Part 11: new residence

40K 3K 48
                                    

Setelah penyerangan kemarin malam raja Steve memindahkan kediaman putri Anastasia kebagian kediaman-nya dan para pangeran, yang mana belum ada satupun tuan putri dan selir pernah tinggali, selain permaisuri Alena yang tinggal bersama raja Steve.

"Perketat keamanan, dan tingkatkan jumlah pengawal putri Anastasia!, kakau sampai hal ini terjadi lagi aku akan musnahkan kalian semua!" Teriak raja Steve di aula kerajaan dengan sangat marah.

"Mohon ampun yang mulia" teriak seluru jendral dan perdana mentri dengan penuh ampun, mereka tau kalau setiap perkataan yang dikeluarkan oleh raja mereka akan selalu terjadi, jadi lebih baik mematuhi-nya dari pada mati. 

"Dimana para seranggah yang berani menyusup ke kerajaan ku!?" Kata raja Steve dengan muka dingin-nya. Setelah itu 3 laki-laki memasuki ruangan dengan luka-luka dan terlihat berantakan. 

"Siapa yang mengutusmu!" Teriak raja Steve, tetapi mereka hanya diam. Raja Steve terlihat lebih kesal dari sebelum-nya, ia begitu marah tidak hanya dengan penyusup itu tapi juga dengan diri-nya, kenapa ia tidak bisa melindungi putri-nya? Itu yang ia pikirkan. 

"CEPAT KATAKAN" teriak pangeran Henry dengan menyondorkan pedang-nya ke salah satu penyusup itu.

 "Ah...a...maafkan saya yang mulia" kata orang itu dengan terbatah-batah. 

"Siapa yang mengutusmu?" Tanya pangeran Henry dengan aura mematikan, orang itu melihat ke arah teman-nya seperti bertanya, dan salah satu dari mereka bermain mata untuk tidak berbicara. Pangeran Henry memindahkan pedang-nya dan menyayat leher orang itu sampai ia tidak tergeletak tak bernyawa.

 "Katakan sekarang! Atau nasibmu akan seperti-nya" kata pangeran Thomas yang berdiri dibelakang pangeran Henry. 

"Tolong ampuni hamba yang mulia..saya hanya diperintahkan untuk membunuh putri Anastasia" jelas orang itu. 

"Turunkan pedang mu Henry" kata raja Steve "sekarang katakan siapa yang memerintahkan-mu" lanjut-nya. 

"I..itu...putri Helena yang mulia" kata-nya, semua orang melihat ke arah raja Steve seperti meminta keputusan-nya. 

"Bawa dia kesini!" Kata raja Steve. Masuklah putri Helena dengan wajah bingung dan takut karna ini pertama kali-nya memasuki aula kerajaan, sedangkan pelayan-nya mengikuti-nya dari belakang sambil menangis dan berteriak "majikan-ku tidak bersalah". 

"Hormat saya yang mulia" raja Steve tidak memandang-nya sama sekali, tubuh putri Helena semakin bergemetaran. Hyla memasuki ruangan dengan seorang tabib istana, 

"hormat hamba yang mulia, sesuai pemeriksaan saya Hyla telah mengonsumsi obat tidur, oleh karna itu ia tidak terbangunkan saat tuan putri diserang" jelas tabib itu. 

"Jelaskan" kata raja Steve kepada Hyla walaupun ia sangat ingin membunuh mereka semua, ia masih ingin mendengar penyelasan terlebih dahulu karna ia lebih mengutamakan kebenaran dari pada nafsu. 

"Hormat hamba yang mulia..kemarin pagi, putri Helena berkunjung untuk meminum teh bersama putri Anastasia, setelah itu ia memberikan putri Anastasia sebuah kue yang ia katakan berasal dari dapur istana. Saat menjelang malam, hamba merasa lapar, dan putri Anastasia dengan baik hati mengizinkan saya untuk memakan kue tersebut setelah itu saya merasa sangat mengantuk dan tertidur" jelas Hyla. 

"Eksekusi putri Helena" kata raja Steve dengan singkat tanpa perasaan.

 "Yang mulia, putri saya tidak bersalah ampuni putri Helana yang mulia, kemarin ia memang membawakan putri Anastasia sebuah kue tapi ia tidak tau apa-apa tentang obat tidur penyerangan itu, majikan-ku pasti dijebak yang mulia" kata pelayan putri Helena yang tidak terima majikan-nya di hukum mati, tapi raja Steve tidak merespon sama sekali. "Biarkan saja! Ia memang tidak peduli dengan ku, ia hanya peduli dengan wanita pelacur itu, ya Anastasia itu penjilat, aku harap ia mati" kata putri Helena sambil menangis. 

