Pertama kali ngedate

112 11 0
                                    

Kemal yang tengah di perpustakaan duduk sendiri. Dengan buku di hadapannya. Ketika Syabil baru memasuki perpustakaan. Matanya langsung tertuju pada Kemal. "Hai, Kem. Sendirian aja?." Tanya Syabil menduduki bangku kosong disamping Kemal.

Dengan sikap dinginnya. Kemal tak melirik sedikipun pada Syabil. Apalagi menjawab dari pertanyaan Syabil. Yang hanya untuk basa-basi.

Dengan tersenyum kecut. Dengan sikap Kemal yang dingin terhadapatnya. Syabil membuka buku yang dia bawa. "Kamu sudah mengerjakan tugas untuk film pop." Dengan usahanya sekali lagi.

"Belum,"

"Bagaimana, kita kerjakan bersama."

"Tidak mau, aku tidak ingin kerja kelompok dengan wanita yang hanya ingin mencuri kesempatan yang ada. Disetiap peluang yang ada."

Syabil mengerutkan dahinya mencoba memahami perkataan Kemal. "Kemal. Kenapa sih, kamu selalu dingin terhadap ku. Apa yang kamu tidak suka dari ku?"

"Semua. Tingkah lakumu, cara bicaramu, dan gaya kamu untuk menjatuhkan seseorang dengan semua tipu dayamu." Kemal menutup bukunya. Bangkit dari tempat duduknya. Meninggalkan Syabil.

Syabil menerima perilaku itu hanya bisa terdiam, melihat kepergian Kemal dengan napas gusarnya.

□□□

Kemal dan Kania berjalan keluar dari pekarangan Kampus. Dengan langkah heningya. Kemal melihat kebawah tali sepatu Kania lepas dari simpulannya. Kemal terjongkok dan menalikanya kembali. Melihat apa yang Kemal lakukan Kania tak berkutik. Dengan napas yang seketika terhenti.

"Kem, kamu gak perlu lakuin itu, aku bisa menyipulkan tali sepatuku sendiri." Ujar Kania menundukan kepalanya untuk menyembungikan pipinya yang berubah merona.

Kemal berdiri dari jongkokannya. Menatap lurus ke Kania. Memegang pundak Kania. "Kania, besok mau pergi ke bioskop dengan aku?."

Mendengar pertanyaan Kemal. Kania mendongkapkan kepalanya. "Apa?"

"Mau kerjakan bareng. Tugas film pop?."

Kania terdiam sesaat. Debaran jantungnya semakin tak menentu. "Oh, iya." Dengan senyum tipisnya. "akan sangat aneh jika menolaknya." Gemuruh suara hati Kania.

Syabil yang melihat adegan saling lempar pandang antara Kemal dan Kania. Di koridor. Juga melihat Kemal mneyimpulkan tali sepatu Kania. Membuat hatinya panas. Mencoba untuk memasang raut wajah biasa. Syabil menghampiri mereka. "Hai, kalian mau pulang?"

Kania menjawab dengan anggukan. Sedangkan Kemal bersikap acuh dan dingin dengan kehadirian Kemal. "Aku lihat. Kalian seeprtinya sering sekali Pulang dan berangkat kuliah bersama."

"Kenapa, kamu sangat ingin tau urusan kamu berdua?" Jawab Kemal dengan nada ketus.

Kania menyenggol sikut Kemal dengan lenganya. Sebagai tanda herannya. "Kemal dan aku, di area kosan yang sama."

Terkejut dengan pernyataan Kania. Sayabil membulatkan matanya. "Oh, kamu pergi dari rumahmu. Kemal?"

"Biar aku jelaskan. Agar kamu tidak lagi. Bertanya-tanya tentang urusan ku. Iya aku pergi dari rumah. Dan sekarang aku memilih untuk ngekos dan kerja part time, untuk mencoba lebih mandiri."

"Waw. Semoga kamu menikmati hari-harimu sebagai pemuda yang baru memulai menjadi mandiri." Ucap Syabil berlalu. Meninggalkan mereka.

Setelah melihat Syabil pergi. Kania menyenggol sikut Kemal dengan kesal. "Kau menyebalkan. Manusia dingin dan tak punya hati."

"Wanita yang cantik merasa dirinya memiliki kekuatan. Untuk menaklukan segalanya. Aku tidak mau wanita seperti itu."

"Semua orang menganggap kalian berdua cocok jika berpacaran. Kamu tampan dan Syabil cantik. Apa salahnya membuka hati."

parfum (TAMAT)Where stories live. Discover now