H&LM: Part.21• A Fool girl

1.8K 56 4
                                    

Beberapa hari yang lalu Albert terus menemani Arysha, sudah sebulan semenjak kematian ibunya tapi Arysha masih tetap murung didalam kamar, Arysha juga jarang makan hingga tubuhnya sedikit kurus tidak seperti dulu. Albert kerap memaksa Arysha makan namun Arysha terus menolak dan akhirnya menangis, Albert tidak tega melihatnya.

Hari ini diam, duduk, baring, menangis adalah hal yang sudah biasa dilihat oleh Albert. Pria itu menghela nafas panjang, dia mendekat kearah Arysha. Entah apa lagi yang harus Albert lakukan untuk Arysha, tiada hari tanpa menangis, jarang bicara, bahkan makan-pun dia tidak teratur seperti biasanya.

"Huft... Arysha please tell me what i have to do? Apa kau mau seperti ini selamanya hah?" Tidak mendapat respon apapun Albert menarik tangan Arysha, membuat wanita itu tersentak kaget.

"What do you want hah? Tell me, please.., tell me Arysha."

"Aku hanya ingin Rexi. Albert suruh dia pulang, Aku membutuhkannya, hanya dia yang bisa membuatku tertawa." Mata Arysha memerah, wajahnya juga bertambah pucat. Albert tidak tega melihat hal itu dia menarik Arysha perlahan mendekap-nya dengan erat, mengelus rambut hitam cokelat itu dengan penuh kasih sayang.

"Arysha dia sedang melakukan tugasnya sebagai dokter, bukankah selama ini kau sendiri yang bilang kalau dia harus membantu orang hem?"

"Lalu kenapa dia tidak bisa menyelamatkan mommy? Dia menyembuhkan orang lain, menyelamatkan nyawa orang lain. Sementara, ibunya sendiri..,dia tidak bisa menyelamatkannya. Dokter macam apa dia hah?"
Albert tersikap dengan perkataan Arysha, bahkan wanita itu juga mendorong Albert dengan kuat.

"ARYSHA!" Albert membentak Arysha, membuat beberapa pelayan yang lewat terkejut mendengarnya.

"Kau sadar apa yang kau katakan Arysha?" Ucap Albert dengan wajah datar dan dingin pada Arysha. Arysha terdiam sesaat kemudian dia mengangguk dengan cepat sambil membalas tatapan Albert dengan penuh amarah.

"Kau tau, dia sudah berusaha menyelamatkannya. Apa kau tidak ingat apa yang dikatakan Dr. Sam waktu itu?"

Arysha berpikir keras namun tak kunjung paham dengan yang dikatakan Albert, amarahnya mengendalikan pikiran dan hati Arysha. Rasa sunyi semakin menyeludup masuk kerelung hati Arysha, hingga rasa pengertiannya tertutupi. Sedetik kemudian Arysha langsung menggeleng, tidak ingat apa yang pernah dikatakan Sam waktu itu.

"Arysha! Rexi seorang manusia yang hanya mendapat gelar sebagai dokter untuk meringankan peyakit seseorang itupun jika Tuhan menghendakinya, karena itu aku minta padamu jangan mengatakan hal seperti itu lagi. Bagaimana jika Rexi mendengarnya, hatinya pasti terasa sakit dan juga dia pasti menyalahkan dirinya sendiri. Bisa saja kan, dia berpikir kalau dia tidak pantas menjadi seorang dokter. kau mengerti?"

Arysha terdiam, memikirkan kenapa serangan panik bisa membuatnya marah dan kesal secara bersamaan. Padahal biasanya dia hanya akan dilanda gugup berlebihan, tapi sekarang kemarahan mulai ikut serta saat dia mengalaminya.

"Albert a---aku.., minta ma-af. Sungguh, aku hanya sedang dalam keadaan tidak baik saat ini. Tolong maafkan aku ya?!"
Albert menggeleng, tersenyum kemudian merangkul Arysha, ia mengecup puncak kepala Arysha.

"Apa kau mau kita jalan-jalan diluar?"
Tanya Albert, Arysha mengangguk menyetujui.

"Tapi.., aku bersiap dulu ya."
Jawab Arysha kemudian wanita itu langsung berlari kearah tangga menuju kamarnya, Albert hanya mengangguk untuk respon.

"Aku harap penderitaanmu akan berakhir setelah aku mendapatkan wanita yang sudah melenyapkan orang tuaku dan ibumu. Aku ingin kau bahagia seperti dulu, maafkan aku karena sudah melakukan hal yang tidak baik padamu waktu kita masih di Australia." Gumam Albert.

HEARTBREAKER & LEADER MAFIA ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang