Part 17

2.1K 135 0
                                    


. Maaf ya akhir-akhir ini jarang update soalnya lagi sibuk juga di sekolah. Aku akan update hari ini jadi jangan lupa ya ikutin terus.
.
.
.
.
.
.
"Bagus, woy bantu nih bawa" Keadaan rumah sakit memang sudah sepi. Ellina di bawah pergi oleh dua orang yang mengenakan baju dokter dan perawat. Ternyata Romi memang tidak tinggal diam, dia tau jika Ellina masih hidup dan di rawat di rumah sakit. Tak ada orang tau jika Ellina di bawah pergi. Kedua orang itu keluar dari loby rumah sakit. Sebuah sedan hitam berhenti di depan kedua orang itu. "Cepat buka pintunya " jelas orang yang memakai setelan dokter itu. Ellina di bawa masuk dan sang pengemudi mempercepat laju mobilnya. Suasana kota sangat sepi, mungkin karena sudah malam. Mobil itu keluar dari kota dan menuju ke sebuah tempat yang sangat jauh.

Sunyi senyap kepala Ellina sangat pusing, dia terbangun dan melihat sekelilingnya dengan pandangan asing. Tangan, kakinya di ikat serta mulutnya di bungkam dengan lakban hitan. Ellina menronta mencoba melepaskan tali yang melilitnya. " Hmpp...tohmm... " Air matanya menetes tiba-tiba. Suara ketukan sepatu mendekat kearahnya Ellina takut. " sudah sadar rupanya " jelas orang itu dengan suara basnya. " Jane lepaskan lakbanya, aku ingin bicara dengan gadis ini " Ellina menundukkan kepalanya. Srakh!! Lakban itu terlepas dari mulut Ellina. " Apa yang kau mau!!" Sergan Ellina dengan penuh amarah. " HA HA HA HA Jangan marah Ellina, seharunya aku membunuhmu saja waktu itu, sekarang kau sangat menyusahkanku " jelas orang itu dengan nada mengintimidasi. " Oh jadi kau yang membunuh kedua orang tuaku, akan ku hajar kau " Ellina meronta dan menendang-nendangkan kakinya di sekitar orang itu. " DIAM!!" Sungut laki-laki itu.

" Diam, atau ku bunuh kau sekarang juga. Ternyata kau tumbuh menjadi orang yang cukup sukses juga. Seperti ayahmu dulu saat dia belum mati ha ha ha. Kau harus tau Ellina ayahmu sendiri yang menyebabkan diri dari masalah itu. Seandainya waktu itu dia memberikan bukti itu semuanya tidak akan terjadi seperti ini. " jelas orang itu. " Tapi kau tidak seharusnya membunuh Dad and Mom " Air mata Ellina menetes rasa sakit itu kian melebar. " Tidak membunuhnya kau bilang. Hei!! Asal kau tau semua saham yang sudah di masukkan ke dalam Echo Grup tidak akan bisa di tarik. Tapi ayahmu itu keras kepala dia sendiri yang mencari mati "

" Dan sekarang akau disuruh melenyapkamu karena kau sudah mengetahui kematian ayah dan ibumu. Tapi tenang aku akan memberikan waktu untukmu 2 hari untuk menikmati hidup di kursimu setelah waktu itu selesai barulah aku akan membunuhmu dengan sekali tembakan. Door!! Dan kau akan mati" Ellina meronta dia ingin lepas dan menghajar laki-laki dihadapanya itu. " Brengsek!! Bajingan kau sungguh kejam dan atasan gilamu juga iblis. Kalian adalah pembunuh yang tidak tau adab " umpat Ellina dengan sangat keras. Plakk!! Laki-laki itu menampar Ellina dengan sangat keras. Sampai pipinya berubah menjadi merah. Ellina merasa jika sudut bibirnya berdarah. " Jika sekali lagi kau bilang seperti itu, tidak akan menunggu berapa menit akan kubunuh kau" dagu Ellina dicekram dengan sangat keras. Ellina menahan rasa sakit saat kengkraman itu mengerat.

Laki-laki itu melepaskan cengkramanya dan meninggalkan Ellina. " Tidak jangan menangis Ellina kau kuat " Ellina mencoba menegarkan dirinya sendiri. Jane melihat ke arah Ellina sebelum perempuan itu benar-benar menghilang dihadapan Ellina.

***

Di rumah sakit Kyla mencari keberadaan Ellina. Tapi sampai detik ini tidak ada tanda-tanda Ellina. Kyla menuju resepsionis " bisakah aku minta nomor telephone dokter Juna?" Tanya Ellina pada seorang resepsionis itu. " maaf nona kami tidak bisa memberikanya " Kyla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. " kalau begitu apakah bisa anda menghubunginya ini sangat penting " Akhirnya laki-laki itu mengangguk dan mengambil telephone. Ada nada sambung disana "iya?" , "maaf dokter saya mengganggu cuti anda, tapi ada seorang wanita muda ingin berbicara dengan anda sepertinya penting" ujar laki-laki itu. " baiklah berikan telephone ini padanya" resepsionis itu memberikan telephonenya pada Kyla. " Hallo !! Dokter juna, Kak Ellina tidak ada di kamarnya dan aku sudah mencarinya kemana-mana. Bisakah anda membantuku aku takut terjadi sesuatu pada kak Ellina " jelas Kyla panjang lebar. "Baiklah aku akan segera kesana " Juna menutup panggilanya dan mengusap rambutnya dengan kasar.

Pasti Ellina dibawah oleh orang itu. Juna mengitimkan pesan pada Ricard agar dia segera ke apartemennya. Setelah beberapa jam barulah Ricard sampai didepan apartemen Juna. Juna menghembuskan nafasnya kasar. " Ricard biar polisi saja yang menangani kebakaran itu, kita cari Ellina dia menghilang. Kemungkinan besar dia dibawah oleh pembunuh itu kesuatu tempat. Kita berangkat sekarang" Ricard hanya tidak habis fikir melihat keadaan Juna yang kurang tidur. Tidak biasanya atasanya ini seperti ini " Tapi anda sebaiknya istirahat sebentar tuan, biar saya yang menanganinya " ujar Ricard. Juna menyunggingkan senyumnya " sudah aku baik-baik saja aku tidak bisa berfikir jernih kali ini, tolong siapkan mobil dan juga suruh anak buahmu melihat cctv yang ada di rumah sakit. Datangi setiap tempat yang ada cctvnya" jelas Juna.

Mereka berdua berangkat, ke rumah sakit. Ricard bisa melihat betapa khawatirnya Juna pada Ellina. Seperti waktu itu saat Juna mengkhawatirkan Jasmine saat gadis itu menghilang. Ah benar pasti Juna memiliki perasaan pada Ellina. Ricard senang akhirnya bosnya ini menemukan pengganti Jasmine di hatinya. Ponsel Ricard medering segera dia menyambungkan panggilan itu dengan earphonenya. " Ya, bagaimana? Kau sudah menemukanya" jawab Ricrad " Nona Ellina di bawah keluar dari rumah sakit oleh seorang dokter dan perawat, saya yakin itu adalah penyamaran yang sudah direncanakan. Mereka keluar pukul dua dini hari. Dari cctv yang ada mereka keluar dari kota. " jelas laki-laki disebrang telephone.

" Baiklah cari terus keberadaan nona Ellina " Richard mematikan panggilanya. " Bagaimana?" Tanya Juna. " Maaf tuan dari informasi tersebut nona Ellina di bawa keluar kota dengan mobil sedan berwarna hitam sejak pukul dua dini hari" jelas Richard. Sesampainya mereka di sana Kyla tengah duduk di salah satu bangku di depan kamar nenek Ellina. " Dokter!! Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Kyla. " Kau harus tenang, aku akan mencarinya dan sebaiknya kamu tidak membicarakan ini pada nenek Ellina " Kyla menganggukkan kepalanya. " Kau harus menjaga nenek Ellina sementara aku akan mencari Ellina " Juna menepuk pundah Kyla kemudian dia pergi keluar rumah sakit.

Richard melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. " Jangan hubungi polisi, oya tutup akses jalan dimanapun yang menghubungkan kota besar " suruh Juna. " baik tuan " Juna mengirim pesan pada Kyla. " Tolong kirim beberapa anak buahmu ke rumah sakit " Richard mengangguk. Keadaan sangat tidak aman bisa-bisa nenek Ellina jadi korban selanjutnya. Juna sudah memikirkan banyak kosekuensi yang ada. Mereka sampai di sebuah tempat. Juna mengeratkan jaketnya sebelum masuk kedalam bangunan itu. Richard mengikuti dari belakang. Juna langsung masuk tanpa bertanya pada resepsionis di sana. Juna naik lift bersama dengan Richard. " Beliau ada di lantai lima tuan " Juna hanya diam mendengar perkataan Richard. Mereka berdua sampai didepan ruang CEO.

" Aku akan masuk kau tunggu saja didepan " Richard ingin menolak bagaimana jika terjadi sesuatu pada tuanya. " Tap--tapi tuan ini sangat berbahaya " Juna menepuk punggung Richard. " Tenang saja " Juna memutar kenop pintu dan langsung masuk tanpa permisi. Bisa dibilang tindakanya ini sangat tidak sopan. " Siapa kau " seru Romi. " Maaf berlaku tidak sopan di ruanganmu pak. Tapi bisakah kau melepaskan Ellina " jawab Juna to the point. Laki-laki tua itu tertawa. " Ha ha ha ha.. apa kau bilang melepaskanya tidak akan. Kau ini siapa ? Apa hubunganmu dengan bocah tengik itu " cercah laki-laki itu.

" Aku adalah temanya, memangnya salahnya apa sehingga kau tidak melepaskanya " ujar Juna. " Hei, asal kau tau anak muda. Dia itu pembawa sial dan aku tidak akan pernah melepaskanya sampai dia mati ma....ti.... ha ha ha ha " Juna tidak habis fikir dengan orang didepanya ini. " kau akan menyesal pak tua. Tuhan akan menghukummu atas semua tindakan yang kau lakukan kepada semua orang yang sudah kau bunuh " jelas Juna.

***
Aku hanya ingin kau tetap hidup
Jadi aku mohon bertahanlah
Sebebtar saja
Tunggu aku...

HYLOPHOBIA (TAMAT) #wattys2019Where stories live. Discover now