"Maksud Lo? " Tanya Rafi

"Tadi tuh gue sama Avi mau ke kantin, eh tiba-tiba kita liat zeyan berduaan sama cewe, terus mereka berdua malah masuk ke kelas IPS 2, kayaknya kelas tuh cewe deh" jelas Qila lagi.

Alfa menghentikan makannya lalu menoleh pada Qila " mereka ngapain?"

"Suap suapan deh kayaknya, soalnya yang gue liat itu cewe nyuapin zeyan"

Alfa yang mendengar itu, kini beralih untuk menatap Aviela yang terlihat menunduk diam.

"Ciri ciri cewe nya gimana? Pake rok pendek? Lipstik nya agak tebal? Baju pas pas-an di badan?" Tanya Alfa.

Qila membulat kan matanya"kok yang Lo sebutin semuanya bener sih? Jangan jangan Lo naksir itu cewe selama ini?"

"Gue naksir dia? Ogah! Tuh cewe mantan nya zeyan!" Kesal Alfa.

"Mantan? Terus itu temen Lo ngapain masih berurusan sama mantannya?!!" Sindy sekarang sedikit emosi apalagi melihat Aviela yang sedari tadi hanya diam.

"Sebenarnya itu bisa di bilang, mantan yang paling berbekas di hati zeyan" Rafi berujar hati hati sambil melihat Aviela.

"Orang kayak gitu jadi mantan terindah nya? Katarak itu mata zeyan njirr! Gue mau kasih perhitungan sama dia!" Qila bangkit dari duduk nya dengan emosi tapi dengan segera Aviela menghalangi nya " udah gak usah, Lo makan aja qil"

"Vi? Dia tuh kurang ajar tau gak! Gak sadar apa dia udah punya istri?'' seru Qila namun dengan sedikit pelan di akhir kalimatnya.

"Gue setuju sama Qila! Gue mau kasih perhitungan juga sama dia!" Sindy ikutan emosi bahkan sekarang ia sudah mengepalkan tangannya.

"Tapi gue yakin kalo zeyan gak punya rasa lagi sama dia" ujar Rafi tiba tiba.

"Kalo dia gak punya rasa kenapa dia mau pegangan sama cewe itu? Lo bego atau gimana!" Emosi Qila mendengar ucapan santai dari Rafi.

"Udah udah, gak usah berantem, lagian gue sama dia tuh di jodohin, ya wajar aja kalo dia punya rasa ke cewe lain"

Ucapan Aviela membuat mereka semua terdiam, mereka tau di balik kepasrahan Aviela terdapat rasa sakit di hatinya.

•••

"Makasih ya Ren,udah mau nganterin gue"

"Iya Santai aja Vi, gue seneng seneng aja kalo ngenterin Lo hehe" ujar cowo bernama Reno itu.

"Btw makasih juga atas minumannya tadi sama udah nyuruh gue masuk " Aviela mengangguk tersenyum.

Masih ingat dengan cogan sekolah sebelah yang meminta nomor Aviela pada sindy? Nah itu lah Reno.

"Yaudah gue pamit dulu ya vi"

Aviela mengangguk"iya hati hati ren"

Motor Reno keluar dari pekarangan rumah nya.

Dari sedikit kejauhan zeyan melihat seseorang yang baru saja keluar dari halaman rumahnya. Dapat ia pastikan cowo itu adalah anak SMA yang berbeda sekolah dengannya.

Ia mengepalkan tangannya emosi lalu kembali melanjutkan perjalanan ke rumah.

"Lo bawa siapa ke rumah?" Tanya nya saat sudah masuk.

Aviela yang baru menyadari kedatangan zeyan pun sedikit kaget"eh itu temen gue"

"Terus Lo berduaan sama dia di sini saat gue gak di rumah!?" Zeyan melihat ada 2 gelas bekas minuman yang mau di bereskan Aviela.

"Dia tadi cuma nganterin gue, karena gak ada angkot. Ya wajar aja kan kalo gue tawarin dia minum?"

Zeyan menatap tajam manik mata gadis itu '' dia nganterin Lo pulang? Terus Lo berduaan di sini sama dia?hah,,bahagia banget Lo dapet dua kesempatan hari ini" remeh zeyan.

"Lo apaan sih yan?!gue cuma nawarin dia minum!"

"Lo yang apaan! Lo berduaan di sini saat gue gak ada! Itu masih Lo bilang wajar!?" Marah zeyan tersulut emosi.

Aviela yang dari tadi sabar berusaha untuk tidak emosi kini tak bisa ia kendalikan lagi '' terus Lo yang berduaan bareng cewe di kelas yang sepi! Itu menurut Lo wajar!?"

Zeyan diam menatap bingung atas ucapan Aviela.

"Kenapa diem! Mungkin Lo gak bisa nganterin gue pulang juga karena jalan sama cewe itu kan!"

Aviela masih setia berdiri di sana menatap tajam zeyan '' lo jalan sama cewe bernama Chika itu kan! Kenapa diem? Jawab gue BANGSAT!! LO cowo atau bukan!"

"GAK USAH NUDUH KALO LO GAK TAU!" Emosi zeyan dan tanpa sadar ia mendorong tubuh gadis itu keras hingga terduduk di lantai.

Aviela berusaha untuk tidak menangis saat ini. Ia tidak mau terlihat lemah di depan zeyan. Tidak harus selalu cowo kan yang menang? Bahkan cewe juga bisa lebih kuat.

" Emang faktanya begitu. Mungkin!"

Gadis itu pergi dari sana membawa gelas bekas minuman yang tadi ingin ia bereskan.

Zeyan menatap punggung gadis itu lalu mengacak rambutnya frustasi"ARRGHH"

•••
Aviela terbangun dari tidurnya di saat jam 12 malam. Ia melihat ke sekelilingnya tidak ada zeyan dia sana. Ia hanya sendiri di kamar.

Aviela memutuskan untuk mencuci mukanya terlebih dahulu. Setelah keluar dari kamar mandi, ia menatap dirinya di cermin. Terlihat jelas mata nya yang bengkak.

"Kenapa gue harus nangis karena dia?" Gumam nya lirih.

Ia menghela nafas kala menatap dirinya yang begitu menyedihkan.
Tak mau berlama-lama dengan pikirannya ia ingin segera ke bawah untuk mengisi perut kosongnya.

Namun langkahnya terhenti ketika melihat baju dan celana sekolah zeyan tergeletak berantakan di lantai. Ia mengambil seragam itu berniat untuk menaruhnya di sangkutan baju. Tetapi sepertinya ada sesuatu benda di saku celana zeyan.

"Gelang?" Tanya Aviela pada dirinya. Ia memperhatikan gelang itu yang kemudian membuat nya kembali merasa sakit hati.

Terlihat jelas di situ tulisan C&Z. Dan Aviela tau itu inisial nama siapa.
Chika & dan zeyan.

Bisa di lihat dari bentuknya, gelang itu sepertinya sangat bagus dan pastinya sangat mahal yang mungkin hanya zeyan berikan untuk Chika.

Ceklek

Pintu kamar terbuka dan menampilkan sosok zeyan dengan keadaan kacau dan setengah sadar.

Ia berjalan mendekati Aviela '' kamu kenapa nangis sayang?" Tanya nya yang membuat Aviela tertegun dan semakin sakit.

"Ada aku di sini kamu jangan nangis " ucapnya lembut seraya membelai rambut Aviela.

"Yan lepasin " berontak gadis itu saat zeyan memeluk nya. Aviela dapat mencium bau alkohol yang sangat menyengat itu.

Menghiraukan perkataan itu, zeyan malah mendekati wajah nya pada aviela. Secara perlahan ia mencium bibir merah gadis itu.

"Yan Lo apa apaan sih? Lepasin gue!" Teriak Aviela memberontak

Bukannya berhenti, cowo itu sekarang malah mengangkat tubuh Aviela lalu di rebahkan nya di kasur"kenapa? Kamu gak suka ya? Tapi aku suka hehe"

Zeyan Melepas kaos nya yang membuat Aviela semakin takut. Ia mulai mencium bibir bahkan leher gadis di depannya itu.

" Yan gue mohon jangan " pinta Aviela seraya menahan tangan zeyan yang terus mengelus lehernya.

Namun itu sia sia. Nafsu zeyan sebagai laki laki kini keluar, sekarang ia melakukan hal yang sudah sah jika ia melakukannya.

.
.
.
.
°°°

Happy 1k readers 😄🙏 makasih bagi yang udah baca cerita ini juga bagi yg udah voment.

Gak nyangka bisa sampe 1k. Soalnya pas bagian pertama tuh yang bacanya cuma 2 orang. Dan itu kayak lama banget nungguin supaya ada yang baca:(

But, sekarang angka 2 itu jadi 1000. Dan ini jadi apresiasi tersendiri bagi aku. Seneng bgt ya Allah huhu, maklum aku pemula dan bisa sampe segitu itu bikin aku bahagia :))

My Bad Husband [Completed] Where stories live. Discover now