14. Kejutan Pahit

1.3K 49 4
                                    

“Yah, lo pasti tau kalo apa yang gue lakuin pasti gak ada yang gratis.” Ucap Agil datar. Pernyataan Agil membuat Allesya mengernyit tak paham. “Kakek minta lo kerumah.” Ucap Agil.

“Lagi?” Allesya melotot tidak percaya. Sedangkan Agil hanya mengangguk. “kapan?”

“Malam ini.”

“Kok mendadak, sih?” Allesya mencebikkan mulutnya.

“Gue gak mau tahu, pokoknya sekarang lo mandi dan dandan yang cantik.”

“Gak mau.”

“Kok gak mau? Apa harus gue mandiin dan gue dandanin?”

Allesya melotot kaget, “Ih, gak mau! Nyebelin banget, sih, jadi orang.” Ia lalu menghentak-hentakan kakinya dengan kesal sembari berjalan ke arah kamarnya

Agil hanya tersenyum melihat tingkah Allesya. “Akan banyak kejutan buat lo.”

———

Selama 30 menit Allesya masuk kamar, karena mandi dan juga dandan, kini Allesya keluar dengan dirinya yang berparas rupawan. Allesya mengenakan dress selutut berwarna krem yang dipadu dengan wedgess nya yang berwarna senada. Rambutnya ia cepol dengan asal, sehingga membuat leher jenjangnya terlihat dengan sempurna.

Agil yang melihat Allesya berpenampilan seperti itu mengernyit heran. “Kok rambutnya di cepol, sih?” protesnya.

“Suka-suka gue.” Ketus Allesya.

Mendengar jawaban Allesya membuat Agil mendekat. “Eh, mau ngapain deket-deket?” tanya Allesya menghindar.

Agil tak menggubris pertanyaan Allesya, melainkan ia segera melepas karet yang berada di rambut Allesya. Ia membuat rambut Allesya tergerai. “Nah, kalo gini kan muka lo gak terlihat jelek-jelek amat.” Pungkas Agil.

“Masih mending gue, udah pake pakaian yang layak. Gak kayak lo, pake seragam udah kayak digigit serigala aja, compang-camping.”

“Ya, kan gue pulang sekolah langsung ke sini. Nanti ganti baju dirumah bisa.”

Allesya mencebikkan mulutnya. Ia kesal. Agil tak menghiraukan kekesalan Allesya, melainkan ia menarik tangan Allesya untuk segera keluar dari apartemen. “Apaan, sih, gandeng-gandeng!” Protes Allesya menghentakkan tangannya sembari menutup pintu apartemennya. Ia tidak mengunci pintu, karena jika pintu tertutup maka otomatis terkunci.

“Tadi dipeluk aja gak protes, giliran di gandeng sok protes, cih.” Agil berdecih.

“Ya.. ya.. bedalah yang tadi sama yang sekarang!” Jawab Allesya gelagapan.

Agil hanya menatap datar Allesya. Kemudian ia berjalan keluar dari apartemen dengan Allesya yang mengikutinya dari belakang. Entah kenapa keadaan yang sekarang terasa canggung.

Setelahnya keluar dari apartemen, Agil segera masuk ke dalam mobil. Tapi ia mengernyit heran karena Allesya tidak segera masuk ke dalam mobil. Melainkan berdiri mematung didepan pintu mobil.

“All?” Panggil Agil yang tak di hiraukan oleh Allesya.

“Allesya?” Agil memanggil lagi namun juga tak di hiraukan, sehingga terpaksa Agil keluar dari mobil dan melihat Allesya sembari berkata, “ck, kok ngelamun?”

Ucapan Agil masih tak di hiraukan oleh Allesya. Hal itu membuat Agil mengikuti arah pandangan Allesya. Ia melihat dua orang yang tengah berpelukan di terangnya lampu taman apartemen. Layaknya dua insan yang melepas rindu. Allesya mendekat kearah mereka. Agil dibuat bingung oleh tingkah Allesya, sehingga ia memutuskan untuk mengikuti langkah Allesya.

ALLESYAWhere stories live. Discover now