61 - Kecemasan

43.3K 1.7K 45
                                    

     Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit, Ghea terus saja menangis, Ghea duduk di kursi kedua memangku kepala Alam, sedangkan di depan ada Reynand dan Kay yang sedang menyetir. Kevin berada di mobil satu lagi bersama Desfi dan Novan. Reynand bingung bagaimana membuat Ghea tenang, untuk berhenti menangis.

     Sampai di rumah sakit, Kay memanggil para perawat untuk membantunya membawa Alam ke UGD menggunakan brankar. Ghea berjalan mengikuti perawat hingga ke depan UGD. Dia duduk di bangku tunggu yang ada di depan ruangan itu, masih dengan tangisan yang menemaninya.

"Ghea, lo gak apa-apa?" tanya Desfi yang baru datang, langsung berlari memeluk Ghea.

"Gak apa-apa, hiks. .. lo gak diapa-apain 'kan sama Andra?" tanya Ghea seraya membalas pelukan Desfi.

"Gak kok," jawab Desfi, lalu melepaskan pelukannya.

Cuma ditampar berkali-kali , rambut gue ditarik- lanjut Desfi dalam batinnya.

"Alam, Des, hiks... gue takut dia kenapa-napa. Semuanya salah gue," ucap Ghea dengan nafas tersedu-sedu. Dia menundukkan kepalanya, dan kedua tangannya memegang kepalanya.

"Tenang Ghea, dia pasti gak apa-apa," seru Desfi menenangkan Ghea, tubuh dingin sahabatnya itu bergetar sangat hebat.

     Ghea bangkit dari duduknya saat melihat Ratna berjalan ke arahnya.

"Bunda, hiks...." ucap Ghea, lalu memeluk Ratna.

"Kamu gak apa-apa? Bunda khawatir sama kamu," ujar Ratna mengelus puncak kepala Ghea. Ghea menggeleng pelan.

"Bunda hiks... semuanya salah Ghea, Bun," adu Ghea, pikirannya sudah kemana-mana. Alam ini lah, itu lah, padahal semuanya belum terjadi.

"Udah takdir sayang, harus diterima. Buan salah Ghea," ucap Ratna melepaskan pelukan dan menenangkan Ghea.

"Kalo aja Alam, hiks... gak datang, kalo aja Ghea gak diculik, gak gini jadinya hiks...." jelas Ghea, menatap sendu pintu UGD yang tertutup.

"Ayo duduk dulu," ajak Ratna.

    Ratna dan Ghea duduk, teman-temannya Alam dan juga Kevin menghampiri Ratna dan mencium punggung tangan Ratna. Tak lama datang Rachel dan juga Steve.

"Ghe, gak apa-apa, 'kan?" tanya Rachel panik, Ghea menggeleng pelan.

"Semuanya salah gue, hiks...." untuk kesekian kalinya Ghea menyalahkan dirinya.

"Harusnya gue yang ada disitu hiks.. bukan dia," tunjuk Ghea pada ruang UGD.

"Alam gak akan ngebiarin lo terluka Ghe, dia memilih menanggung rasa sakit sama dia, bukannya sama lo!" jelas Rachel, dia mengusap bahu Ghea.

"Tapi gue terus kepikiran hiks... harusnya dia gak selamatin gue," seru Ghea, dia kembali berdiri karena gelisah.

"Tenang sayang, Alam gak mau kamu khawatir gini, inget sama kesehatan," jelas Ratna, Ghea belum juga tenang.

"Ayo duduk dulu, biar lo tenang," suruh Rachel mendorong bahu Ghea agar kembali duduk.

      Satu persatu semuanya berdatangan, kabar Alam masuk ke rumah sakit sudah menyebar luas. Sahabat-sahabat Ghea berdatangan dan juga Fani, Mamanya Alam.

"Gimana keadaan Alam?" tanya Fani keliatannya juga syok.

"Maafin Ghea, Ma, hiks... semua salah Ghea," seru Ghea mendekati Fani yang sangat syok dengan kabar ini.

"Jangan salahin diri kamu sendiri, sekarang kita doain yang terbaik aja," ucap Fani seraya memeluk Ghea, bagaimanapun dia sedih karena anak semata wajangnya terluka.

Bad Girl VS Bad Boy {END} Where stories live. Discover now