Part 36

1.6K 127 5
                                    

Sudah di update ya.. selamat menikmati ceritanya 😌😌
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
" Dengar, aku sudah menyelamatkanmu dari orang itu dan jangan menanyakan tentang hal lain. Seharusnya aku yang bertanya siapa laki-laki tadi dan mengapa kau lari darinya?" Cercah Arthur. " Dia seorang dokter namanya dokter Juna, sudahlah jangan dibahas aku tidak ingin membahasnya sekarang " Kepala Ellina menunduk. " Apa terjadi sesuatu?" Tanya Arthur lagi terlihat jelas bagaimana raut wajah Ellina saat ini. " Hmm nenekku masuk ke rumah sakit dia terkena serangan jantung mendadak kemarin" Arthur bisa melihat bagaimana rasa sedih yang sedang dialami oleh Ellina. " Mau makan es krim? Anggap saja ini ucapan terimakasihku karena kamu sudah pernah menyelamatkanku " Ellina menganggukkan kepalanya, mungkin pergi sebentar bisa mengurangi bebannya. Mereka berdua masuk ke sebuah kedai ice krim dengan nuansa bunga. Ellina takjub dengan interior bunga di dalam kedai itu. " Wah tempat ini indah sekali, banyak bunga disini " Ellina duduk di dekat jendela.

" Mau ice krim apa?" Tanya Arthur sambil melihat menu yang tertera disana. " Eum guava saja " jelas Ellina singkat. Mata Ellina tak sengaja melihat jaket yang dikenakan Arthur, disana ada ulat bulu. Dengan cekatan tangan Ellina mengibas ulat itu hingga jatuh, tiba-tiba Ellina tidak bisa menjaga keseimbanganya sampai dia jatuh dan memegang pundak Arthur. Pandangan mereka bertemu, jantung Ellina berdegup dengan kencang kemudian dia tersadar dan melepaskan tanganya. Ellina jadi malu sendiri atas tindakanya barusan. " Ta-tadi ada ulat bulu aku sudah menyingkirkanya, maaf" ucap Ellina tidak enak hati. "Baiklah santai saja " jelas Arthur untuk memecah suasana. Ellina menghela nafasnya karena ponselnya kembali berdering dari Meriana. "Angkat siapa tau penting " ucap Arthur seolah tau apa yang sedang difikirkan oleh Ellina.

"Hallo?? " ucap Ellina " Akhirnya kamu angkat, yaampun Ellina kamu dimana dokter mencarimu tadi. Imo sudah sadar dan katanya ingin bertemu denganmu, kamu tenang saja Dokter Juna hanya ingin melihat keadaan Imo tidak lebih Ellina " Ellina bisa bernafas lega, akhirnya ada kabar baik dari neneknya. " Baiklah aku segera kembali, tolong bilang ke dokter juna kali ini saja jangan menggangguku disaat seperti ini pikiranku sedang kacau. Tolong sampaikan kepada dia " jelas Ellina sejelas-jelasnya. " iya, aku akan memberitahunya" Ellina mengakhiri panggilanya. Arthur memakan ice creamnya dengan lahap " Arthur aku harus kembali nenekku sudah sadar." Ucap Ellina " Makan ice creamu dulu setelah itu kamu bisa kembali" Ellina menganggukkan kepalanya dengan cepat dia menghabiskan icenya yang masih mengepul dingin.

" Aku boleh bertanya? " Ellina mengalihkan pandanganya ke arah Arthur. " Silahkan" jawab Ellina. " Namamu sebenarnya siapa Erina atau Ellina? Aku masih tidak mengerti atau jangan - jangan kau warga negara yang dideportasi?" Ellina membelalakkan matanya tidak setuju dengan pendapat Arthur. " Tidak, namaku Ellina tapi aku menggantinya supaya tidak ada yang bisa mengenaliku" jelas Ellina dengan suara yang sangat pelan. " Kenapa mengganti nama?" Tanya Arthur lagi. " Maaf kamu sebaiknya tidak ikut campur tentang masalahku Arthur, lagipula kamu juga bukan temanku aku tidak berhak memberitahukanya padamu. Permisi!!" Ellina beranjak dari tempat dududknya dan pergi meninggalkan Arthur didalam kedai. Ellina kembali ke rumah sakit, dia merasa bersalah akan ucapan yang tadi dilontarkanya untuk Arthur. Ah sudahlah Ellina tidak ingin memperpanjang masalahnya lagi.

Meriana mengambil tangan Ellina, " Imo ingin bertemu denganmu sebaiknya kamu mengganti baju dulu " Meriana membawa Ellina ke ruang ganti setelah itu mereka berdua masuk kedalam ruangan dimana neneknya berbaring. " Imo!!" Ellina menghampiri neneknya. Perasaanya bercampur aduk, Ellina bisa melihat bagaimana wajah pucat neneknya saat ini. " Ellina sayang" Air mata Ellina seolah tidak bisa ditahan dan mengucur begitu saja. " Ehuk... hiks...hiks Imo, jangan tinggalkan Ellina " seru Ellina dengan suara paraunya. " Nenek akan selalu menjagamu sayang, oya di dalam kamar nenek ada sedikit tabungan untukmu dan juga beberapa peninggalan alm. Ibumu ada di dalam loker, kuncinya ada di bawah lampu tidur nenek. Hiduplah dengan baik sayang jangan sedih terus, kamu berhak untuk bahagia" jela nenek Ellina. Ellina masih saja menangis dia tidak sanggup menahan air matanya. " Suatu hari nanati akan ada seorang laki-laki yang mencintaimu dengan tulus Ellina, dan dia adalah orang yang akan melindungimu dari bahaya yang menghadang. Kamu yang akan merubah kehidupan laki-laki itu dengan kesederhanaanmu " Ellina menghentikan tangisnya dan memegang tangan neneknya. " Imo, imo yang akan melindungiku. Imo yangvakan menjagaku dari bahaya jadi aku mohon bertahanlah untuk sehat. Ellina janji tidak akan pulang larut dan akan selalu menuruti apapun keinginan Imo " Meriana mengusap punggung Ellina, sahabatnya itu butuh ketegaran.

HYLOPHOBIA (TAMAT) #wattys2019Where stories live. Discover now