26: I Was A Fool

28.9K 2.9K 391
                                    

"Hey, Jennie."

Semua kekalutan yang sedari tadi ditakutinya kini menjadi kenyataan saat Taeyong muncul dihadapan Jennie. Ketakutannya muncul karena Jennie tidak pernah siap untuk berhadapan dengan Taeyong, meskipun serpihan hatinya kini sudah tertata dengan sempurna berkat Jongin.

Masih ada sedikit rasa sakit yang Jennie rasakan tiap kali Jennie melihat Taeyong.

"Bagaimana bulan madumu?" Tanya Taeyong, namun tatapannya tertuju pada lengan Jongin yang kini sudah melingkar di pinggang Jennie.

"We had a lot of fun." Jawab Jongin cepat.

"Selamat atas pernikahanmu." Sekarang giliran Jennie yang berbicara, memberikan Taeyong ucapan pernikahan walaupun rasanya terdengar begitu aneh untuk diucapkan, terlebih saat mengetahui bahwa: 1. Taeyong tidak menginginkan pernikahan ini, 2. Jennie tahu siapa wanita yang diinginkan Taeyong.

"Aku belum menikah saat ini."

"Tapi kau akan segera menikah, bukan?" Tanya Jongin, lagi-lagi memotong percakapan antara Jennie dan Taeyong.

Entah mengapa, suasana diantara mereka bertiga kini berubah menjadi intens. Bahkan, Chaeyoung dan Chanyeol hanya bisa terdiam dan tak berani ikut berbicara.

Jongin tersenyum sinis pada Taeyong. "Kau harus cepat menikah, agar kau tahu bagaimana rasanya mempunyai istri yang menyambutmu dengan ciuman tiap kali kau pulang kerumah. Bukan begitu, sayangku?"

Ingin rasanya Jennie menepis tangan Jongin dari pinggangnya, karena dirinya tidak mau melukai Taeyong lebih dalam lagi. She knows how it feels like, seeing someone you love, loves someone else.

"Taeyong-ah, apakah Ayah mertuaku yang mengundangmu kesini?" Jennie akhirnya memilih mengabaikan Jongin dan melepaskan lengan Jongin dari pinggangnya. Leaving Jongin completely stunned in his place.

Taeyong tersenyum sinis sekilas pada Jongin sebelum pandangannya kembali terfokus pada Jennie yang sudah berdiri di sampingnya.

"Pak Kim mengundangku dan Eunha, tapi sayangnya dia tidak bisa datang karena dia harus terbang ke London."

"Kau tidak menemaninya?"

Taeyong menggeleng. "Tidak, karena aku jauh lebih senang bertemu dengamu disini."

Jennie terdiam untuk sepersekian detik, sementara Jongin yang berdiri tak jauh dibelakang mereka bisa mendengar dengan jelas bagaimana Taeyong mengucapkan kata-kata yang tidak sepantasnya dia ucapkan untuk istri orang lain.

Namun Jongin tetap diam, masih mencoba menata perasaannya dan rasa cemburunya.

Keheningan kembali mengambil alih suasana diantara mereka bertiga, beruntungnya Ayah Jongin datang menghampiri ketiganya.

"Pak Kim." Taeyong membungkukan sedikit kepalanya untuk menyapa Ayah Jongin.

"Lee Taeyong, berapa kali aku bilang, panggil saja aku Paman." Jawab Ayah Jongin pada Taeyong.

Terkadang Taeyong lupa kalau Ayahnya sudah bersahabat dengan Ayah Jongin sejak lama, sebelum Ayah Jongin meninggalkan Ayah Taeyong sendirian dan membiarkan perusahaannya mengalami kebangkrutan sehingga berakhir dengan kematian Ayah Taeyong akibat membunuh dirinya sendiri.

"Ya, Paman."

"Apakah persiapan pernikahanmu lancar?"

"Kurasa demikian." Jawab Taeyong seadanya, bahkan dirinya tidak tahu sudah sejauh mana persiapan pernikahan mereka, karena Taeyong benar-benar tidak peduli dengan semua itu.

"Ku dengar, kau terlah berhasil bernegosiasi untuk memasuki persaingan pasar di China? Bahkan hingga sekarang Jongin masih belum berhasil melakukannya."

Metanoia • KAI x JENNIE •Where stories live. Discover now