42

360 43 2
                                    

Leo sangat bahagia akhirnya ada cara yang bisa membuat kekasihnya kembali seperti sedia kala, pada awalnya. Ya, karena sesuatu membuat kebahagian itu sedikit terkoyak kala mendapati sebuah fakta yang amat memilukan. Fakta yang membuatnya sangat bimbang untuk membicarakan hal ini dengan Naresh dam tuan Javas. Tangan Leo dengan gerakan lemah membuka kembali kertas kumal yang berada di tangannya dan membacanya dengan nyeri.

Leo masih mengingat dengan jelas bagaimana ia menemukan sebuah buku yang membahas energi merah dan juga halaman selanjutnya yang hilang dan meninggalkan bekas sobekan yang amat mencurigakan. Vampir itu pernah berharap untuk menemukan halaman selanjutnya yang dipegangnya sekarang, tapi tidak pernah menduga kalau isinya akan semencengangkan itu.

Jika saja seseorang yang memiliki energi hijau itu bukan kekasih Gama, maka semuanya akan menjadi lebih mudah, pikir Leo.

Kepala laki-laki itu menggeleng samar kemudian terangkat untuk menatap Jennie yang tertidur di atas ranjang besarnya. Hari sudah sangat malam dan ia masih betah untuk menemani kekasihnya walau tidak banyak yang bisa dilakukan. Angannya mendadak mengingat sosok kawan baiknya yang pernah memiliki energi yang sama, namun kehilangan energi itu akibat dirinya. Siapapun pasti tahu jika sekali energi itu diambil maka manusia itu akan kehilangan nyawanya. Temanya itu beruntung karena dia mendapatkan sebuah keajaiban, tapi ... jika Leo membiarkan apa yang tertulis di lembaran ini terjadi, apakah semuanya akan berakhir bagus seperti dahulu.

Hembus napas pasrah terdengar dari Leo yang bergerak melipat kembali kertas itu dan memasukkannya ke dalam saku celananya. Leo beranjak dari kursi dekat jendela yang didudukinya dan berjalan beberapa langkah untuk sampai tepat di samping ranjang milik Jennie. Mungkin Leo akan menghabiskan waktu untuk mematung di sana lebih lama jika saja pintu mendadak di buka setelah beberapa kali diketuk dengan sopan.

Sosok yang mencuat dari sana adalah Javas Ovra yang menatapnya dengan penuh kebapakan. Leo mengangguk singkat untuk menunjukkan hormatnya yang lantas dibalas dengan sebuah senyuman dan membiarkan Javas akhirnya berhenti tepat di sampingnya.

"Beberapa minggu ke depan akan segera di umumkan siapa yang akan mendapatkan posisi yang pantas. Aku yakin akan ada banyak hal yang perlu dipersiapkan di hari penobatan, jadi pulanglah. Jennie akan baik-baik saja di sini. Ini adalah rumahnya."

Sejujurnya Leo sangat setuju dengan apa yang dikatakan Javas, hanya saja ... kertas yang dibawanya saat ini membuat ia ragu untuk bergerak ke manapun. Semacam ada dorongan untuk menyelesaikan namun secara bersamaan ada tarikan yang menghambat keiinginan untuk menuntaskan hal itu.

"Saya tahu Tuan Javas, tapi ada sesuatu...." Leo menggantung ucapannya, bingung dengan apa yang harus dikatakan selanjutnya, sekaligus ragu pada dirinya sendiri.

Apa Leo harus mengorbankan kekasih Gama agar kekasihnya kembali seperti sedia kala? Tapi ... ia bukan orang yang sejahat itu hingga tega mematikan kisah cinta temannya itu.

"Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?"

Leo menatap Javas sekilas lalu akhirnya dibuat menghela napas dalam hingga akhirnya dengan gerakan pasrah mengambil kertas yang terlipat dari dalam sakunya. Javas menatap bingung kertas yang Leo sodorkan padanya, walau begitu beberapa saat kemudian ia mengambilnya.

"Anda bisa membacanya."

Javas menurut lantas dengan perlahan membuka kertas lusuh yang tampak tua. Ada beberapa paragraf di sana dan di setiap kalimat dan perpindahan paragraf Javas dibuat terkejut sekaligus bahagia dengan apa yang ada di dalamnya. Tidak salah ia membuat keputusan untuk mempercayakan putrinya pada laki-laki di hadapannya.

Javas tersenyum lebar. "Aku tahu kau pasti akan menemukan penawarnya. Aku sangat bahagia dengan ini—tunggu, kenapa kau tidak tampak bahagia?"

Dahi Javas berkerut kala menyadari wajah Leo yang tampak kalut. Tampaknya ada berbagai pertimbangan dalam diri anak itu yang tidak diketahuinya. "Ada apa? Kau tampak tidak senang dengan apa yang kau dapatkan. Apa kau tidak ingin Jennie kembali seperti sedia kala?"

HIRAETHWhere stories live. Discover now