55: Running By Blood

19.2K 1.9K 631
                                    

Panik, takut, gelisah, amarah, lelah, rasa bersalah, semua bercampur menjadi satu saat Jongin secara tidak sengaja telah membahayakan janin yang ada didalam kandungan Jennie, yang merupakan calon anak keduanya.

Jongin tidak ada henti-hentinya untuk mencerca kebodohan yang baru saja dilakukan olehnya, seharusnya Jongin tidak harus mendorong Jennie, atau mungkin akan lebih baik jika dirinya tertembak saja.

Kekalutannya semakin menjadi terlebih ketika dirinya mengetahui jika kondisi Taeyong di ruang operasi kini juga kritis. Taeyong kehilangan banyak darah akibat luka tembak di bahunya.

Rasa sakit dan lelah yang Jongin rasakan kini sudah tidak begitu terasa karena banyaknya pikiran yang memenuhi isi kepalanya dalam waktu bersamaan.

"Kau beristirahatlah dulu, suster penjaga akan membawa makan malam untukmu nanti." Ucap Chanyeol yang kini sudah berdiri di samping Jongin menggantikan tugas Kyungsoo yang juga harus mendapatkan perawatan karena beberapa luka lebam di tubuhnya.

"Apa kau pikir aku bisa makan dengan tenang saat ini?" Jawab Jongin ketus.

Chanyeol menahan bahu Jongin saat sahabatnya itu akan beranjak dari tempat tidurnya, namun Jongin masih terus bersikukuh untuk bisa beranjak dari tempat tidurnya. Kedua matanya sudah menatap Chanyeol tajam dan Chanyeol tahu akan percuma jika menghalangi Kim Jongin saat ini.

"I need to see my wife."

Chanyeol menghela nafas panjang sebelum akhirnya melepaskan cengkraman tangannya pada bahu Jongin. "Istrimu sudah dipindahkan ke kamar perawatan."

"The baby?" Tanya Jongin dengan suara yang bergetar.

Kebisuan mengisi ruangan tempat Jongin dirawat, sementara ketakutan dan kenangan pahit akan kehilangan calon buah hatinya kembali terbersit di dalam benak Jongin.

He couldn't bear it if he has to lose another one. He wants the baby more than anything else in this world.

"Aku belum mengetahui keadaan pastinya." Jawab Chanyeol singkat. Memang Chanyeol belum mendapatkan info apapun tentang Jennie karena dirinya sibuk menangani Jongin yang pingsan saat perjalanan ke rumah sakit.

Jongin tidak membuang waktunya dan langsung segera berlari ke ruang tempat Jennie dirawat setelah Chanyeol memberitahu dimana letak kamar Jennie.

Seiring dengan langkahnya yang kian mendekat ke kamar Jennie, dada Jongin kian terasa berat, his chest feels heavier as the thought of him losing his child flashes to his mind. Jongin belum siap untuk kembali patah hati dan untuk kembali kehilangan.

Di depan pintu kamar perawatan Jennie, Jongin berusaha untuk mengatur nafasnya. Tangannya bahkan hingga sedikit bergetar, namun meskipun berat, Jongin harus menerima segala kenyataan pahit. Terlebih dirinya harus bisa lebih kuat untuk bisa menerima, terutama untuk menguatkan hati Jennie.

Jongin akhirnya membuka pintu perawatan kamar Jennie dan mulai melangkah masuk ke dalam. Pandangannya langsung terkunci pada sosok istrinya yang sedang tertidur di atas tempat tidur. Wajah Jennie cukup pucat, selang infus juga sudah tersambung di tangan kanannya.

Saat pintu kamar tertutup, suaranya membangunkan Jennie yang sedang tertidur, untuk beberapa saat keduanya hanya bisa membisu dan saling menatap dalam diam.

Jongin terus berjalan mendekati Jennie hingga dirinya kini sudah terduduk di samping tempat tidur istrinya. Wanita yang begitu dirindukannya setengah mati, wanita yang selalu memenuhi isi pikirannya, wanita yang selalu membuat jantungnya berdetak, wanita yang selalu membuatnya bernafas kini sudah kembali tersenyum di hadapannya. He was kind of hopeless of his possibility of him seeing her softest smile again or any possibility of feeling her warmth one more time.

Metanoia • KAI x JENNIE •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang