8 - Mulai Rencana

61K 2.6K 71
                                    

     Keesokan harinya Ghea dan sahabat-sahabatnya memulai rencana yang sudah mereka susun, mereka menginap di rumah Ghea. Sebelum ke rumah Ghea, mereka pulang terlebih dahulu untuk mengambil baju ganti untuk sekolah.

    Hari ini mereka akan memulai rencana mereka setelah mempersiapkan diri, hari ini mereka berpenampilan berbeda dari hari biasanya, sangat rapih, sangat wangi dan kompak menggerai rambut mereka yang ujungnya bergelombang.

     Hanya butuh waktu 20 menit menuju SMA Pelita dari rumah Ghea. Lima gadis itu memasuki area sekolah secara bersamaan. Saat mereka berjalan beriringan di koridor, suasana saat itu sangat ramai, banyak pasang mata melirik mereka. Bisa disimpulkan, iri, kagum, kesal dan banyak lagi. Namanya manusia, selalu berbeda-beda di mata orang lain tepatnya.

"Gila-gila, kak Ghea sama temen-temennya cantik,"

"Iya rapih banget,"

"Penampilan rapih, nambah cantik aaa,"

    "Hai dek," sapa Ghea ke pada salah satu adik kelas yang tersenyum kecil ke arahnya.

"Eh Ka-Kak, kakak sama temen kakak nambah cantik," puji adik kelas tersebut dengan gugup.

"Makasih, Dek," sahut Desfi, tangannya menggenggam tali tasnya. Lima gadis itu melanjutkan berjalan menuju kelas.

   Mereka kembali berjalan setelah menyapa adik kelas, memang aneh biasanya mereka tidak suka menyapa, tapi demi misi apa pun akan dilakukan. Suasana koridor menjadi riuh, saat melihat perubahan Ghea dan lainnya.

   Ghea dan sahabat-sahabatnya masuk ke kelas, suasana yang riuh menjadi hening karena melihat penampilan Ghea dan yang lainnya beda dari hari biasanya. Mereka mengabaikan tatapan bingung dari teman mereka, saat mereka ingin duduk ke bangkunya masing-masing, Alam dan yang lainnya menghalangi jalan.

"Tumben pada rapih," seru Steve melihat penampilan mereka.

"Rapih salah, berantakan juga salah," keluh Rachel, sambil meniup poni rambutnya.

"Permisi dong, kita mau lewat!" pinta Ghea, Alam duduk di meja dan kakinya dia taruh di meja sebelahnya, menutup jalan untuk lewat.

"Gak, lewat jalan yang lain aja," seru Alam, kakinya tidak berpindah sedikitpun.

"Ayolah, tinggal geser dikit doang," pinta Ghea sambil tersenyum manis, tangannya menggeserkan kaki Alam agar mau turun.

Nambah can- eh gak boleh gak boleh -batin Alam.

"Hei, malah ngelamun," sahut Ghea sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Alam.

"Gu-Gue gak melamun, kalo mau lewat-lewat aja," jawab Alam gugup sambil menggeserkan menurunkan kakinya di atas meja agar tidak menghalangi jalan.

"Makasih," jawab Ghea, dia langsung melewati Alam yang memberinya jalan.

   Ghea dan sahabat-sahabatnya melewati Alam sambil tersenyum kemenangan, tidak perlu debat yang menguras tenaga.

"Aneh mereka, m" ucap Reynand bingung, dia melirik ke arah meja Ghea.

"Ho'oh biasanya nyari ribut mulu," ucap Steve.

*****

"Hari ini ulangan harian ya," ucap Pak Handoko saat masuk tiba-tiba ke kelas XII IPA/5 sambil membawa setumpuk kertas.

"Yah bapak, kok dadakan kita belum belajar," keluh Steve, matanya menatap malas guru yang satu itu.

"Bapak gak jual tahu bulat dadakan, pokonya ulangan harian gampang kok," seru Pak Handoko, langkah kakinya menuju meja guru dan duduk di sana.

Bad Girl VS Bad Boy {END} حيث تعيش القصص. اكتشف الآن