32 - Dikucilkan

45.7K 2K 40
                                    

     Ghea sangat tidak bersemangat sekolah hari ini, apalagi teman sebangkunya yang masih terbaring koma di rumah sakit. Pelajaran demi pelajaran Ghea lalui dengan sangat membosankan, dirinya tidak bisa fokus pada hal apapun, ditambah lagi Reva dan Shifa menjauh darinya. Seperti sekarang ini, Reva dan Shifa sudah ke kantin terlebih dahulu, persahabatannya pecah karena ke salah pahaman.

     Bel istirahat sudah berbunyi beberapa menit yang lalu, Ghea masih berada di bangkunya hingga Najwa datang ke kelas Ghea.

"Kak Ghea, Kak Desfi!" sapa Najwa yang baru saja masuk ke kelas Ghea.

"Hai, Najwa," balas Desfi sambil tersenyum tipis.

"Hai," lirih Ghea.

"Kantin, yuk!" ajak Najwa, dia ingin menghibur kakak kelasnya ini.

"Yuk!" seru Desfi dengan antusias, dia bangkit dari bangkunya.

"Kalian aja deh," sahut Ghea tidak bersemangat.

"Ya udah, gak jadi. Kalo Kak Ghea juga gak ke kantin, aku di sini aja" jelas Najwa dan duduk di bangku depan Ghea.

"Iya gue di sini aja deh," sambung Desfi, dia tidak mungkin meninggalkan Ghea.

   Ghea merasa sangat bersalah karena menolak ajakan Desfi dan Najwa untuk ke kantin.

"Ya udah, ayo!" balas Ghea lalu berdiri dari bangkunya.

"Asik, ayo!" seru Najwa lalu berjalan keluar kelas diikuti Desfi.

*****

    Ghea, Desfi dan Najwa berjalan memasuki kantin yang ramai. Semua murid yang ada di kantin menatap Ghea dengan sinis, seperti tidak ada yang ingin kehadirannya. Ghea mendudukkan dirinya diikuti Desfi dan Najwa di salah satu meja yang tak jauh dati Alam dan teman-temanya, setelah memesan bakso makanan favoritnya. Ghea merasa tidak nyaman memakan bakso miliknya karena terdengar suara bisik-bisik yang masih terdengar olehnya.

"Baru muncul, tiga hari ke mana aja? Dia kabur gak tanggung jawab"

"Masih masuk aja dia, gak punya malu"

"Lebih baik Ghea yang jatuh di Roftoop, dari pada Rachel"

   Kalimat yang terakhir dia dengar, menyayat perasaannya. Ghea membenarkan kalimat itu, lebih baik dia yang jatuh di Roftoop dan langsung mati, bagus 'kan? Ghea memakan makanannya dengan tidak selera, Najwa dan Desfi sudah selesai makan, sedangkan Ghea belum setengahnya pun.

    Caca dan antek-anteknya datang ke meja Ghea, dengan tidak tau malunya karena dia akan mengacaukan hidup Ghea seperti biasanya. Di saat Ghea sedang terpuruk menunggu Rachel sadar, itu adalah waktu pas bagi Caca untuk menghancurkan Ghea.

"Hai, jahat!" sapa Caca dengan senyum smirknya.

"Ngapain ke sini lo?!" tanya Desfi ketus, kedatangan Caca tidak dia terima.

"Gue mau ketemu sama, sahabat yang udah ngedorong sahabatnya sendiri" jelas Caca lalu tertawa renyah.

"Bukan gue yang dorong Rachel!" ketus Ghea.

   Caca bertepuk tangan dengan keras, membuat perhatian tertuju padanya.

"Guys, Ghea udah ngedorong Rachel gak ngaku lagi. Mana ada maling ngaku ya gak?" teriak Caca menoleh kearah seluruh kantin yang ramai.

"Iya tuh"

"Gak ngaku lagi"

"Seorang Bad sekolah kita ini udah hampir ngebunuh sahabatnya sendiri. Jadi, kalian hati-hati jangan deket sama dia," pekik Caca sambil menunjuk muka Ghea.

Bad Girl VS Bad Boy {END} Where stories live. Discover now