45 - Kecelakaan

47.4K 2K 50
                                    

    Ghea tidak bisa diam saat duduk di bangkunya, sedari tadi Pak Handoko menjelaskan materi pelajaran Ghea tidak mendengarkannya, pikirannya sedang kacau balau. Dia ingin cepat-cepat bel istirahat berbunyi.

Tet ...tet ...tet ....

   Suara bel istirahat berbunyi, Ghea memasukan bukunya ke dalam tas bertepatan dengan Pak Handoko keluar dari kelasnya, lalu dia bangkit dari bangkunya menuju kantin karena dia tidak sabar bertemu seseorang yang sedari tadi mengganggu pikirannya. Shifa dan dan Desfi yang melihat Ghea meninggalkan kelas, langsung mengikuti Ghea karena mereka tau Ghea akan mencari siapa karena pagi tadi sebelum bel masuk Ghea sudah menceritakan kejadian yang menimpa Rachel kepada mereka.

    Ghea berjalan memasuki kantin, di belakangnya ada Shifa, Desfi dan Najwa yang mengekori. Tadi saat jalan menuju kantin, mereka bertemu Najwa yang akan ke kelas mereka. Mata Ghea menyapu isi kantin dan tertuju pada sekumpulan cewek yang sedang duduk, Ghea berjalan mendekati meja tersebut dengan perasaan kesal.

"Ketua kalian mana? Si Cabe Caca?" tanya Ghea yang sudah kesal. Dia menatap antek-anteknya Caca di sana.

"Gak masuk," jawab salah satu cewek yang duduk di situ.

"Oh ...dia gak masuk? Bilangin ke si Cabe, gue gak akan berhenti cari dia dan gue gak akan buat hidup dia tenang!" seru Ghea lalu beranjak meninggalkan meja itu.

   Ghea kesal, sangat kesal karena Caca tidak masuk hari ini untuk menghindar darinya dari masalahnya kemarin. Ghea berjalan ke meja yang masih kosong, sahabat-sahabatnya ikut duduk bersama Ghea.

**********

     Ghea keluar dari mini market di depan sekolahnya karena dia baru saja membeli es krim dan sudah di lahap abis. Dia membeli es krim karena dengan cara itu kekesalannya bisa mengurang. Alam berjalan keluar gerbang sekolah untuk mencari Ghea, dia sedikit cemas dengan Ghea.

   Saat di depan gerbang Alam melihat Ghea yang baru saja keluar mini market dan ingin menyebrang untuk memasuki lingkungan sekolah. Tapi saat Ghea ingin menyebrang, dari sisi kanan ada motor Sport hitam yang melaju kencang, suasana sekolah yang sudah sepi karena bel pulang sudah lama berbunyi membuat jalan tersebut menjadi sepi. Alam ingin teriak memanggil Ghea agar dirinya menghindar, tapi motor tersebut terlebih dahulu menabrak Ghea, yang membuat tubuh Ghea terguling-guling beberapa meter dan tergeletak di tengah jalan dengan banyak darah yang keluar. Pengendara motor tersebut menengok ke arah belakang, dan melajukan motornya meninggalkan tubuh Ghea yang tidak sadarkan diri dan banyak darah di tengah jalan.

    Alam berlari kencang menghampiri Ghea yang tidak sadarkan diri dan banyak darah yang keluar dari kepalanya. Dia melihat motor tadi yang menabrak Ghea dan dia mengetahui pelakunya, yaitu Kenzo kakaknya Caca dan sudah ditebak Kenzo melakukan itu agar Ghea tidak membuka mulut tentang adiknya itu yang hampir membunuh Rachel.

"Kenzo brengs*k!" gumam Alam melihat motor yang menjauh.

"Ghea, bangun Ghea!" ucap Alam mengangkat tubuh Ghea sambil mengguncang-guncangkan pipinya.

  Gadis itu memejamkan matanya, kepalanya mengeluarkan darah segar. Beberapa bagian tubuhnya lecet karena bergesekan dengan aspal. Jantung Alam berdegup kencang menatap Ghea dengan sendu.

"Gue mohon lo harus kuat, lo gak boleh tinggalin gue," ucap Alam, dadanya sesak seperti hantam sesuatu, hatinya sakit melihat Ghea dengan keadaan seperti itu.

    Dengan cepat Alam membopong  tubuh Ghea yang sudah banyak mengeluarkan darah, lalu membawa ke mobilnya yang ada di parkiran. Alam memasukan Ghea ke kursi penumpang dan dia memutari mobilnya, masuk ke kursi pemudi dan meninggalkan SMA Pelita.

