Part 36: wedding night

19K 1K 46
                                    

Setelah pesta yang bejalan selama berjam-jam, Maharani dan Thomas akhir-nya bisa beristirahat. Pandangan Marahari terlihat seperti anak kecil yang baru di beli permen, ia menatap ruangan Thomas dengan senyum tak terjelaskan.

Ruangan itu penuh dengan kursi, sofa dan meja serta barang-barang antik, kesan pertama yang menonjol adalah warna merah marun di dalam sana. Thomas masuk melewati Maharani,

 "sudah cukup memandangi ruanganku" kata Thomas sambil mencoba membuka jas yang ia kenakan selama 5 jam lama-nya. 

"Apa kau suka warna merah marun?" Tanya Maharani sambil menatap Thomas dengan polos,

 "cih, kenapa kau peduli" kata Thomas dengan dingin, tapi Maharani masih bisa melihat sebuah senyum tipis terbentuk di wajah Thomas, didalam hati-nya, dia juga bahagia karna Thomas tidak membenci-nya seperti waktu pertama kali mereka bertemu.

Maharani masuk ke kamar mandi, dan membuka gaun pengantin-nya, tentu ini adalah hal yang sangat susah untuk di lakukan seorang diri, "dimana para pelayan?" Tanya Maharani dalam hati. Ia melihat sebuah kertas di atas meja kecil di samping-nya, disana tertulis.

"Aku menyuruh semua pelayan untuk tidur, mereka terlihat sangat lelah.
Semoga beruntung dengan malam pengantinmu"
-A-

"Anastasia?" Kata Maharani dengan suara kecil, "ya ampun" Maharani mulai terlihat menyerah dengan gaun yang ia kenakan, keringat sudah bercucuran dari kepala-nya dan ia juga lelah. Dia tidak memiliki keputusan lain selain meminta bantu Thomas. 

"Jadi ini permainanmu Anastasia" kata Maharani dalam hati, ia kesal tapi juga senang dengan tindakan Anastasia, 

"Maaf, tapi bisakah kau membantuku?" Tanya Maharani sambil mengintip keluar kamar mandi,

 "arg, kenapa?" Tanya Thomas yang terlihat kesal karna tidur-nya terganggu, 

"aku perlu bantuan" kata Maharani, dan Thomas dengan malas melangkah mendekati istri baru-nya itu. 

"Kenapa?" Tanya-nya.

 "Tolong bantu aku buka gaun ini" kata Maharani, Thomas mengerutkan dahi-nya, mereka memang sudah menikah tapi tetap saja Thomas tidak pernah membuka baju seorang wanita, hal ini akan menjadi pengalaman teraneh-nya. 

"Lakukan saja sendiri" kata Thomas, "aku sudah mencoba, tapi tidak bisa" kata Maharani dengan wajah puppy -nya.

Thomas menghelan nafas dan membantu Maharani, ia membuka gaun ini, satu demi satu, ia bisa melihat pundak Maharani yang bersih mulus. Apa daya-nya ia, pada akhir-nya dia seorang pria juga kan. 

"Sudah" kata Thomas sambil meninggalkan Maharani yang terdiam melihat kediaman Thomas,

 "ada apa dengan-nya?" Kata Maharani dengan suara kecil, ia melanjutkan aktivitas-nya dengan mandi, dan menenangkan diri. Setelah beberapa menit, dia melangkah keluar dengan handuk tipis menutupi tubuh-nya, rambut-nya masih basah dan aroma strawberry bisa jelas dirasakan dari tubuh-nya. Ia mencari gaun malam-nya dan dia tidak bisa menemukan apa-apa didalam lemari-nya, 

"kemana semua bajuku?" Tanya Maharani, ia melihat sebuah kertas lagi.

"Upss, aku lupa menyuruh para pelayan untuk menyiapkan pakaianmu, mungkin akan siap besok :D"
-A-

"Anastasiaaaaa" geram Maharani, terus dia harus bagaimana sekarang, tidak mungkin dia keluar seperti ini, Thomas pasti akan berpikiran yang tidak-tidak. 

Tok tok tok 

"hey, sampai berapa lama kau akan di dalam sana!?, aku juga ingin mandi" teriak Thomas sambil mengedor pintu Maharani, 

"tunggu sebentar" kata Maharani dengan malu, 

"aku tau kau sudah selesai mandi, Aku masuk" kata Thomas sambil membuka pintu yang tidak terkunci itu. Maharani membulatkan mata-nya dan Thomas yang baru masuk terlihat sangat terkejut,

 "ya ampun, maafkan aku, aku kira kau sudah selesai" kata Thomas sambil mengalihkan pandangan-nya. 

"Kenapa kau tidak mengenakan baju mu" kata Thomas dengan wajah merah, tubuh dan rambut yang basah itu sangat mengoda bagi-nya, 

"mereka lupa untuk menaruh baju ku disini" kata Maharani dengan wajah merah juga, Thomas mulai menatap Maharani yang menunduk malu, ia melihat lekukan tubuh maharani yang sempurna, kulit yang mulus, wajah yang cantik, dan rambut basah itu sungguh menambah kesempurnaan istri-nya ini. Thomas menelan ludah-nya. 

"Kau.." Thomas mendekati Maharani, 

"apa kau mencoba untuk mempermainkanku?" Tanya Thomas yang kini berada di depan Maharani, ia bisa mencium bau strawberry dari tubuh Maharani, ia menatap Maharani dan mata itu sungguh menimbulkaj hasrat tak tertahankan, 

"lagipula dia istriku kan" kata Thomas dalam hati, ia menyentuh pundak Maharani dan mulai mencium bibir merah itu, Maharani pada awal-nya terkejut tapi ia lama-kelamaan menikmati-nya juga, Thomas mengendong Maharani ke kasur kehormatan-nya, ia menjatuhkan Maharani disana, dan mulai melakukan aksi-nya....

The rebirth of RabeccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang