Ekstra part 5 : Perjuangan

561 34 3
                                    

.kembali lagi dengan ekstra part 🤣
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Selesai menghubungi Dea, Ellina kembali ke dalam kamar sambil membawa kompresan. Dia bersyukur anak-anaknya tidak rewel. Tapi untuk kali ini Ellina yakin Dea bisa menjaga kedua buah hatinya. "Arthur kenapa tidak ganti di kamar mandi ?" Arthur tertawa pelan. "Aku hanya berganti baju Ellina, kamu selalu saja syok seperti itu " Ellina menaruh baskom dan juga obat merah di atas meja dan menarik tangan Arthur agar suaminya itu segera di obati.

"Alhamdulillah, sudah agak kering. Oya hari ini aku mau keluar. Kamu istirahat saja dirumah nanti akan aku buatkan makanan untumu " Arthur yang tadinya bersandar langsung duduk dengan tegap. "Aku baik-baik saja jadi aku bisa ikut denganmu " Ellina memasang wajah marah kepada Arthur. " Jangan, lihat luka-luka ini " sambil menunjuk wajah lebab Arthur. Arthur mengambil tangan Ellina, mata mereka bertemu. " Aku tidak bisa membiarkanmu keluar sendiri. Aku akan pakai masker tenang saja " Arthur mencubit pipi Ellina kemudian kembali duduk santai.

"Baiklah, akan aku buatkan pancake. Istirahat dulu nanti aku bangunkan " Arthur mengubah posisinya menjadi tidur. Ellina ke masuk ke dapur. Disana sudah ada bibi yang memasak, tentunya Ellina tidak bisa diam saja bukan dia juga harus memasak. Selesai memasak Ellina mengantar ke kamar. Ternyata suaminya itu sudah siap mengantarnya. Ellina tersenyum lembut dalam benak ellina berfikir Arthur takut di tinggalkanya. " kenapa tersenyum seperti itu ?" Tanya Arthur spontan

"Tidak, aku tidak tersenyum. Ini pancakenya, di makan dulu " Arthur masih melihat ke arah Ellina. "Jangan melihatku seperti itu, oya. Aku mau ke supermarket membeli beberapa makanan. Aku ingin berbagi di sini bersama anak-anak kecil "

"Iya, sudah sekarang kamu siap-siap " Arthur mendorong Ellina masuk ke kamar mandi. Selagi memakan pancakenya Arthur menghubungi Dea, menanyakan kabar kedua anaknya.

"Iya kak ?"

"Bagaimana Hazan dan Zahra ?"

"Alhamdulillah dia baik-baik saja, mereka berdua makan dengan teratur. Bagaimana keadaan disana ?" Tanya dea. Arthur menghembuskan nafasnya. "Aku membuat Ellina menangis, dan melukai perasaanya kemarin. Padahal diaini dia sedang susah, tapi kamu sudah baikan. Dia perempuan yang sangat aku cintai " jelas Arthur pada Dea. "Kak, kak Ellin memang baik. Kakak saja yang terkadang berfikir yang tidak-tidak. Jaga dia kak, Dea yakin cinta kak Ellin hanya untuk kak Arthur saja. Buktinya kalian membesarkan kedua ponakanku dengan baik " Arthur tersenyum

"Iya, akan aku jaga Ellina sampai kapanpun. Kamu juga baik-baik ya dengan Abigail, apalagi kamu sedang mengandung jangan terlalu lelah "

"Iya kak "

Ellina sudah siap dengan pakaian dan juga tasnya. Arthur menghabiskan makanannya kemudian mengambil ponsel dan jaketnya. "Arthur, balik badan " Seketika Arthur terkejut dengan permintaan Ellina. Jika Arthur balik badan yang ada Ellina akan tahu jika punggungnya terluka. "Kenapa aku harus balik badan ?" Tanya Arthur seolah tidak tahu. "Cepat, balik badan sekarang atau kamu tidak boleh ikut " Akhirnya Arthur balik badan, biarlah Ellina tahu jika ada luka disana. Ellina membuka sedikit kaos Arthur dan benar ada luka lebam disana dan juga perban yang membebat perut Arthur.

Ellina menutup mulutnya, "Kita kerumah sakit. Lihat semua ini. Aku mau kamu jujur bi " Arthur duduk dan menarik tangan Ellina untuk duduk di sampingnya. " Akh... ha .... hiks.... huaaaa " Ellina menitihkan air matanya. " Stop, jangan menangis, aku akan menjelaskanya " Arthur memegang kepala Ellina kemudian beralih menghapus air mata Ellina. " Kamu ada masalah apa? " tanya Ellina. "Aku tau kamu marah dan kesal. Aku tidak tau kenapa sikapmu berubah-ubah dan akhir² ini sedikit sensitif sediki-sedikit menangis. Dengar, Aku sangat mencintaimu dan tidak terbesit sedikitpun untuk berpaling dari cinta ini. Aku melakukan perkelahian itu juga bukan tanpa sebab, mendadak saat aku keluar dari komplek ada seseorang mabuk dan aku menabrak mereka berdua. Mereka tiba-tiba melawan dan beginilah keadaanku hujan deras aku bahkan tidak bisa melihat jalan dengan jelas. Maaf ya selalu membuatmu khawatir " Ellina mengambil tangan Arthur kemudian air mata menitih begitu saja.

HYLOPHOBIA (TAMAT) #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang