Part 21

2.1K 144 0
                                    


Semoga part ini bisa menghibur kalian.
.
.
.
.
.
.
.
.
Yang dilihatnya hanya kegelapan. Mata itu kian bergerak terus hingga terbuka perlahan. Juna terbangun dari tidurnya, laki-laki itu melihat kesekeliling ruangan dan menemukan Emilly yang tidur tak jauh darinya. Richard membuka pintu, langsung terkejut melihat Juna yang sudah bangun. " Tuan!!" Richard mengambilkan air putih di meja pasien. " Bantu aku duduk dulu " ujar Juna. Kemudian Richard membantu Juna untuk duduk dan bersender di dasbor setelah itu minum. " Kenapa Emilly disini?" Tanya Juna pada Richard. " Nona muda berlibur di sini tuan " jelas Richard. Juna menganggukkan kepalanya. " Richard tolong temani Emilly kemanapun dia pergi, jaga dia aku percaya padamu. Aku tidak bisa mengajaknya keluar kau tau sendiri keadaanku sedang tidak baik " cercah Juna. Dengan senang hati Richard menerima tawaran itu.

Pagi harinya Emilly disuruh pulang ke rumah Juna. Richard membantu membawa barang Emilly masuk kedalam rumah. Laki-laki itu keluar dari kamar Emilly dan menghidupkan tv. " Bisa bantu aku?" Richard mematikan tv setelah mendengar permintaan Emilly. " Apa nona muda?" Emilly memegang tangan Richard dan masuk kedalam kamarnya. " Berhubung kamar ini tidak pernah dipakai jadi bantu aku membersihkanya " Richard tersenyum kikuk, kemudian mereka membersihkan kamar itu dan juga menata barang-barang Emilly didalam lemari. Disela-sela pekerjaan mereka Emilly bertanya pada Richard " Richard! Aku mau bertanya?" Ujar Emilly dengan gugup. " Silahkan" jawab Richard sambil membersihkan laci didepannya.

" Kenapa kamu selalu saja menjagaku, oh itu memang pekerjaanmu. Tidak usah dijawab " Emilly menggaruk tengkuknya, dia yang bertanya dia juga yang menjawab pasti Richard berfikir jika dia sama sekali tidak jelas. Emilly beralih dari sebelah Richard. " Maaf nona muda, semua yang saya lakukan itu karena pekerjaan tidak lebih jadi tolong anda juga harus profesional dengan saya" jawab Richard dengan tegasnya. Benar Emilly tidak seharusnya bertanya hal yang tidak penting seperti itu pada Richard. " Nona muda, minumanya dan camilanya saya taruh di dekat pintu " Emilly menganggukkan kepala kepada pembantu Juna. Emilly menelusuri tempat itu sampai matanya menemukan rak yang begitu tinggi dan harus dibersihkanya.

Emilly mengambil kursi untuk dinaikinya. Kemudian mengambil buku-buku besar dan di pindahkan di kursi untuk di buat pijakan agar lebih tinggi. Emilly mengambil buku yang tersisa beberapa tapi tiba-tiba saja pijakanya goyang dan membuat tubuh Emilly tidak seimbang. Alhasil gadis itu hanya bisa menutup matanya.

Bugh!!

" Auh..." Emilly membuka matanya dan melihat Richard yang ada di hadapanya. Wajah mereka berdua sangat dekat, Emilly melihat manik mata Richard yang sangat indah. Kemudian gadis itu tersadar dan menjauh dari Richard. " Maaf, apa kau baik-baik saja " Emilly menjaga jarak duduknya dengan Richard. " Seharusnya saya yang bertanya, apa nona baik-baik saja? Kenapa tidak minta bantuan saya. Saya bisa membantu nona muda mengambil buku itu " Emilly hanya diam tidak ada jawaban darinya. Sebenarnya kenapa dengan Emilly, mengapa dia terus saja memikirkan Richard. Tidak perasaan apapun tidak boleh terjadi apa kata keluarganya jika dia suka dengan bodiguardnya. Emilly juga masih SMA jadi mana mungkin dia jatuh cinta pada laki-laki yang umurnya bahkan lebih tua darinya.

Emilly beranjak dari tempatnya dan mengambil minuman yang di tarus di meja sebelah pintu kamarnya. Emilly hanya ingin mengalihkan kegugupanya didekat Richard. Semua pekerjaanya akhirnya selesai. Richard keluar dari kamar Emilly tanpa bilang sesuatu. Emilly menutup pintu kamarnya dan menguncinya dengan rapat. Sejak tadi pagi Emilly tidak keluar dari kamarnya bahkan Emilly sendiri tidak tau kenapa dia malas sekali beranjak dari kamarnya. Suara ketukan mengintrupsi Emilly. Tapi gadis itu enggan bangun malah menutupi tubuhnya dengan selimut. Sibakan selimut membuatnya terkejut, Emilly membuka matanya sangat lebar. " Nona muda harus makan ".

Emilly kembali mengambil selimutnya dan menutupi tubuhnya dengan selimut. Tindakan Richard sama sekali tidak sopan main terobos kamarnya. Pikiran Emilly berkecamuk tapi dia tidak menghiraukan Richard. Setelah beberapa menit tidak ada pergerakan akhirnya Emilly menurunkan selimutnya sedikit agar bisa melihat Richard. Dan benar saja Richard masih berdiri di sampingnya. Gadis itu menghela nafasnya, Tiba-tiba Richard mengangkatnya dan membawa Emilly keluar. " TURUNKAN AKU, AKU BISA BERJALAN SENDIRI " Emilly memberontak. " Diam atau nona muda akan terjatuh dilantai". Akhirnya Emilly terdiam. Semua pelayan melihat mereka berdua Emilly sangat malu. Pipinya bersemu merah, ada juga pelayan yang menatapnya kagum. Emilly duduk dan mulai memakan makananya setelah itu dia beranjak dan menuju kamarnya lagi.

Emilly kembali mengunci dirinya didalam kamar. Liburanya bisa berantakan jika seperti ini. Emilli mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. "Ya sweety, ada apa?" Tanya seorang gadis di sebrang. " Aku sendirian di rumah kakak bisakah kamu menginap disini bersamaku?" Emilly berharap pada sahabatnya. " Tidak bisa sweety aku sedang keluar kota, lain kali saja ya. Maafkan aku " Emilly menghala nafasnya. "Iya kalau begitu nikmati liburanmu sampai jumpa " Emilly menutup panggilanya dan melemparkan ponselnya sembarangan. Tidak ada yang bisa dilakukanya akhirnya Emilly keluar dari kamarnya. Emilly membawa beberapa makanan ringan dan membawanya masuk kedalam kamarnya. Mungkin dia bisa melihat drama korea di kamarnya. Tapi tidak seru jika dia hanya melihatnya seorang diri.

Emilly mencari seorang pelayan agar menemaninya menonton drama. Tapi gadis itu tidak menemukan seorangpun. Dimana semua pelayan-pelayan yang bekerja di sini. Emilly melihat Richard yang sedang meminum kopinya di depan teras bersama satpam. Kemudian Emilly masuk kembali kedalam rumah dia berjalan lemas ke arah tangga. " ada yang bisa saya bantu nona muda?" Ucap Richard dibelakang Emilly. Sontak gadis itu langsung menengok kebelakang. " Kemana para pelayan aku butuh teman untuk menonton drama korea "

" Semuanya sudah pulang nona, sebagai tanda maafku aku akan menemani nona muda melihat drama korea" Emilly membulatkan matanya. Yang ada nanti Emilly malu sendiri pasalnya kalau dia sudah melihat drama suka teriak-teriak karena cowok-cowoknya ganteng. " Tidak usah kalau begitu aku akan menonton sendiri " Emilly kembali melanjutkan langkahnya. Richard menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sepertinya dia salah bicara. Richard membuka pintu kamar Emilly dan masuk kesana. Lampunya mati dan Emilly tengah serius melihat drama korea didepan tv. Bahkan saat Richard datang Emilly tidak merasakanya.

" Wah, romantis sekali seharusnya aku diposisi wanita itu " Richard melihat Emilly dan pandanganya teralih ke drama korea didepanya. Terlihat laki-laki yang tengah memeluk wanita dengan mesranya saat laki-laki itu mendekat wajahnya ke arah si wanita, Richard langsung menutup mata Emilly sampai adegan itu selesai. Bagaimana anak SMA menonton drama seperti ini. " Ini siapa sih!! " Emilly menarik-narik tangan Richard hingga terlepas. " Richard!! Apa yang kamu lakukan dikamarku?" Cercah Emilly dengan nada marah. " Nona tidak seharusnya melihat film seperti itu " Emilly beranjak dari tempat tidur dan berdiri didepan Richard. " Kenapa? Apa masalahmu tidak seharusnya kamu melarangku " Emilly mendorong tubuh Richard agar pergi darinya. " Nona !!" Emilly memukul dada Richard, dia marah, kecewa dan sedih. "Nona muda " Richard memeluk Emilly.

" Tolong jawab aku sekali saja dengan jujur " Richard menganggukkan kepalanya. " Kenapa- Kenapa kamu mau jadi penjagaku dari kecil? Tidak bahkan kau sangat menyayangiku waktu itu. Apakah .... apakah karena pekerjaan? " Emilly menitihkan air matanya. " Nona muda, saya hanya menjalakan tugas. Saya hanya ingin setia dengan anda karena janji yang sudah saya buat dengan tuan Juna. Saya sudah menganggap nona sebagai adik saya sendiri " Emilly baru saja di sambar petir di siang bolong. Benar seharusnya dia sadar itu. Dia harus sadar Richard tidak menganggapnya sebagai wanita tapi hanya sebagai adik perempuan.

Setelah itu mereka kembali menonton drama dalam keadaan diam. Richard tidak akan mengatakan perasaanya pada Emilly. Tidak sekarang bahkan sampai waktunya berakhir di rumah ini. Biarlah Emilly bahagia dengan laki-laki yang sanggup menjaga cinta untuknya. Richard setiap hari bahagia didekat Emilly tak ada satu haripun yang dilewatkanya untuk melihat senyum Emilly.

***

Kau tau aku sangat mencintaimu
Tapi hanya diam, karena aku tidak sanggup mengukapkanya.
Dia cintaku, akhirku dan duniaku.

HYLOPHOBIA (TAMAT) #wattys2019Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang