Part 19: The mysterious princess

24.7K 1.7K 7
                                    

Tepat dihari mereka sampai, dinasti Jin sedang dalam musim dingin semua tempat terlihat putih dan coklat dari kejauhan "Pangeran kita akan segera sampai" kata Jendral Hugo sambil menunjuk ke arah sebuah kota dengan style yang sangat berbeda dengan kerajaan Trubalon.
ada 2 prajurit sedang berdiri di depan gerbang besar di hadapan pangeran Henry dan jendral Hugo sedangkan diatasnya ada 6 prajurit lain yang sedang berjaga.

Kedua prajurit itu menatap Henry dan lain-nya dengan tatapan bingung, "hey, dia adalah pangeran Henry dari kerajaan Trubalon! Apa kau tidak ingin membukakan gerbang itu? Akan sangat menegecewakan kalau ada masalah di hari pertama kami disini." Teriak jendral Hugo, kedua prajurit itu dengan sikatan membuka gerbang dan berteriak dalam bahasa asing "他们来了!" (Mereka datang!)

"Hah, aku harap raja Wang bisa berbicara bahasa kita, kalau tidak ini akan menjadi hari yang sulit" kata pangeran Henry lalu memasuki gerbang besar itu. 

Banyak orang berdiri di pinggir jalan, mereka semua terlihat berbeda dengan orang-orang dari Trubalon, mereka memiliki rambut yang bisa dibilang hitam arang, mata yang kecil, pakaian yang berbeda, dan kulit yang kekuningan. 

Orang orang disana bersujut dan memberi hormat kepada pangeran Henry, sedikit mengejutkan karna sangat jarang Henry melihat rakyat memberi hormat sambil bersujut. "Menarik" kata Henry.

Ia melanjutkan perjalan-nya sampai kedepan gerbang kerajaan, gerbang yang berukuran sama dengan gerbang pertama tapi disana ada ukiran naga dengan warna merah, emas dan hijau yang terkesan mewah untuk sekedar gerbang biasa.

Tidak seperti prajurit di gerbang pertama tadi, prajurit disini lebih banyak dan terlihat lebih terbiasa dengan orang seperti Henry yang memiliki rambut pirang, mata biru dan kulit putih. Mereka membukakan gerbang itu, dan tepat setelah itu, ada 2 orang menunggu Henry dari dalam,

 "aku adalah penasehat kerajaan yang mulia" kata seorang kakek-kakek berjengot panjang dengan pakaian putih ke abu-abuan. 

"Apa raja mu bisa bahasaku?" Tanya Henry, "tentu yang mulia" kata penasehat itu yang di iringin dengan anggukan dari seorang pemuda di belakang-nya.

"Raja kami sedang berada diluar karna urusan mendadak, ia berkata ia menyesal tidak bisa menyambut yang mulia, tapi beliau sudah menyiapkan semua yang anda perlukan, mari saya antar ke kamar anda" kata penasehat itu lalu berjalan menuju suatu tempat yang ia bilang "kamar" Henry.

Hari menjelang sore, Henry yang sudah beristirahat akhir-nya memutuskan untuk berjalan sebentar sambil melihat isi kerajaan itu. 

Ia melihat kearah sebuah pohon besar yang cukup tua. Suasana disana membuat Henry merasa sangat tenang. Angin-angin dengan lembut menyapa Henry, dan sebuah kupu-kupu mendekati Henry, warna-nya sangat indah, berbeda dari semua kupu-kupu yang Henry pernah lihat. Ia mengikuti kupu-kupu itu, ia berjalan terus tanpa melihat kemana ia pergi, kupu-kupu itu terbang sangat tinggi dan meninggalkan Henry sendirian. Henry tersadar "dimana aku?" Pikir-nya, tempat di sekitar-nya terlihat sangat kuno dan seperti tidak di pakai lagi.

Ia terus berjalan dan sebuah warna merah terang mengalihkan perhatian-nya.
"Ada seseorang" kata-nya dengan suara kecil. Ia melihat seperti seorang wanita dengan hanfu mera sedang duduk tenang sambil melihat pohon-pohon yang di tutupi salju.
Rambut panjang dan kulit putih membuat wanita itu terlihat elegan.

"Hey" teriak Henry, wanita yang tadi-nya duduk tenang tiba-tiba menoleh ke arah Henry, ia bisa melihat jelas wajah wanita itu, "sangat indah" kata-nya dalam hati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hey" teriak Henry, wanita yang tadi-nya duduk tenang tiba-tiba menoleh ke arah Henry, ia bisa melihat jelas wajah wanita itu, "sangat indah" kata-nya dalam hati. Tak lama setelah itu, wanita tadi langsung mengambil sebuah kain dan menutupi muka-nya membuat Henry mengerutkan dahi-nya. 

"...ia bahkan menutupi separuh muka-nya dengan kain" kata-kata itu terlintas di kepala Henry. "Putri keempat?" Kata-nya. Wanita tadi terlihat ketakutan dan meninggalkan Henry. 

Henry mencoba untuk mengejar-nya tapi entah kenapa, ia berhenti, ia merasa ini bukan waktu yang tepat. Ia berjalan kembali ke kamar-nya dengan wajah sedikit kecewa.

"Yang mulia, raja Wang akan segera sampai, beliau menyiapkan sebuah pesta besar untuk yang mulia" kata jendral Hugo, tapi Henry tidak menanggapi-nya sama sekali. 

"Apa ada masalah yang mulia?" Tanya jendral Hugo.

"Aku bertemu dengan-nya" kata Henry.

 "Dengan siapa yang mulia?"

"Dengan putri keempat, dia sangat cantik tapi dia aneh, saat aku memanggil-nya ia seperti ketakutan dan langsung menutupi wajah-nya"

Jendral Hugo memasang muka terkejut. "Kenapa?" Tanya Henry.

"Padahal aku cuma menggarang cerita, aku bahkan tidak tau kalau dia sungguh menutupi wajah-nya" kata jendral Hugo dengan mata membesar.

"Tapi aku sungguh melihat-nya" kata Henry.

Seorang pelayan memasuki ruangan sambil membawakan cemilan dan minuman. Henry menatap pelayan itu dan bertanya "apa kau bicara bahasaku?" Tanya Henry.

"Iya yang mulia, seisi istana dianjurkan untuk bisa berbicara bahasa anda" kata pelayan itu.

"Kalau begitu, aku ingin tau tentang putri keempat" kata Henry 

"Aa..ampun yang mulia, raja Wang sudah memesankan kami untuk tidak berbicara tentang putri keempat" kata pelayan itu dengan jujur.

"Kenapa?" Tanya Henry

"Karna...." kata pelayan itu.

"Jawab saja pertanyaan-ku, aku janji kau tidak akan dihukum" kata Henry menyakinkan

"Emm..seharus-nya putri keempat sudah meninggal 4 tahun lalu" kata pelayan itu dengan suara kecil.

"Apa mungkin ia hantu!?" Kata jendral Hugo cukup keras.

"Ahh..tidak...tidak....berkat kebaikan dewa putri keempat masih hidup" kata pelayan itu sambil menundukan kepala-nya.

"Kalau dia sudah mati kenapa dia bisa hidup kembali" kata Henry sambil menyipitkan mata-nya.

"Putri keempat mendapatkan anugerah dari sang dewa." Kaat pelayan itu membuat Henry bingung, kalau sudah mati bagaimana seseorang bisa hidup lagi.

"Apa yang menyebabkan ia meninggal waktu itu?" Pertanyaan paling aneh yang Pernah Henry ucapkan.

"Putri sudah sakit sejak kecil, dan tabib bilang ia tidak akan hidup panjang" kata pelayan itu.

"Terus kenapa ia menutupi wajah-nya?" Tanya Henry lagi.

"Putri memutuskan untuk menutupi wajah dan identitas-nya supaya tidak menjadi aib kerajaan kami" jelas-nya.

Henry mengangguk mengerti.

The rebirth of RabeccaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang