31

930 105 8
                                    


"Kamu terlihat cantik hari ini Navya."

Manusia serigala yang memakai gaun sederhana yang panjangnya mencapai mata kaki itu tersipu menanggapi ucapan pria di hadapannya. Beberapa saat kemudian tangannya terangkat memukul pelan lengan pria yang kini tersenyum manis menatap dirinya yang tengah tersipu.

"Kamu mengatakan itu setiap kita bertemu Kasmala. Jadi simpan ucapan manismu dan segera duduk di sampingku."

Kasmala tidak menjawab namun memutuskan untuk menuruti ucapan wanita cantik yang sudah menunggunya dan duduk sesuai permintaannya. Kekasihnya itu masih secantik biasanya, hanya saja kecantikannya hari ini semakin memancar karena alam seolah membuatnya semakin indah dengan angin semilir yang membuat dedaunan berterbangan di sekitar hingga serupa latar belakang sebuah foto yang sengaja dibuat.

"Bagaimana harimu selama seminggu ini Navya? Apa menyenangkan?"

Senyum kembali terbit di bibir Navya dengan tubuh yang bergerak lebih dekat ke arah tubuh kekasihnya. Melihat kelakuan manja kekasihnya Kasmala tidak tinggal diam dan meraih bahu gadis itu agar mereka semakin dekat.

"Seperti yang biasa aku ceritakan padamu. Terasa membosankan tanpa kehadiranmu. Hari sabtu selalu menjadi yang terfavorit karena aku bertemu denganmu."

Mendengarnya tentu menciptakan sebuah perasaan membuncah yang meletup di dalam dadanya.

"Tapi...."

Kasmala menatap dalam-dalam kekasihnya dan menunggu kata-kata akan keluar dari bibir indah Navya.

"Tapi apa?"

"Beberapa hari lalu ayahku memperkenalkanku dengan seorang pria."

Tanpa sadar Kasmala menegakkan tubuhnya dengan tidak nyaman saat Navya menyinggung pria lain. Apa lagi kali ini berhubungan dengan ayah gadis itu.

"Seorang pria? Seperti apa dia?"

Dengan jelas Navya bisa melihat gurat kekhawatiran di mata kekasihnya hingga membuatnya berinisiatif untuk menyentuh pipi vampir itu untuk membuatnya tenang. Apa yang ia lakukan sepertinya berhasil karena beberapa saat kemudian Kasmala balas meraih tangan Navya dan menggenggam erat.

"Namanya Javas Ovra. Dia manusia serigala yang tampan dan merupakan calon Nata selanjutnya. Ayah ingin aku berteman baik dengannya, jadi tenang saja."

Genggaman Kasmala pada tangan Navya melemah. Siapapun yang mendengar ucapan wanita cantik di hadapannya pasti akan langsung tahu jika maksud orangtuanya adalah ingin menjodohkan sang putri dengan kedok awal sebagai teman baik. Dan apa kata Navya tadi? Calon Nata selanjutnya?

"Aku harap kau tetap setia padaku," ucap Kasmala pada akhirnya yang langsung mengundang rengutan bingung Navya, namun beberapa saat kemudian rengutan itu berganti dengan senyum tipis kala menyadari kekhawatiran kekasihnya.

"Tenang saja. Aku akan tetap setia kepadamu. Kita sudah berjanji bukan untuk saling mempertahankan dan memperjuangkan cinta kita."

Ada sebuah kelegaan begitu mendengar ucapan Navya dalam dada Kasmala, seolah dadanya baru saja disiram oleh air dingin pegunungan. Kepalanya kemudian mengangguk beberapa kali lalu bergerak mendekap erat kekasihnya yang amat ia cintai melebihi apapun.

***

Mata Kasmala hanya bisa memandang kecewa kekasihnya yang berdiri di hadapannya dengan kepala tertunduk. Sejak awal ia memang punya firasat buruk tentang Javas Ovra dan dampaknya pada hubungan mereka. Namun, Kasmala sama sekali tidak menyangka jika dampaknya begitu besar hingga berpotensi membuatnya ingin mengakhiri hidupnya.

Navya akan menikah dengan Javas beberapa minggu ke depan, dan itu artinya kisah mereka harus disudahi. Janji awal yang mengatakan jika mereka akan mempertahankan dan memperjuangkan cinta mereka hanyalah sebatas ucapan semata. Itu semua sudah tidak berarti apapun saat ini.

HIRAETHWhere stories live. Discover now