, melewati berbagai aparatus yang sambung-menyambung, dan muncul di ujung sana dalam bentuk tete-tetes minyak ensensial.

Melihat perjalanan aroma sejak masih rekat bersama wadah asllinya hingga diceraikan melalui ekstraksi dan disilasi, untuk kemudian dikawinkan lagi dengan bahan pelarut, pengemulsi, dan puluhan zat kimia lain, sampai akhirnya masuk ke aneka bentuk kemasan. Truk-truk boks delapan roda kemudian menjemputnya ribuan produk jadi dari gudang stok pandora dan menyebarkannya ke seluruh negeri.

Hari kedua masiswa kimia digiring untuk melihat cara dan proses Pandora dalam memasarkan. Di kelas ini, diperlihatkan produk-produk Pandora bersejarah yang dilindungi etalase kaca. Ada bedak dingin dari sari pati beras yang dibuat dalam bentuk pelet. Ada bubuk mangir dalam kemasan amplop. Ada bedak tabur di kotak kertas bertentuk persegi. Ada pelembab muka dalam kaleng tembaga. Sebagai SPG di pandora mereka harus kenal dan hafal produk-produk Pandora termutakhir yang jumlahnya lebih dari seratus, meliputi produk menengah yang dibeli di gerai waralaba sampai produk luks yang cuman ditemukan di mal besar dan butik khusus.

Pemateri topik hari itu, seorang sataf penjualan senior yang akrab dipanggil Rani menyemprotkan parfum yang diberi nama carolina ke pergelangan tangannya.

"Ini parfum baru dari pandora. Kami masih tahap proses penyempurnaan. Yang belum kita luncurkan. Kita gosokan kedua pergelangan tangan."

Melihat yang dilakukan Rani. Kania mengangkat tangan "Kalau digosok suhu kulit akan naik, parfum lebih cepat panas, not atas lebih cepat hilang. Jadi, tidak usah digosok. Bisrkan saja."

Sebagai tanggapan, Rani hanya melempar senyuman pada Kania. Ia segera melanjutkan." Atau, kita bisa semprot ke setrip kertas."

Kania mengangkat tangannya lagi. "Sebaiknya jangan gunakan atau, menyemprotkan di kertas berguna untuk menilai parfumnya. Di kulut juga tetap perlu supaya tahu kecocokan parfum dengan pemakainya. Jadi dua-duanya penting."

Rani melepar senyum lagi. "Ketika costumer sudah mencium beberapa parfum, di konter kita menyediakan biji kopi untuk menetralkan." Rani melanjutkan penjelasannya tentang target penjualan dan sistem komisi di pandora. "Untuk diketahui, SPG di pandora akan mendapatkan komisi terbesar dari produk luks, jika bisa mencapai terget harian."

Kania berdecak kagum untuk kesekian kalinya. Semua yang terpapar dari mulut Rani. Dicatatnya agar tetap bisa diengat kembali.

□□□

Dua hari sudah perkenalan dari seisi Pandora. Untuk tiga hari kedepan adalah hal yang paling Kania tunggu-tunggu. Langsug merasakan meracik sebuah parfum di lap Pandora. Semua mahasiswa kimia dari universitas Pajajaran dengan jas putihnya sudah berdiri di meja panjang. Didepan mereka sudah ada beberapa sampel parfum milik Pandora.

Terhampar lantai marmer monokrom yang dikombinasikan dengan rak, partisi, meja, dari kaca susu. Kursi-kursi bernoda berwarna putih dan aksen-aksen stainless stell di panel dinding, semua alat-alat yang ada membuat Kania pengin tau semua apa saja fungsinya.

Seorang wanita berkisaran usia 25 tahun. Bertubuh mungil, rambut sebahunya di ikat kebelakang, dengan jam lap putihnya. Berjalan memasuki lap. Dengan seulas senyuman menyambut. Para mahasiswa Pajajran yang sudah menunggunya.

"Saya, Kinan. Selaku kepala divisi. Selama 3 hari kedepan saya sendiri yang akan membina kalian." Terangnya dengan seula senyuman. "Di depan kalian sudah ada lima sample parfum milik Pandora. Saya minta kalian mngindentifikasikan aroma parfum yang ada didepan kalian. Dan catat setiap nama aromanya pada lembar kerja yang sudah disediakan. Nanti saya akan menilainya."

parfum (TAMAT)Where stories live. Discover now