Malam Pertama dengan Baginda Raja Pluto

159K 11.7K 966
                                    

"Sashi, dengerin Bunda ya. Sekarang status kamu itu istri orang, kamu sudah punya tanggung jawab atas suami kamu. Apalagi kamu otomatis jadi Ning di pesantren ini, jadi kurang-kurangin tuh sifat kekanak-kanakanmu."

Aku hanya berdehem menanggapi ucapan bunda. Sejak ijab qabul terlaksana bunda tak henti-hentinya menceramahi aku. Tapi ocehan bunda itu cuma masuk kuping kanan, keluar lagi kuping kanan. Alias mental. Maaf ya bun, aku malas dengerin, apalagi saat bunda membahas sugus. Akhirnya aku menyibukkan diri dengan menggigit satu persatu koin emas di kotak yang ada di pangkuanku ini. Kok keras sih? Terus coklatnya nggak bisa keluar pula. Sebel.

"Bun ini koin coklat yang kalau Sashi makan kebanyakan bunda marah, kan? Tapi kok coklatnya nggak bisa keluar sih?" tanyaku pada bunda yang duduk di sampingku. Bunda mendengkus, mungkin kesal karena pertanyaanku itu-itu saja mengenai kebenaran koin yang katanya emas ini.

"Terserah kamu lah! Bunda capek jelasinnya," ketus bunda. Diiih judes banget bundaku ini. Aneh, kok dulu ayah mau sih sama bunda?

"Pokoknya kamu harus nurut sama Gus, jangan banyak bantah," tegas bunda.

"Diiih kok gitu bund? Memangnya sugus itu orangtua Sashi, jadinya harus Sashi turuti?"

"Dia itu suami kamu."

Jadi pernikahan itu benar ya? Bukan hanya sekadar mimpi? Berarti aku nikah sama om-om dong. Garis bawahi, om-om! Nanti kalau punya anak, dia udah tua dong.

"Selama perintah suami nggak bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya, istri wajib menuruti. Sekarang surga kamu itu sudah pindah dalam tanda kutip ke suami kamu, bukan lagi di Bunda. Bersama Gus, Bunda harap kamu bisa menjadi wanita shaleha. Insya Allah Gus suami yang baik dan bisa membimbing kamu.

Wanita itu sebenarnya mudah sekali mendapatkan surga, tergantung kita mau atau tidak. Jika wanita selalu menjaga shalat lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluan, dan taat pada suami. Wanita bisa memasuki surga dari pintu mana saja yang disukai," lanjut bunda.

Tidak bunda, tidak seluruh penghuni pesantren ini, sama saja. Selalu memuja sugus layaknya pangeran dari negeri dongeng tanpa cela. Ibaratnya nih, ketika sugus dilahirkan, semesta juga ikut bahagia sekaligus iri, karena ada makhluk istimewa sejagat raya melebihi bintang sirius yang bercahaya sangat terang. Tapi tetap saja, di mataku sugus tetap makhluk asing layaknya alien dari pluto.

Semesta kalau pluto saja bisa hilang dari sistem tata surya, kenapa tidak kau hilangkan saja dia dari bumi? Aku tidak bisa hidup dengan makhluk asing yang hanya kuketahui namanya saja.

Semesta, kuharap ini hanya mimpi. Ketika kubangun nanti penjara suci ini, sugus, dan seluruh penduduknya menghilang seperti atlantis. Dan kuharap waktu bisa berlari mundur, beberapa hari saja tidak masalah, semesta. Tidak masalah. Yang penting beberapa hari di tempat ini tidak pernah ada dalam hidupku.

*****

Kata bunda saat ini adalah malam pertamaku dengan sugus. Makanya aku berada di tempat terkutuk ini. Tempat di mana aku salah memasuki kamar karena mengantuk, dan berujung aku dinikahkan paksa dengan sugus. Laki-laki yang kuharap menghilang ditelan bumi.

Membayangkannya saja seluruh tubuhku merinding. Ngeri. Aku malah membayangkan video malam pertama di alam kubur dari yutub.

Huaaah aku pengin pindah saja ke kamar depan, tempat bunda dan ayah menginap.

Tiba-tiba saja di atas kepalaku muncul lampu bohlam terang. Ideku cemerlang, bukan? Nanti sewaktu gus datang, aku sudah menghilang. Tinggal kutitip surat saja kalau aku sudah hilang dari bumi ini.

My Coldest GusWhere stories live. Discover now