"JAGA MULUTMU! WANITA RENDAHAN" teriak pangeran Henry dengan sangat marah 

"eksekusi dia sekarang" pangeran Liam yang dari tadi diam sekarang membuka mulut-nya dengan nada dingin yang tidak pernah ia tunjukan didepan Anastasia. Putri Helena di tarik oleh prajurit dan di eksekusi mati didepan rakyat sebagai seorang penghianat, sedangkan semua pelayan-nya di buang keluar istana dan tidak boleh memasuki istana lagi.

~dikediaman baru Anastasia~
"Aww" Anastasia terbangun sambil memeganggi kepala-nya yang sakit, "anda sudah bangun yang mulia?" Kata Hyla yang sendari tadi duduk di samping Anastasia "apa yang terjadi" tanya Anastasia. 

"Putri Helena berada di balik penyerangan kemarin dan di eksekusi, ia yang memberikan obat tidur di kue.." perkataan Hyla terpotong karna Anastasia tiba-tiba bangkit dan berjalan ke arah jendela. 

"Ini bukan kamarku" kata-nya. "Ini adalah kediaman anda yang baru yang mulia, anda sekarang berada di kediaman yang mulia raja Steve dan para pangeran" kata Hyla dengan senang, tapi tidak dengan Anastasia yang terlihat dibebani, sedikit air mata keluar dari mata indah-nya "terima kasih" kata-nya dengan suara kecil sambil memandangi langit.

"Jangan memakan-nya, selir ketiga mencoba untuk membunuh-mu malam ini...maafkan aku karna gagal menjadi kakak yang baik"

perkataan itu terlintas di kepala-nya. "Terima kasih...terima kasih Kak" kata Anastasia sambil menangis.  

Flashback

"Tuan putri, hamba akan bawakan anda beberapa cemilan" kata Hyla dan berjalan keluar. Anastasia memandangi kue yang di berikan oleh putri Helena. Bukan karna ia lapar tapi ada sesuatu bewarna putih berada di bawah kue itu, ia mendekati-nya dan mendapatkan sebuah kertas kecil yang berisikan peringatan tentang selir ketiga yang mencoba untuk membunuh-nya. 

"Putri Helena?" Ia memandangi surat itu,

 "apa yang sebenar-nya kau inginkan?, kalau kau ingin aku mati kenapa kau memberi tau ku tentang ini?"

"Tentang apa yang mulia?"

"Eh..tidak apa-apa letakan saja di atas meja-ku" kata Anastasia yang langsung menyembunyikan surat itu. 

Disisi lain seorang gadis sedang memandangi pohon tinggi didepan-nya, tatapan-nya terlihat sangat sedih tapi juga senang. "Putri apa anda yakin bahwa putri Anastasia akan membaca-nya?"

"Aku dengar ia sangat pintar, jadi ia pasti akan melihat-nya, bila tidak aku akan mengutuk-nya sebagai gadis paling bodoh" kata-nya

"Tapi putri kalau anda tau selir ketiga ingin membunuh Anastasia dan menjebak mu sebagai pembunuh-nya, kenapa anda mengikuti permainan-nya? Anda pasti akan dibu..." pelayan itu menurunkan wajah-nya dan menangis.

"Tidak usah menangis, bila ini saat-nya aku mati, maka aku akan mati" pelayan itu menatap majikan-nya dengan bingung. Lalu putri itu menarik nafas panjang 

"Hah...aku ingin seperti-nya yang di sayang raja dan para pangeran...aku selalu benci dengan-nya, aku ingin ia mati, tapi aku tidak sanggup membunuh-nya, kebalikan-nya aku mencoba untuk melindungi-nya, lucukan?...apa yang harus aku lakukan? Waktu itu aku menampar-nya di hadapan para putri dan mengusir-nya dengan tidak hormat, sebenar-nya aku tidak ingin melakukan-nya, aku menyayangi-nya tapi kalau dia tinggal, aku akan tambah membenci-nya dan dia pasti akan disiksa oleh putri lain..dan sekarang aku yakin ia pasti membenci-ku" putri Helena menangis, pelayan-nya tau kalau putri Helana memang ingin kekuasaan dan kasih sayang tapi ia tidak ingin membunuh siapa pun, dan sekarang ia akan mati. 

"Sungguh malang nasib putri Helena"kata-nya dalam hati sambil menangis bersama putri Helena.

Flashback off

The rebirth of RabeccaWhere stories live. Discover now