Part 40: pregnancy

22.2K 929 30
                                    

Jauh dari kerajaan Trubalon, sepasang isang masih menjalani hari-hari biasa mereka, tidak di penuhi dengan urusan kerajaan, perperangan ataupun rasa benci dan balas dendam. Hanya sebuah keluarga kecil yang tinggal di sebuah rumah biasa dengan kebutuhan yang tercukupi,

 "pagi suamiku" kata Tao yang baru selesai mandi, dia menyentuh hidung mancung Henry,

 "ergg, pagi istri cantiku" kata Henry yang masih mengantuk, 

"haha, pergilah mandi ini sudah pagi, kau terlihat seperti musang liar" kata Tao sambil tertawa, Henry yang mendengar hal tersenbut tentu tidak terima, dia menarik Tao dan mencium-nya lembut, Tao terdiam seketika, dia sudah terbuasa dengan perilaku Henry tapi entah kenapa dia selalu terkejut kapanpun Henry melakukan itu. 

"Baiklah saat-nya mandi"kata Henry yang langsung loncat dari kasur meninggalkan Tao yang masih membeku. 

"Kau terlihat seperti bebek" ejek Henry yang melihat bibir Tao yang masih memancung kedepan. Tao tersenyum lalu pergi setelah melihat Henry bersiap untuk mandi. 

"Pagi semua" kata Tao sambil menatap nenek Fan, Hugo dan Yun yang sedang menyiapkan sarapan, "pagi" balas mereka semua. Langkah demi langkah Tao merasa tidak enak di perut-nya disebabkan dengan bau yang berasal dari depan-nya, 

"apa yang kau lakukan disana, sini cicipi bebek kecap kesukaanmu" kata nenek Fan dengan memperagakan tangan memanggil-nya.

 "Uekk" Tai langsung lari setelah melihat makanan kesukaan-nya itu,

 "eh kenapa dia, padahal ini enak" kata Hugo sambil terus makan. Nenek Fan dan Yun melihat satu sama lain, alis mereka terangkat dan tentu mereka memikirkan hal yang sama, 

"hayahahah" mereka saling tertawa dna meloncat kegirangan, Hugo melihat wanita dan nenek tua didepan-nya dengan tatapan tak terbaca, tatapan bingung, takut dan aneh terlukis di wajah-nya, "kenapa mereka, ihhh seram" kata-nya dalam hati sambil meneruskan makan-ny. Henry datang dengan rambut-nya yang masih basah, 

"eh? Dimana Tao" tanya-nya sambil mengeringkan rambut-nya, nenek Fan dan Yun menunjuk kearah sebuah gubuk kecil di dekat sungai, Henry mengerutkan dahi-nya dan berjalan kesana, dia melihat Tao yang sedang berusaha untuk mengeluarkan isi perut-nya, 

"kau tak apa?" Tanya Henry yang dengan siggap membantu Tao, 

"iya aku tidak apa apa" kata Tao yang masih terlihat pucat, nenek Fan dan Yun mendekati Henry dan Tao disusul dengan Hugo,

 "apa kau sakit?" Tanya Henry dengan wajah khawatir, nenek Fan mengeluarkan mangkuk di belakang-nya berisikan bebek kecap yang ia buat,

 "uekk" dan lagi, Tao memuntahkan isi perut-nya, Henry memasang muka bingung karna hal ini tidak pernah terjadi dan lagipula bebek kecap itu kan makanan kesukaan Tao, 

"hehe" keluar dari wajah nenek Fan dan Yun, 

"ada apa?" Tanya Henry yang masih bingung, 

"biarkan Tao beristurahat dulu, aku akan panggilkan tabib" kaya nenek Fan dengan senyum bahagia, sedangkan Hugo dan Henry berpikir "kenapa mereka bahagia disaat seperti ini".
Di dalam kamar-nya, semua orang berkumpul, disana seorang tabib yang cukup tua hadir disamping Tao, dia memeriksa semua-nya secara traditional dan yang mana sedikit berbeda dengan tabib dari Trubalon, tabib itu tersenyum dan mengangguk kearah nenek Fan dan Yun yang sudah memegang satu sama lain, 

"hidup dewa, hidup dewa" teriak kedua wanita itu, mereka terlihat lebih gila dari sebelum-nya, "bisakah seseorang jelaskan padaku apa yang terjadi?"tanya Henry,

 "istrimu hamil" kata nenek Fan, pupil Henry tiba tiba mengecil, ekspresi di wajah-nya sangat susah untuk diterjemahkan sedangkan Tao duduk dengan tenang dan tersenyum bahagia sambil memegang perut-nya,

  "aku akan menjadi seorang ibu" kata-nya dalam hati. Mereka semua terlihat sangat bahagia, dan tabib itu bermain kode dan mengajak Henry untuk keluar, 

"apa ada hal lain?" Tanya Henry dan masih tersenyum bahagia, tapi itu terlihat keberatan untuk menyatakan hal ini di saat bahagia seperti ini,

 "hah....jadi begini, aku dengar kalau istrimu itu sakit, dan setelah apa yang aku periksa, jika kehamilan ini di lanjutkan..." kata tabib itu yang terputus karna tidak tega menyatakan kebenaran-nya, 

"apa yang akan terjadi" kata Henry yang sekarang memasang muka serius, "kemungkinan besar istrimu tidak akan bertahan dan mungkin juga kedua-nya tidak bisa bertahan" jelas tabib itu, duarr bagaikan petir yang datang entah dari mana, Henry yang tadi-ny bersuka cita sekarang menjadi sangat suram, 

"maaf untuk mengatakan ini tapi aku pikir kau harus tau kebenaran-nya" kata tabib itu, lalu peegi meninggalkang Henry yang masih terdiam. Dia melihat kedalam, disana semua orang terlihat sangat bahagia sedangkan dia terlihat sangat terpukul, senyum Tao membuat-nya bahagia tapi juga sedih, 

"apa yang harus aku lakukan" kata-nya dalam hati, hati-nya sangat terpukul saat ini.

The rebirth of RabeccaWhere stories live. Discover now