6. Agil Mahendra Dinar

1.7K 95 15
                                    

Author POV

“Mata gue itu sehat, gak kayak mata lo yang bentar lagi buta,” cerca Allesya kepada Illa.

“Doa lo jelek banget!” Sahut Illa. Illa tetap meminum jus wortel itu, meskipun ia tidak menyukainya. Bagaimanapun, ia tidak bisa mengelak soal matanya itu.

Mereka memang selalu bertengkar dan sinis-sinisan jika bertemu. Tapi itu hanya sebentar, setelah itu juga baik lagi. Memang definisi sahabat seperti itu, 'kan?

Allesya masih saja sibuk dengan laptopnya. Illa juga masih bermain game di ponselnya.

“Ya, ya, ya! Maniac dong pliss, maniac!” Teriak Illa dengan penuh harap.

Maniac!

Savage!

“Yuhuuuuu, gue savage. Gue savage, gue savage!” girang Illa meloncat-loncat di sofa empuk milik Allesya.

Allesya yang mengerjakan tugas jadi terganggu dengan ocehannya Illa.

“Ck! Keep silent, please!” teriak Allesya sembari melemparkan bantal ke Illa.

“Ck, apaan sih lo ganggu tau gak?” cibir Illa.

“Yang ada lo tuh yang ganggu gue lagi belajar. Tamu gak tau diri.” Ketus Allesya.

Cih, salah sendiri. Ada sahabat lama malah dicuekkin. Lo ga belajar sehari aja ga bikin lo goblok,” sinis Illa sembari menonton tv dan memakan camilan yang dibawanya.

“Bodo amat, gue mau sholat isya. Lo sholat gak?” Tanya Allesya.

“Gue lagi dapet,” sahut Illa. Allesya hanya mengangguk.

Allesya selalu menunaikan ibadahnya. Karena hanya kepada-Nya Allesya tidak merasa sendirian.

Setelah Allesya sholat, ia akan beranjak untuk tidur. Tapi ia lupa jika ada Illa. Alhasil ia menepuk dahinya dan segera menghampiri Illa.

“Astaga, udah molor aja.” Allesya menggelengkan kepala heran.

“Illa, bangun!” Allesya mencoba untuk membangunkan Illa. Ia tidak mau jika Illa tidur di sofa. Pasti akan sakit badannya jika bangun nanti.

“Illa, bangun, ih! Kebo banget.” Allesya menepuk-nepuk pipi Illa dengan keras.

Hoamm, udah pagi, All?” Tanya Illa setengah sadar.

“Belum, ayo tidur di kamar ae. Lo kalo tidur disini nanti sakit badan lo,” ajak Allesya dengan lembut.

Sedangkan Illa langsung bangun dan meninggalkan Allesya. Allesya hanya geleng-geleng kepala ketika melihat Illa.

***

Kuingin marah, melampiaskan
Tapi ku hanyalah sendiri disinii
Ingin ku tunjukkan pada siapa saja
Yang ada, bahwa hatiku kecewa 🎶🎶

Allesya bersenandung kecil sembari memasak sarapan. Sebelumnya ia telah mengirim pesan pada Bang Ilham untuk tidak menjemputnya. Karena Allesya akan berangkat bersama Illa.

Illa? Masih tidur zzz zzz

Setelah selesai masak, Allesya segera membangunkan Illa.

ALLESYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang