Dan, kini Agil telah sampai di basement apartemen.

Ia sudah berada di depan pintu Allesya. Hanya membutuhkan beberapa ketukan pintu saja untuk membuat Allesya keluar.

“Ngeselin. Ngeselin. Ngeselin.” Ucap Allesya datar ketika telah membuka pintu. Agil hanya menunjukkan cengirannya.

“Gue masuk, ya.” Ucap Agil memasuki ruangan dan mencopot sepatunya. “Udah makan?” tanya Agil.

“Belum. Ini mau masak.”

Mendengar jawaban dari Allesya membuat Agil mengikat tali sepatunya lagi. “Yaudah, yuk cari makan!” ajaknya.

“Gak, ah, masak aja biar ngirit.”

“Ck, udah ah ayo. Sambil jalan-jalan gitu.”

“Hmm.” Ucap Allesya sembari masuk kamar untuk mengambil slingbag dan juga ponsel.

“Yaudah, yok!” Ajak Allesya memakai flatshoes nya.

***

Mereka telah berada di dalam mobil. Agil mengeluarkan mobilnya dari basement dan segera melenggang di jalanan yang mulai macet.

“Heh, cumi asin! Mau makan dimana?”

Allesya mengernyit heran mendengar panggilan cumi asin. Ia tak menghiraukan setelahnya. “Terserah.”

“Kalo di MCD, gimana?”

“Terserah.”

“Kalo KFC, gimana?”

“Terserah.”

“Kalo Hoka-Hoka Bento, mau gak?”

“Terserah.”

“Hmm ... Kalo di Starbuck?”

“Terserah.”

“Kalo di ...”

“TERSERAH, BERISIK LO!”

“Lo, sih. Dari tadi terserah mulu.”

“Emang lo gak tau, apa? Terakhir kali wanita yang memilih untuk makan, manusia langsung di keluarin dari surga. Dan dipisahkan sama pasangannya.”

“Tuhkan, songong.” Jawab Agil sembari memanyunkan bibirnya.

“Lo yang songong, ikan teri!”

“Gue itu ganteng, mana bisa lo katain ikan teri?!”

“Halah-halah ribet!”

“Kok lo marah-marah, sih?!”

“Lah, lo kenapa marah-marah balik?!”

“Dasar cumi keasinan.”

“Dasar ikan teri gepeng.”

Mereka berdua saling melemparkan caci maki yang sebenarnya tidak bermanfaat. Allesya sangat kesal. Berbeda dengan Agil yang tengah cengengesan.

ALLESYAWhere stories live. Discover now