   Alam membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi, untung saja jalanan hari ini tidak padat. Dia melirik Ghea yang ada di sebelahnya dengan banyak darah, mungkin ini yang dia rasakan cemas pada Ghea. Alam memukul stir mobilnya dengan kencang karena hampir saja menabrak pengendara lain. Pikirannya kacau melihat Ghea yang sangat parah.

    Alam turun dari mobilnya menggendong tubuh Ghea yang tidak sadarkan diri itu, bajunya sudah banyak bercak darah karena menggendong Ghea. Alam memasuki rumah sakit dengan tergesa-gesa.

"SIAPAPUN, TOLONG!" teriak Alam.

     Tak lama datang suster dan dokter yang sudah membawa troli brankar. Dengan cepat Alam menidurkan Ghea di atas brankar tersebut, lalu membantu mendorong menuju ruangan ICU, Alam sangat panik melihat Ghea.

"Ghea lo harus kuat," ucap Alam sambil menggenggam tangan Ghea sebelum masuk ruangan ICU.

    Alam membiarkan Ghea masuk ke ruangan ICU ditangani oleh dokter. Alam mengacak rambutnya frustasi lalu meninju dinding rumah sakit dengan keras, dia memukulkan kepalannya ke dinding. Dia lupa belum mengabari bundanya Ghea, dia mengambil hp miliknya dan menelpon Bundanya Ghea. Setelah mengabari Ratna, Alam nenelepon Kevin.

"Kev, bisa ke rumah sakit gak? Sekarang, penting!" ucap Alam dengan nafas memburu.

"Kenapa Lam?"

"Ghea sekarang di rumah sakit, dia kecelakaan. Lo ke sini dulu, nanti gue jelasin"

"Oke, OTW!"

    Alam memutuskan panggilan dengan Kevin abang-abangnya Ghea.
Tak butuh waktu lama, Kevin datang terlebih dahulu ke rumah sakit menemui Alam karena dia tidak berada jauh dari rumah sakit.

"Ghea gimana, Lam?" tanya Kevin yang khawatir.

"Gue juga belum tau," balas Alam, matanya menatap ruang ICU.

"Kenapa bisa dia kecelakaan, sih?" tanya Kevin gusar.

"Ini ulahnya Kenzo, dia yang tabrak Ghea di depan sekolah. Ini pasti Cara dia biar Ghea gak buka mulut soal Caca yang ketauan mau ngebunuh Rachel," jelas Alam, rasa cemasnya masih mendominan dipikirannya.

"Sialan! Adek gue, di tabrak. Lo jagain Ghea ya, gue sama anak-anak mau buat perhitungan sama Kenzo," ucap Kevin yang Alam tau, anak buah Kevin ada banyak dan ada di mana-mana.

"Iya," jawab Alam.

   Kevin meninggalkan Alam dan Rumah Sakit menuju markasnya, menyuruh anak buahnya untuk mencari keberadaan Kenzo sekarang. Kevin tidak akan membiarkan Kenzo lolos darinya, apapun yang terjadi Kevin akan mengerahkan anak buahnya untuk mencari Kenzo hingga ketemu.

******

     Alam sekarang berada di kamar rawat Ghea, setelah Ghea dipindahkan dari ICU. Ratna belum sampai ke rumah sakit karena posisinya berada sangat jauh dari rumah sakit yang tadi Alam bilang. Alam duduk di pinggir Ghea sambil menggenggam tangan Ghea, dahi Ghea ditutup perban yang melilit di kepalanya dan selang oksigen terpasang di hidungnya.

     Alam membenci dirinya yang tidak bisa menjaga Ghea dengan benar. Alam menyematkan jari tangannya dan mencium punggung lengan Ghea. Ghea belum sadarkan diri, membuat Alam semakin cemas. Dokter bilang, Ghea mengalami kehilangan banyak darah di kepalanya.

"Ghea bangun dong, gue Alam temen kecil lo. Gue Alam yang sering lo panggil semesta waktu kecil dulu. Bukannya gue gak mau ngomong, tapi gue takut lo Drop kalo lo mikirin masa kecil lo sama gue. Maafin gue udah tinggalin lo dulu, maafin gue dulu gak sempet pamit waktu gue mau pindah rumah, karena gue tau itu akan buat lo sedih," seru Alam, matanya menatap sendu Ghea.

     Walau Ghea tidak sadarkan diri, tapi dia bisa mendengar seluruh ucapan Alam. Alam mengusap pipi Ghea dengan tangan kirinya. Dia akan menuggu hingga Ghea sadarkan dirinya, hatinya sakit melihat tubuh Ghea terbaring kaku dan tidak sadarkan diri. Dia sangat menunggu Ghea membuka matanya, dia ingin memeluk Ghea saat sudah sadar nanti.

******


Bad Girl VS Bad Boy {END} Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt