15: Dont Ask For More

27.9K 3.6K 542
                                    

"You love her."

Perkataan Soojung terngiang bagai sebuah kaset rusak yang terus-terusan berputar tanpa henti di pikiran Jongin.

Jongin tidak tahu kenapa dirinya begitu merasa terpukul mendengar Soojung mengatakan hal itu kepadanya.

Bagaimana tidak merasa terpukul ketika orang yang kau cintai, harus mengatakan dan menyadarkan sesuatu yang seharusnya bisa diketahui oleh diri sendiri lebih dulu?

Selepas dari tempat Soojung, Jongin hanya terus mengendarai Maybach-nya tanpa arah dan tujuan. Pikirannya begitu kalut memikirkan sesuatu yang ditakutinya selama ini.

Does he really love her?

Jongin masih tidak yakin tapi jika terus dipikirkan, memang ada ketertarikan yang cukup besar yang Jongin rasakan untuk Jennie.

Dirinya baru tersadar saat Jongin rela menghabiskan waktunya untuk mempersiapkan sebuah vacation trip yang bahkan dirinya sendiri juga tidak mengerti kenapa dia melakukan itu semua.

Atau bagaimana Jongin seolah kehilangan kewarasannya karena tidak bisa menahan diri untuk tidak mencium Jennie.

On top of anything else, he hates the fact that he might interested in her and he hates it even more when Soojung was the one who made him realize.

Malam itu Jongin bertekad untuk mengubur seluruh perasaannya pada Jennie.

Jennie tidak tahu apa yang dilakukannya saat ini, membuat sebuah sandwich sebagai menu sarapan untuk dirinya dan juga Jongin, yang dirinya sendiri bahkan tidak tahu kapan suaminya itu pulang.

Seperti apa yang telah diperkirakan Jennie, Jongin memang belum kembali ke rumah semenjak kepergiannya semalam. Tidak ada saling bertukar kabar kemana dan dengan siapa suaminya pergi malam itu, feeling Jennie hanya mengatakan jika Jongin mungkin pergi ke tempat Soojung. Bukan sesuatu yang mengherankan, jika ada satu hal yang harus diherankah adalah perasaannya yang kini benar-benar terlihat seperti orang bodoh.

She is angry, that is for sure but in the other hands, she wants to make him happy, and it was one of the reason why she made him a breakfast.

Walaupun Jennie tidak tahu kapan Jongin akan pulang, namun hati kecilnya sangat berharap jika dia akan segera pulang.

And God has granted her wish. Terdengar suara pintu yang terbuka dan suara langkah kaki yang berjalan semakin mendekat. This is so funny but Jennie could tell it was Jongin even by his footsteps.

"Good morning." Sapa Jennie dengan ceria saat melihat wajah Jongin yang terlihat begitu kusut, ada keinginan untuk memeluknya, tapi tentu saja lagi-lagi Jennie harus menahannya. "Apakah kau sudah sarapan? Duduklah, aku baru saja membuat sandwich."

Jongin bergeming menatap Jennie dengan dingin, sangat kontras dengan Jennie yang masih memperlakukannya seolah tidak terjadi apa-apa diantara mereka.

"Kau tahu? Aku selalu ingin melakukan ini, memasak dan membuat sarapan lalu sarapan bersama." Jennie tersenyum pada Jongin tapi yang didapat hanyalah tatapan sinis darinya.

Karena Jongin tidak juga duduk di meja makan, akhirnya Jennie harus membawakan sepiring sandwich kehadapannya. "Kau mau?"

Ditatapnya sandwich yang sudah dibuat oleh Jennie pagi ini. Tapi hal yang mengejutkan Jennie pun terjadi. Dengan amat kasar, Jongin menepis sandwich itu dengan tangannya membuat piring yang digunakan sebagai tatakannya pecah berkeping-keping. Tubuh Jennie bergetar hebat saking takutnya dengan sikap Jongin barusan.

Metanoia • KAI x JENNIE •Where stories live. Discover now